“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.”(HR. Bukhari Muslim)
Beberapa tahun lalu, seorang teman mengirimkan beberapa artikel penuh hikmah, salah satunya adalah cerita klasik tentang nelayan yang perlu untuk kita renungkan. Alkisah, suatu ketika tersebutlah seorang pengusaha sedang berlibur ke sebuah kampung nelayan. Ia merasa terganggu saat melihat seorang nelayan sedang bersantai di bawah pohon.
“Pak, mengapa Bapak tidak melaut?”
“Saya sudah melaut semalam dan saya perlu beristirahat.”
“Kalau Bapak melaut lagi, Bapak akan menghasilkan banyak ikan.”
“Lalu?”
“Bapak bisa mengumpulkan uang untuk membeli sebuah perahu.”
“Lalu?”
“Dengan perahu itu, Bapak tidak perlu lagi menyetorkan sebagian keuntungan Bapak kepada pemilik perahu.”
“Lalu?”
“Bapak bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk membeli perahu kedua.”
“Lalu?”
“Dengan dua perahu, Bapak bisa menghasilkan lebih banyak uang dan membeli perahu ketiga, perahu keempat, perahu kelima, dan seterusnya.”
“Lalu?”
“Jika perahu Bapak sudah banyak, Bapak bisa menyewakannya pada nelayan lain, sehingga Bapak tidak perlu lagi melaut.”
“Lalu?”
“Bapak bisa hidup senang dan bersantai.”
Nelayan itu tersenyum dan berkata, “Menurut Bapak, apa yang sedang saya lakukan sekarang?”
Tulisan tersebut diakhiri dengan penyampaian hikmah bahwa kita perlu berhenti sejenak dari kerja keras dan rutinitas. Namun saya tertarik dengan hal lain pada cerita itu, kesederhanaan dan kepuasan dalam mencapai tujuan bekerja.
* * *
Betapa banyak orang yang bingung dalam menjalani kehidupannya. Ia tidak tahu dengan pasti arah dan tujuan aktivitasnya. Terpedaya oleh tipu daya dunia, terlenakan oleh senda gurau dan permainan yang melalaikan. Yang semakin dikejar, terasa semakin jauh untuk digapai. Karena keinginan dan nafsu manusia memang selalu lapar dan tak bisa kenyang. Akhirnya kehidupan yang dijalani tidak lain hanyalah kehampaan. Kerja yang dilakoni tidak bukan hanya kekosongan. Tanpa pemaknaan mendalam. Menjalani rutinitas yang tidak produktif. Mendapatkan kompensasi berlipat yang pada hakikatnya adalah mubazir.
Dunia memang menjadikan hidup ini lebih sempit dengan pola pikir yang pragmatis. Bekerja keras dengan tujuan untuk mendapatkan banyak uang, bekal untuk menikah dan mengurus anak, melanjutkan studi, meniti karir, naik jabatan, memiliki harta yang berlimpah, bla bla bla, jelas bukan kekeliruan, tapi setelah itu apa? Mati? Iya kalo mati setelah memiliki harta melimpah, kalo belum? Karenanya ketika bekerja hanya ditujukan untuk hal – hal yang sifatnya keduniaan, rutinitas dan kelalaian takkan terhindarkan. Ambisi besar untuk sesuatu yang semu dan sementara, dan takkan pernah terpuaskan.
Bekerja adalah berkarya. Mendayagunakan kemampuan yang dimiliki untuk mendatangkan kebermanfaatan. Mengisi waktu hidup yang sementara dengan amal produktif. Mengasah kreatifitas, membangun kerja sama konstruktif dan menjadikan pribadi kita menjadi seorang pembelajar sejati.
Bekerja adalah berkontribusi. Kontribusi untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan orang – orang yang kita cintai. Karenanya ketika kita bekerja namun produktifitas dan kebermanfatan kita malah menurun, bisa jadi ada yang salah dalam kerja kita.
Bekerja adalah ibadah, sarana untuk mencapai ridho Allah. Sedangkan harta adalah amanah, dapat menyelamatkan, dapat pula menjerumuskan. Bekerja akan membantu penyempurnaan pelaksanaan
kewajiban. Tanpa bekerja bagaimana hendak menunaikan zakat atau naik haji, misalnya. Namun ketika kerja kita semakin membuat kita jauh dari Allah, sejatinya kita tidak bekerja, tapi mengejar dunia. Ketika rasa syukur kita berkurang, kedermawanan kita menipis, idealisme Islam kita tergadaikan atau amal shalih kita turun drastis, bisa jadi ada yang salah dalam kerja kita. Mungkin kita lupa muara hidup kita, toleransi yang berlebihan terhadap kemaksiatan atau mungkin penyakit wahn mulai datang menggerogoti. Na’udzubillah.
Dan bekerja adalah jalan kebaikan yang penuh keutamaan, selama diniatkan dengan baik, dilakukan dengan cara yang baik dan memberikan dampak yang baik. Marilah kita luruskan kembali niat kita dalam bekerja, menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan menghiasi kerja dengan memberikan kebermanfaatan yang luas.
Sumber : http://udiutomo.blog.friendster.com/2010/02/
Allah berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1 – 3)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl ayat 125)
"….Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS az-zumar (39) ayat : 9)
"….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)
"….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (ulama)…" (QS fathir (35) ayat 28)
Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).
"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat." (HR. Al Baihaqi)
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar