Laman

Kamis, 24 Februari 2011

Tips Jadi Istri Solehah

Bismillahirrahmanirrahim ...

Mari hayati pesanan isteri ‘Auf bin Muhlim Ashaibani kepada puterinya ketika hendak bernikah dengan al-Haris bin Amr, raja negeri Kandah. Sewaktu utusan diraja hendak membawa pengantin untuk disampaikan kepada raja, ibunya berwasiat kepada anak perempuannya :
"Wahai anakku! Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu, aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya, tetapi ia sebagai peringatan untuk yang lalai dan pedoman kepada yang berakal."

"Andai kata wanita tidak memerlukan suami kerana berasa cukup dengan kedua ibu bapanya, tentu ibumu adalah orang yang paling berasa cukup tanpa suami. Tetapi wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk mereka."

Wahai puteriku, Sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu untuk berpindah kepada seorang lelaki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru. Kerana itu, jadilah 'budak' wanita baginya, tentu dia juga akan menjadi 'budak' bagimu serta menjadi pendampingmu yang setia.

Peliharalah sepuluh sifat ini terhadapnya, tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu.

Pertama dan kedua, berkhidmat dengan rasa puas serta taat dengan baik kepadanya.

Ketiga dan keempat, memerhatikan tempat pandangan matanya dan bau yang diciumnya. Jangan sampai matanya memandang yang buruk daripadamu dan jangan sampai dia mencium kecuali yang harum daripadamu.

Kelima dan keenam, memerhatikan waktu tidur dan waktu makannya, kerana lapar yang berlarutan dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan rasa marah.

Ketujuh dan kelapan, menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Perkara pokok dalam masalah harta adalah membuat anggaran dan perkara pokok dalam keluarga adalah pengurusan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahsianya. Apabila kamu tidak mentaati perintahnya, bererti kamu melukai hatinya. Apabila kamu membuka rahsianya kamu tidak akan aman daripada pengkhianatannya.


Kemudian janganlah kamu bergembira di hadapannya ketika dia bersedih atau bersedih di hadapannya ketika dia bergembira. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu dia akan sangat memuliakanmu.

Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dengannya, tentu dia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan dapat apa yang kamu inginkan sehingga kamu mendahulukan keredaannya daripada keredaanmu, dan mendahulukan kesenangannya daripada kesenanganmu, baik dalam hal yang kamu sukai atau yang kamu benci dan Allah akan memberkatimu.”

Nasihat di atas seharusnya diterima dengan beberapa asas penting :
  • Suami yang dicari adalah suami yang beriman lagi taat kepada perintah Allah.
  • Ketaatan kepada suami adalah wajib dengan syarat beliau tidak melakukan perkara yang bertentangan dengan syariat Allah.
  • Begitulah hukum Allah, di sana sentiasa ada ‘dua bahagian muka syiling’. Kalau diperhati setiap nasihat di atas, perbuatan kita yang positif akan menghasilkan reaksi dan tindak balas positif juga dengan izin Allah.
  • Saya sering mengingatkan diri sendiri sebagai isteri dari muda hingga sekarang dan masih sangat mempercayai bahawa: "Kita hanya boleh mengubah diri sendiri. Percayalah apabila kita berubah, persekitaran dan orang di sekeliling juga akan berubah secara positif.”

Oleh : Dr Hafidzah Mustakim

Sumber : http://ummi-hanie.blogspot.com/2010/05/10-tips-jadi-isteri-solehah.html


Tips Menjadi Istri IDEAL Di Mata Suami

Kebanyakan wanita tentu ingin menjadi istri sempurna di mata suaminya. Apalagi setelah mengetahui masih banyak kekurangan dalam dirinya. Anda mungkin akan menemukan cara untuk memperbaiki diri.

Perlu Anda tahu, menjadi istri ideal bukan hanya perlu mengubah sikap, tapi juga mengetahui lebih banyak tentang cara menciptakan pernikahan yang baik. Berikut sosok istri ideal di mata pria.

Tidak berusaha mengubah pasangannya
Jangan pernah punya pikiran untuk mengubah kebiasaan atau sikap suami. Meski Anda sudah marah-marah ketika melihat suami selalu meninggalkan pakaian kotor atau handuknya di lantai, tetap saja omelan Anda hanya dianggap angin lalu.

Seorang pakar perilaku mengatakan, Anda tidak bisa mengubah orang lain. Yang dapat mengubah hanya diri sendiri. Cara terbaik menangani situasi ini adalah mencari cara lain. Misalnya, meletakkan keranjang cucian kotor di tempat yang mudah diakses pria. Kompromi ini bisa menjadi jalan keluar yang baik.

Berterus terang
Jika Anda menginginkan sesuatu, jangan hanya mengungkapkan dengan ekspresi wajah cemberut atau omongan bertele-tele. Ungkapkan langsung padanya apa yang sedang Anda inginkan. Tidak selamanya jujur itu menyenangkan.

Mengucapkan “Terima Kasih”
Jadikan ucapan ini sebagai suatu kebiasaan. Katakan “terima kasih” ketika dia menjemput anak-anak dari sekolah, menempatkan pakaian kotor dalam keranjang atau memasak sarapan istimewa untuk Anda. Tidak perlu meberikan penghargaan berlebih, tapi cukup memperhatikan hal-hal yang suami Anda lakukan dan ucapkan “Terima kasih”.

Berikan kebebasan cukup
Setiap orang perlu sedikit waktu untuk dirinya sendiri. Entah itu, untuk bersantai, menjalani hobi, atau bersosialisasi dengan teman-teman. Jika suami adalah pencinta golf, namun Anda tidak, jangan menganggunya. Berikan kesempatan dan biarkan ia merasakan kesenangan.

Orang-orang yang berinteraksi dengan teman-temannya bisa merasakan hidup lebih sehat. Jadi biarkan dia memupuk hubungannya dengan teman-teman pria seperti halnya Anda ingin memiliki waktu bebas seperti masih lajang.

Membuatnya menjadi prioritas
Seorang istri sekaligus seorang ibu pasti sering lebih mengutamakan pekerjaannya, mengurusi rumah dan memperhatikan anak-anak ketimbang mengurusi suaminya. Menghabiskan waktu berduaan sekadar bersantai itu perlu. Meluangkan waktu menemaninya bekerja dan menemaninya menjalani hobi barunya juga bisa membuat si dia merasa diperhatikan dan menjadi prioritas buat Anda. Jika ini dia rasakan, otomatis dia akan berusaha menjadi suami yang baik.

Menjaga penampilan
Kebanyakan istri tidak punya waktu mempercantik diri atau menjaga penampilan. Untuk tetap membuat suami betah di rumah, ada baiknya Anda memperbaiki penampilan. Bisa dengan berolahraga, makan sehat dan melakukan perawatan tubuh bisa mempertahankan aura positif. Sikap percaya diri perlu dipertahankan, dan Anda akan terus menjadi wanita yang bersemangat menjaga keutuhan rumah tangga.

Sumber : http://malangbisnis.blogspot.com/2010/01/tips-menjadi-istri-ideal-di-mata-suami.html


Menjadi Wanita & Istri Solehah

Lihatlah pada diri anda wahai Istri…,

Apakah anda sebagai tempat yang tenang bagi suamimu? Dia merasa tenang untuk datang kepada anda setelah pergi dan berpisah, penat, capek dan lelah? Atau anda menghindarkan diri untuk menemaninya, dan sangat berat bagi anda untuk ikut menanggung kegalauan perasaannya ?

Sesungguhnya keberadaan anda sebagai tempat yang tenang bagi suami, mengingatkan anda agar bisa sebagai tempat istirahat baginya dalam segala sisi; menebarkan ketenangan dirumah, menyiapkan makanannya dan membersihkan rumahnya, sehingga dia tidaklah mendengarkan kecuali kebaikan. Dan matanya tidak melihat pada diri anda kecuali kebaikan. Jika anda menginginkan suami yang bisa menyejukkan mata anda, maka jadilah penyejuk mata baginya.

‘Abdullah bin Ja’far berwasiat kepada putrinya pada hari pernikahannya,  
“Hindarilah olehmu sifat cemburu, karena merupakan kunci terjadinya perceraian. Jauhilah olehmu banyak mencela, karena akan menyebabkan kebencian. Pergunakanlah celak, karena merupakan perhiasan yang paling baik. Dan wewangian yang paling semerbak adalah air.”

Seorang ibu menasehati putrinya pada malam pernikahan, dia berkata,  
“Kamu wajib untuk qona’ah, mendengar dan taat, menjaga diri dan tenang. Jagalah kecintaan. peliharalah harta benda. Bantulah pekerjaannya. Kerjakan apa yang menyenangkannya. Simpanlah rahasianya. Jangan menentang perintahnya. Tutuplah cela dan sakunya. Cintailah dia ketika sudah tua. Jagalah lisanmu. Pilihlah tetanggamu. Dan kokohlah didalam keimananmu.”

Lalu dimanakah Anda wahai wanita yang mulia dari wasiat-wasiat berharga ini untuk dipersembahkan kepada seorang suami yang disabdakan oleh Rosulullah,  
“Dia adalah surga dan nerakamu.”

Maka tidak sepantasnya bagi seorang istri untuk tertawa dihadapan suaminya ketika dia dalam keadaan marah. Dan tidak sepantasnya bagi seorang istri tatkala suaminya marah, dia tinggalkan dan tidak berusaha untuk menjadikannya ridha. Karena hal ini akan semakin menambah kemarahan suami. Betapa banyak istri yang mempunyai tempat tersendiri didalam hati suaminya karena dia selalu berusaha untuk mencintainya dan membuatnya ridha, sampaipun tatkala sang suami marah kepadanya dalam keadaan dia yang salah terhadap hak istrinya.

Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda,  
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita kalian yang berada disurga? Yang penyayang, banyak anak dan banyak meminta maaf; yaitu wanita yang tatkala dizhalimi (oleh suaminya) mengatakan, ‘Ini tanganku berada di tanganmu, aku tidak akan merasakan ketenangan hingga engkau ridha’.”

Dan istri harus tahu bahwa membantu suami adalah wajib baginya. Wajib baginya untuk menaati suami dalam perkara yang halal. Adapun dalam perkara yang harom, maka tidak boleh menaatinya. Karena itu wajib baginya untuk mengerjakan apa yang dibutuhkan oleh suami dirumahnya, tunduk kepadanya dan tidak sombong.

Istri sholihah adalah yang mengetahui tentang agungnya kedudukan suami; dan besarnya hak suami atasnya. Maka dia akan berusaha keras untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepadanya. Seorang istri hendaknya merenungkan sabda Rosulullah, “Seandainya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.”

Maka wajib bagi istri untuk melayani suami dengan baik, menjaga rahasianya dan memelihara hartanya, karena dia adalah orang yang diamanati. Jangan sampai membuka tirainya kepada selain suami. Melembutkan hati anak-anak atasnya. Menghindari sikap keras dan kasar. Jika suami memberikan bantuan atau hadiah -misalnya-, maka berterimakasihlah atas perbuatannya dan memujinya dengan baik. Jangan mencela apa yang dia berikan dan jangan mencaci apa yang dia kerjakan untuk istri dan anak-anaknya. Istri harus mencari tempat-tempat yang bisa menjadikan suami ridha, kemudian bergegas mengerjakannya.

Selalu membantu suami untuk menjaga diri dan menghindar dari fitnah. Maka jangan tinggalkan tempat tidur suaminya, menyingkir tidur sendirian. Nabi bersabda,  
“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istri menolaknya, kecuali yang di langit akan marah kepada istri tersebut hingga suami ridha kepadanya.”

Maka temanilah suami didunia dengan cara yang baik. Kerjakan apa yang disukai suami -meski dia tidak menyukainya-, dan tinggalkanlah apa yang tidak disukai suami- meski dia menyukainya- karena mengharap pahala dari Alloh, dan sadar bahwa suami adalah tamu yang sedang singgah ditempatnya dan hampir pergi meninggalkannya, maka janganlah disakiti baik dengan ucapan maupun perbuatan.

Rosulullah bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia, kecuali istrinya dari bidadari berkata, ‘Jangan sakiti dia -semoga Alloh mencelakakan kamu-. Dia di sisimu hanyalah sekedar singgah, sebentar lagi akan meninggalkanmu menuju kami’.”

Ketahuilah bahwa wanita yang paling utama adalah yang selalu menganggap besar apa yang dilakukan oleh suaminya, meski perkara yang kecil. Memuji dihadapan orang lain dengan kebaikan meski suami penuh dengan kekurangan. Dia percaya bahwa semua itu akan berakibat baik baginya. Dan akan menjadi pendorong bagi suaminya pada suatu hari nanti untuk merasakan kecintaan dan kasih sayang istri kepadanya.

Hendaklah bersih hatinya terhadap suaminya. Jika dia kurang didalam memenuhi haknya, maka hendaklah dia pandai-pandai untuk menyampaikan hal tersebut dengan satu cara atau lainnya, tanpa menyakiti atau mencelanya, dengan mencari waktu yang tepat yang ketika itu pikiran suami sedang jernih dan lapang dada.

Kita memohon kepada Alloh agar menegakkan rumah-rumah kita diatas kebahagiaan. Dan kita memohon kepada Alloh agar menjadikan apa yang kita ucapkan ikhlas karena wajah-Nya Yang Mulia.

-dinukil dari Kitab HARMONIS, Idaman Setiap Keluarga; Asy-Syaikh Salim Al-’Ajmi;Pustaka Salafiyah-

Sumber : http://frostbound.blogspot.com/2010/09/menjadi-wanita-istri-solehah.html

Menjadi Istri Idaman Dunia Akherat


Diantara kepedulian Islam atas kehidupan rumah tangga Islami adalah penjelasan hak seorang istri dan hak seorang suami. agar terjadi keharmonisan hubungan berumah tangga. mengetahui posisi masing-masing agar tidak terjadi kesenjangan jabatan dalam rumah tangga. saling melengkapi dengan menunaikan tugas masing-masing.

Berikut adalah tips bagaimana menjadi seorang istri yang diidamkan didunia dan akherat dan menjadi istri terbaik baik suaminya :
1. Pertama dan yang paling penting adalah menerima kepemimpinan suami.

Perlu direnungkan sabda Rosulullah-sholallahu 'alaihi wasallam- berikut :
Artinya :
"Jila aku (berhak) memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR at-Tirmidzi. Beliau mengatakan : Hadist Hasan)

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga bersabda :
Artinya :
"Perempuan mana saja yang meninggal, sedangkan suaminya dalam keadaan ridho terhadapnya, maka dia masuk surga." (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Beliau mengatakan : Hadist Hasan Ghorib)

Ketaatan kepada suami adalah wajib atas istri selama suami tidak memerintahkan kepada maksiat kepada Allah. dan selain itu seperti suami memerintahkan suatu hal yang baik, maka wajib atas istri untuk melakukannya.

2. Hindari berkata yang kurang baik atau yang tidak enak didengar oleh suami.

Berkata yang santun dan bersikap lemah lembut terhadap suami tanpa mengucapkan kata-kata yang kasar baik ketika suami melakukan kesalahan atau karena hal yang lain. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya :
"Dan aku melihat neraka, aku belum pernah melihat pemandangan seperti pemandangan hari ini sebelumnya. dan aku melihat kebanyakan penduduknya adalah wanita. para sahabat bertanya : kenapa wahai Rosulullah? beliau menjawab : karena kekufuran mereka. para sahabat berkata : karena kufur terhadap Allah? beliau bersabda : karena kekufuran mereka terhadap suami, dan kekufuran mereka terhadap kebaikan (suami). jika engkau berbuat baik kepada mereka sepanjang satu tahun, kemudian mereka melihat ada sedikit keburukan dalam dirimu, maka mereka akan berkata : saya tidak pernah melihat kamu berbuat baik sedikitpun." (HR Bukhori dan Muslim)

3. Perbanyak Sedekah Dan Istighfar.
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya :
"Wahai para wanita, bersedekahlah! dan perbanyak istighfar karena aku melihat penduduk neraka yang kebanyakan adalah kalian. salah seorang perempuan berkata : kenapa kami wahai Rosulullah? beliau bersabda : karena kalian banyak melaknat, mengkufuri suami, dan aku tidak melihat dalam diri kalian kecuali 2 (dua) kekurangan yaitu kekurangan akal dan agama yang sangat dominan dalam diri kalian. wanita itu berkata : wahai Rosulullah, apa yang dimaksud 2 (dua) kekurangan akal dan agama? beliau bersabda : kekurangan akal yaitu karena persaksian 2 (dua) orang dari kalian sebanding dengan seorang laki-laki, maka ini yang disebut kekurangan dalam akal. dan berhari-hari kamu tidak sholat (karena haid) dan juga tidak puasa ramadhan (karena haid, hamil atau menyusui), maka ini yang dimaksud kekurangan dalam agama." (HR Muslim)

Sumber : http://nakasihlove.blogspot.com/2010/05/menjadi-istri-idaman-dunia-akherat.html


AGAR ANDA BAHAGIA DENGAN SUAMI ANDA

  1. Jangan membiarkan suami memandang dalam keadaan kita  tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia. 
  2. Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap kita dipandang oleh sang suami. 
  3. Perbanyaklah mencari keridhan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan kita kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu. 
  4. Pilihlah waktu ynag tepat untuk meluruskan kesalahan suami. 
  5. Jadilah kita orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami kepada orang lain. 
  6. Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang kita miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya. 
  7. Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut. 
  8. Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suami, hingga kita menyaksikannya sendiri. 
  9. Upayakan untuk tampil di depan suami dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula. 
  10. Berilah pengertian kepada suami agar dia menghormati kita dan saling menghormati dalam semua urusan. 
  11. Kita harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya. 
  12. Janganlah kita menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup. 
  13. Biasakanlah tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih. 
  14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara. 
  15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa kita pernah meminta sesuatu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika kita tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan. 
  16. Janganlah  mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami dan ia tidak suka melihatnya. 
  17. Jangan lupa bila melihat suami shalat sunnah di rumah, hendaknya kita berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya kita duduk mendengarkannya. 
  18. Jangan berlebih-lebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu. 
  19. Janganlah mendahulukan pendapat kita dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cinta kita kepadanya mendorong kita mendahulukan pendapatnya. 
  20. Janganlah mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya. 
  21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepada kita dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya. 
  22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa kita lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepada kita. 
  23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka kita punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya. 
  24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga dengan barang-barang yang disenangi suami kita. 
  25. Jangan sampai  meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya. 
  26. Katakanlah kejemuan dan kebosanan kita ketika ia sudah meninggalkan rumah. 
  27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersama kita, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya. 
  28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur. 
  29. Janganlah mengabaikan pemimpin kita (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suami kita. 
  30. Janganlah berbicara dengan sang suami, seakan-akan kita suci dan dia berdosa. 
  31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira. 
  32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya. 
  33. Perlihatkan kepada suam kita bahwa kita turut merasakan apa yng dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya. 
  34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan. 
  35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu kanmenyakitkannya. 
  36. Ingatkanlah selalu pada suami kita bahwa kita tidak tahu (bagaimana nasib kita) seandainya tidak dipersunting olehnya. 
  37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepada kita.

NB. Sebagian Kiat2 diatas juga berlaku sebaliknya, bagi suami ke istri tercintanya... :-)

Sumber : http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=179566278736603&id=142166167328


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Ternyata Perbedaan itu Begitu Indah

Bangsa kita adalah bangsa yang terdiri atas berbagai suku dan bahasa yang berbeda beda ada suku padang, jawa, sunda, bugis, aceh, batak, tionghoa dan lain sebagainya, juga bangsa kita terdiri dari pulau-pulau yang terhampar dari sabang sampai merauke yang terdiri dari pulau besar dan kecil dengan berbagai macam kekayaan alam, tumbuhan dan hewan yang dimilikinya.

Sungguh perbedaan merupakan anugerah Allah yang luar biasa, maha besar Allah dan segala puji bagi-Nya.Demikianlah ketetapan Allah atas alam semesta ini, ada hitam ada putih, ada besar ada kecil, ada atas ada bawah, ada susah ada senang, ada kaya ada miskin dan sebagainya.

Marilah kita teliti keindahan dari perbedaan tersebut yang telah di anugerahkan Allah kepada kita :
• Allah menciptakan manusia terdiri dari laki2 dan wanita,”coba kita bayangkan bagaimana seandainya Allah hanya menciptakan laki2 saja atau perempuan saja, pastilah kesepian bukan?”
• Allah menciptakan rupa dan wajah yang berbeda-beda,”coba bayangkan seandainya Allah menciptakan laki2 dan wanita dengan wajah yang serupa.”
• Lihatlah jari jemari yang kita miliki, ada ibu jari, jari telunjuk, jari kelingking dan sebagainya, ”Coba kita bayangkan lagi apa jadinya jika jari kita jempol semua atau kelingkingnya dua mungkin akan tampak aneh bahkan menakutkan”. maka mulai terasa indahlah perbedaan itu.

Ada rahasia dibalik perbedaan
• Coba kita lihat kembali jari jemari kita yang terdiri dari ibu jari, kelingking telunjuk dan sebagainya, semua yang berbeda itu jika kita kepalkan menjadi sebuah kepalan maka ia akan menjadi sebuah kekuatan, maha besar Allah dan segala puji bagi_Nya.
• Lihat lagi rumah kita terdiri dari bagian2 yang berbeda beda, ada atap, dinding, pintu, jendela dan sebagainya bukankah menjadi indah dan memberi kenyamanan bila bersatu ketika panas untuk berlindung dan hujan tempat kita berteduh.
• Lihatlah bumbu2 masakan didapur, ada cabe, bawang merah, bawang putih, tomat, garam, gula dan sebagainya apabila disatukan dan diracik akan menghasilkan masakan yang begitu nikmatnya. Ternyata perbedaan itu begitu indah bukan? Maha besar Allah dan segala puji bagiNya.


Beberapa potensi dari perbedaan sebagi anugrah dari Allah swt :

• Potensi untuk menjadi kekuatan
• Potensi untuk menjadi keindahan
• Potensi untuk membangun
Bisakah perbedaan itu disatukan?
Bisakah potensi dari perbedaan itu dimanfaatkan untuk suatu yang bermanfaat bagi kebaikan bersama?
Firman Allah :
“Aku ciptakan manusia dengan berbangsa-bangsa dan bernegara agar mereka saling mengenal”.

Rasulullah saw mengatakan dalam hadistnya,
"“Iqtilafi ummati rohmatun” : Perbedaan diantara umatku adalah rahmat."

Negeri ini sudah dihadiahi begitu banyak anugerah kekayaan alam dan bermacam suku2 dan bahasa ini dengan perbedaan yang begitu indah marilah kita jaga keindahan ini dengan toleransi yang tinggi, saling menghargai, menghormati dan sama2 membangun masayarakat yang lebih baik, beriman, sejahtera bahagia dunia dan akhirat, amin..

Wallahu alam...
Semoga bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Oleh : abizakii

Sumber : http://virouz007.wordpress.com/2010/06/27/ternyata-perbedaan-itu-begitu-indah/


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Harta Dalam Pandangan Islam

Pada dasarnya harta punya sifat yang saling bertolak belakang. Kadang-kadang dapat menyelamatkan pemiliknya, namun tak sedikit pula mencelakakan. Oleh sebab itu Islam telah mengatur bagaimana caranya seorang muslim dapat memanfaatkan harta yang dimilikinya itu agar berguna bagi kehidupan dunia dan akhirat. Belumlah lengkap jika harta itu hanya dinikmati untuk kepentingan duniawi dan sama sekali tak berpengaruh pada kehidupan akhirat. Keduanya harus mendapat porsi yang seimbang.

Harta bukan suatu tujuan hidup. Bukan suatu sebab untuk mencapai kebahagiaan. Kalau seseorang menempatkan harta sebagai tujuan hidup dan menganggap segalagalanya, maka ia akan sering mendapatkan kesulitan daripada kedamaian hati. Tujuan hidup adalah melaksanakan suatu kewajiban-kewajiban. Adapun harta benda yang kita miliki merupakan sarana untuk mendukung pelaksanaan kewajiban-kewajiban itu. Kita beribadah perlu harta. Orang tak akan bisa membangun masjid, menyantuni yatim piatu, berzakat dan bersedekah dan berangkat haji tanpa didukung oleh sarana harta benda.

Kadang-kadang orang jadi tergila-gila oleh harta benda. Ia membanting tulang dan memeras keringat, tak kenal siang atau malam, tak kenal kawan atau lawan asal tujuannya tercapai. Kalau harta sudah didapat, ia ingin lebih banyak lagi dan ingin terus bertambah.

Kesibukannya memburu harta membuat dirinya lupa terhadap kewajiban. Ibadahnya jadi malas. Bahkan hatinya jadi kikir. Harta yang terkumpul sangat dicintainya sehingga enggan mengeluarkan sedekah atau berzakat. Orang-orang yang demikian ini justru jadi budak hartanya sendiri.

Sangatlah beruntung orang kaya yang mampu mengendalikan harta kekayaannya. Dimanfaatkan untuk jalan kebaikan, gemar bersedekah, berzakat, menunaikan ibadah haji, infak, menyantuni yatim piatu dan sebagainya. Semakin banyak hartanya semakin sering pula ia bersyukur pada Allah. Ibadahnya pun jadi lebih tekun. Orang-orang yang demikian ini sadar kalau harta yang didapatkan semata-mata karena kemurahan Allah sehingga dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Dalam kitabnya, Al Maal Fil Islam, DR Muhammad Mahmud Bably berpendapat, harta tercela menurut Islam yaitu harta yang dijadikan obyek tujuan, dan bagi pemilik harta menjadikan harta itu sebagai perlindungan terhadap harta yang ditimbunnya atau yang disembunyikannya. Kemudian menahan terhadap orang lain dan pemanfaatan harta yang seharusnya beredar dari tangan yang satu ke tangan lainnya. Sehingga akan timbul sifat kikir atau memejamkan mata. Sebagaimana pula agama Islam melarang sifat yang berlebih-lebihan dan sifat mubadzir, dan Islam mengajak kepada sifat cukup atau seimbang dalam segala hal. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir tetapi (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.’’

Oleh sebab itu untuk mendapatkan rezeki yang halal, harta yang berkah dan terus bertambah maka mulai sekarang kita harus berhati-hati dalam berikhtiar. Mencari, nafkah atau rezeki itu gampang-gampang susah. Kadang-kadang seseorang sudah berhati-hati, namun suatu ketika ia lengah sehingga memungut harta yang tidak halal, atau cara mencarinya melanggar syariat Islam.

Sesungguhnya harta yang baik adalah jika diperoleh dari cara yang halal dan dimanfaatkan menurut tempatnya. Sebuah hadis riwayat lbnu Umara ra. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dunia itu bagaikan tumbuh tumbuhan yang menarik. Barangsiapa yang mencari harta dunia dari harta yang halal, kemudian dibelanjakan sesuai dengan haknya, maka Allah Taala akan memberi pahala dan akan dimasukkan ke surga. Dan barangsiapa yang mencari harta dunia, bukan dari harta yang halal dan dibelanjakan bukan pada haknya, maka Allah akan menempatkan ke dalam tempat yang hina. Dan banyak orang yang ambisi dalam mencari di jalan Allah dan Rasulnya yang masuk ke dalam api neraka pada hari kiamat.”

Harta itu pada hakikatnya halal. Namun bisa saja berubah menjadi tercela dan mencelakakan pemiliknya. Sebab jika seseorang mencarinya dengan cara yang tidak halal, maka kedudukan harta itu menjadi haram. Apabila harta haram itu dimakan maka sari-sari makanan akan bercampur menjadi darah. Kalau sudah bercampur dengan darah dan setiap saat mengalir ke sekujur tubuh, maka sulitlah seseorang untuk mensucikan sesuatu yang haram itu. Pada akhirnya kelak di akhirat akan menjadi siksaan baginya. Perlulah disadari bahwa sesungguhnya harta itu pada dasarnya merupakan sarana dan ladang bagi kehidupan akhirat. Barangsiapa yang mendapatkannya dengan cara halal, lalu dimanfaatkan untuk kebaikan, misalnya menafkahi keluarga, sebagian disisihkan untuk fi sabilillah, maka harta akan menjadi sangat bermanfaat. Kelak akan menjadi penolong di akhirat. tags: sejarah islam dan nabi.

Sumber :  http://www.freetaskatcampuss.co.cc/2010/06/harta-dalam-pandangan-islam.html


Konsep Harta dan Ekonomi dalam Islam

Islam mempunyai pandangan yang jelas mengenai harta dan kegiatan ekonomi. Pandangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pemilik mutlak terhadap sesuatu yang ada di muka bumi ini, termasuk harta benda, adalah Allah. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relative, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan seuai dengan ketentuanNya.
“berimanlah kamu kepada Allah dan RosulNya dan nafkahkanlah sebagian dari harta kamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) hartanya mendapatkan pahala yang bear.” (al-Hadid : 70)

“… dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepada kalian…” (an-Nuur : 33)

Rosulullah saw bersabda,  
“seseorang pada hari akhir nanti pasti akan ditanyakan tentang empat hal:usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dipergunakan dan ilmunya untuk apa dia pergunakan.”   (HR Abu Dawud)

2. Status harta yang dimiliki manusia adalah sebagai berikut.
a. Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah.
Manusia hanyalah pemegang amanah karena ia tidak mampu mengadakan benda dari tiada. Dalam bahasa Eintein, manusia tidak mampu menciptakan energy. Yang mampu manusia lakukan adalah mengubah satu energy ke bentuk energilain. Pencipta awal dari segala energy yaitu Allah.

b. Harta sebagai perhiasan hidup.
Manusia memiliki kecenderungan yang kuat untuk memiliki, menguasai, dan menikmati harta.
dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah adang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Sebagai perhiasan hidup, harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan, serta kebanggan diri.
“ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup.” (al-‘Alaq : 6-7)

c. Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini terutama menyangkut soal cara mendapatkan dan memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam ataukah tidak.
“dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.”   (al-Anfaal : 28)

d. Harta sebagai bekal ibadah. Harta adalah untuk melaksanakan perintahNya dan melaksanakan muammalah sesame manusia, melalui kegiatan zakat, infak, dan sedekah.
“berangkatlah kamu dalam keadaan merasa ringan ataupun meraas berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”  (at-Taubah : 41)

3. Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha atau mata pencaharian yang halal dan sesuai dengan aturanNya. Banyak ayat al-Qur’an dan hadits nabi yang mendorong umat Islam bekerja mencari nafkah secara halal.
“dialah yang menjadikan bumi mudah bagi kamu, maka berjalanlah di muka bumi ini dan makanlah sebagian dari rezekiNya.”   (al-Mulk : 13)

“hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah dijalan Allah sebagian daria usahamu yang baik…”   (al-Baqarah : 267)

Dikemukakan juga dalam hadits nabi, antara lain,
“sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang bekerja. Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah yang halah untuk keluarganya, maka sama seperti mujahid dijalan Allah.”   (HR Ahmad)

“mencari rezeki yang halal adalah wajib setelah kewajiban yang lain.”  (HR Thabrani)

4. Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan kematian, melupakan zikrullah (tidak ingat kepada Allah dengan segala ketentuannya), melupakan shalat dan zakat, serta memusatkan kekayaan hanya pada sekeolompok orang kaya saja.
“bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.”  (at-Takasur : 1-2)

“hai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”  (al-Munafiquun : 9)

5. Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti melalui kegiatan riba, perjudian, dan berjual beli barang yang dilarang atau haram.
“hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman khamar, judi, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamumendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat;maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu.” (al-Maidah : 90-91)
Jenis kegiatan lain yang dilarang antara lain, mencuri, merampok, penggasaban, curang dalam takaran dan timbangan atau melalui cara-cara yang batil dan merugikan serta suap menyuap.

Sumber : http://www.kaesyar.co.cc/2010/08/konsep-harta-dan-ekonomi-dalam-islam.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

KEMATIAN YANG BISA DIUNDUR" (UST.YUSUP MANSYUR)

KEMATIAN YG BISA DIUNDUR

"Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan."   (Al-An'aam: 60).

SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, "Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?""Yang anak muda tadi maksudnya?'' tanya Ibrahim."Ya.""Itu sahabat sekaligus muridku.""Ada apa dia datang menemuimu?""Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.""Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi." Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

"Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?", "Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup."

Saudara-saudaraku, pembaca "Kajian Wisata Hati" di mana pun Anda berada, kematian memang di tangan Allah. Justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla 'alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah... sedekah. Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar, maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorang pun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba.

Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah. Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.

Salam, Yusuf Mansur …..

Sumber : http://suwendi-online.blogspot.com/2009/04/kematian-yg-bisa-diundur-ustyusup.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

23 Karakter Munafik

Orang munafik adalah orang yang paling jahat dari semua orang dan layak untuk mendapatkan hukuman di hari kiamat. Ini karena mereka berperilaku sebagai Muslim, tetapi mereka adalah musuh yang paling jahat dari semua musuh karena mereka menyembunyikan kekufuran dan syirik. Pentingnya mempelajari kemunafikan adalah sebagaimana pentingnya mempelajari Tauhid karena keduanya saling berkaitan. Jika kita tidak mempelajari kufur, syirik dan nifaq, tidak dapat disangkal lagi, kita bisa jatuh ke dalamnya, dan selanjutnya menjadi Kafir. Jika seseorang tidak mengetahui karekteristik dari Musyirikin, dia akan menjadi Musyrik. Dan sama halnya jika kita tidak mempelajari kareteristik munafik kita akan menjadi munafik. Hanya Mu’min dan Muslim sejati yang takut melakukan nifak atau kufur, dan hanya muwwahid yang takut untuk melakukan syirik. Satu-satunya orang yang dengan bebas melakukan kufur, nifak dan syirik adalah Kafir. Perhatian pertama bagi setiap Muslim adalah menjauhi kufur, syirik dan nifak, dan kemudian beribadah kepada Allah semata.

Allah SWT Berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS An Nisaa’, 4: 145)

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari oleh Ibnu Abi Mulaikah, yang berkata,
“Aku bertemu tiga puluh Shahabat Nabi SAW dan masing-masing dari mereka takut menjadi orang munafik, dan tidak ada dari mereka yang berkata bahwa dia sekuat Jibril atau Mika’il.” Dan Hasan (Al Basri) berkata: ‘Hanya orang yang beriman yang takut dari kemunafikan, dan hanya orang munafik yang merasa aman darinya (kemunafikan). (Shahih Al Bukhari Kitabul Iman Bab 36)

Dan Nabi Ibrahim A.S. berkata:
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”  (QS Ibrahim, 14: 35)

Seseorang harus berfikir setelah membaca wahyu bahwa jika Shahabat Nabi SAW dahulu takut dari kemunafikan, untuk alasan yang lebih besar tidakkah seharusnya kita takut dari itu? Jika seseorang terbaik seperti Nabi Ibrahim A.S. takut terhadap syirik, tidakkah seharusnya kita takut juga? Namun sangat menyedihkan melihat realitas hari ini sangat jarang kita menemukan orang yang takut melakukan dosa, membiarkan diri sendiri menjadi kafir, munafiq atau musyrik! Orang-orang kelihatannya berfikiran bahwa mereka akan masuk surga secara langsung dan melewati hari pengadilan dengan mudah.

Selanjutnya kita seharusnya tidak menjadi naif dan realistis terhadap berbagai kemungkinan menjadi Kafir, Musyrik atau Munafik dengan mengambil tindakan pencegahan dan kekebalan. Sebaik-baik yang bisa kita lakukan adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan mempelajari tauhid. Kemudian setelah itu, apakah kita mati sebagai Muslim atau Kafir ada di tangan Allah SWT ; dan semoga Allah SWT meneriman ibadah kita dan menjadikan kita mati dalam keadaan iman dan Tauhid, Amin.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu meminta kepada Allah SWT untuk mati dalam keadaan iman dan Tauhid disamping fakta bahwa Allah adalah yang mengendalikan hati kita dan dia bisa membalikkannya sesuai dengan keinginanNya, kapanpun Dia inginkan:
“Yaa Allah ampunilah hidup kami dan perbuatan kami, kehadiran kami dan kealpaan kami, muda kami dan tua kami, laki-laki kami dan perempuan kami. Yaa Allah, siapa saja dari kita menjaga hidup, menjaganya hidup pada Islam dan siapa saja dari kami Kamu matikan, karenanya untuk mati dalam iman, Yaa Allah janganlah mencabut balasan kami dan tidak tunduk kepada fitnah setelah kematiannya.” 

Jika ada kemungkinan menjadi kafir, tidakkah Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita untuk memohon kepada Allah untuk menjadikan hidup kita dengan Islam dan mati dalam keadaan beriman. Mari kita sekarang, dengan izin Allah SWT mempelajari sebagian karekteristik Munafik (agar kita terhindar darinya, Insya Allah. 


Karakteristik Munafik:

1. Mereka mengklaim Beriman
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS Al Munafiqun, 63:1)

Allah menjelaskan orang munafik sebagai orang yang mengklaim bahwa mereka beriman, namun mereka realitasnya Kafir. Dia SWT menyebut mereka pembohong dan Kafir disamping fakta bahwa mereka dengan tegas mengklaim dengan lidah mereka bahwa mereka Muslim dan mengucapkan ‘Laa ilaaha illa Allah’. Ini adalah sebuah titik yang menakutkan bagi semua Muslim sebagaimana kita semua mengklaim menjadi beriman, namun bagaimana kita mengetahui bahwa kita tidak murtad? Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu”. (QS An Nisa, 4: 60)

Selanjutnya kita semua seharusnya berhati-hati ketika mengklaim sebagai Muslim tidak menjamin kita untuk menjadi orang-orang penghuni jannah (surga), dan tidak selamat dari kemunafikan. Tanpa memenuhi perintah Allah, menjauhi Thaghut dan meminta Allah untuk menjaga kita tetap beriman, kita mungkin tidak sengaja jatuh ke dalam perangkap kemunafikan, syirik dan kufur.

Ada dua tipe nifaq, nifaq akbar (nifaq besar) dan nifaq asghar (nifaq kecil). Seseorang dengan nifaq akbar benar-benar kafir walau berpura-pura menjadi Muslim. Selanjutnya dia tidak berfikir untuk dirinya bahwa dia adalah seorang beriman, tetapi dia hanya mengklaim menjadi Muslim dengan tujuan untuk kemulian hidupnya. Nifaq asghar bisa ditemukan dalam diri seorang Muslim, yang melakukan keimanan dia adalah seorang Muslim dan juga mengklaim begitu. Dengan demikian ada dua tingkatan kemunafikan, yakni seseorang itu kafir namun berpura-pura menjadi Muslim (nifaq akbar), dan jenis lainnya adalah dia seorang Muslim yang nyata-nyata melakukan perbuatan kemunafikan.

2.Mereka tidak mempunyai Talazum
At Talazum berarti kesatuan antara iman dan perbuatan, yaitu mengatakan dan melaksanakan apa yang kita imani. Setiap Muslim dan kafir mempunyai Talazum; seorang Muslim beriman kepada Allah dan memanifestasikan hal ini dalam perbuatannya (seperti shalat) dan perkataan (bertasbih). Sebagaimana, setiap Kafir membenci Allah dan dien-Nya dan selanjutnya kita melihat mereka secara lisan mendeklarasikan perang melawan Islam dan kepada kaum Muslimin (melalui perkataan), dan melakukan keyakinan ini dengan membunuhi wanita, anak-anak dan orang tua Muslim yang tidak bersalah.

Sementara itu, orang munafik tidak mempunyai Talazum , artinya apa yang dia sembunyikan dan ditampakkan tidaklah sama dan menjadikam mereka orang yang paling rumit dari semua orang. Ini karena mereka mengatakan apa yang mereka tidak imani dan tidak melaksanakan Islam secara utuh. Allah SWT berfirman:
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS Al Baqarah, 2:8)

3. Mereka menipu Allah dan Muslim
Allah SWT berfirman dalam Qur’an:
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS Al Baqarah, 2;9)

“Dan Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”  (QS An Nisa, 4: 142)

Orang Munafik menipu diri mereka dengan mengklaim sebagai orang beriman, padahal, faktanya mereka adalah Kafir. Mereka mencari kemulian dalam kehidupan mereka dengan mengucapkan Syahadat padahal faktanya mereka tidak mempunyai kemuliaan bagi hidup ini karena mereka bukanlah Muslim. Allah SWT telah membuat dua camp (golongan/kelompok) ; camp Islam dan camp Kufur, namun orang-orang munafik ini menginginkan mereka bisa berada pada kedua camp tersebut pada saat yang bersamaan. Mereka ingin manfaat dari hak-hak Islam dan iman seperti warisan, kehormatan, kemuliaan, persaudaraan, rasa hormat, perayaan ied, pahala dan sebagainya, tetapi juga ingin mengikuti doktrin dan jalan hidup orang kafir.

4. Mereka mempunyai penyakit dalam hati mereka
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dalam hati mereka ada penyakit (keraguan dan kemunafikan), lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS Al Baqarah, 2:10)

Dalam tafsir Ibnu Katsir, dia menjelaskan bahwa istilah ‘penyakit’ dalam ayat ini berarti ‘keraguan’. Selanjutnya, kita selalu melihat mereka yang mempunyai tanda-tanda munafik, sering ragu terhadap ulama, Allah SWT dan Mujahidin dan sebagainya. Keraguan mereka terdapat dalam banyak aspek dien, seperti hidup setelah mati, surga dan hari pengadilan; selanjutnya mereka melangkah terlalu jauh dengan meninggalkan ikatan Islam.

5. Mereka pembohong, pengingkar janji dan tidak bisa dipercaya
Melanjutkan ayat di atas, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”  (QS Al Baqarah, 2:10)

“Dan apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”  (QS Al Muafiqun, 63:1)

Karakteristik paling umum dari orang Munafik adalah bahwa mereka pembohong, selalu mengingkari janji dan tidak bisa dipercaya dimana saja kita mempercayai mereka dengan sesuatu. RasuluLlah SAW juga bersabda dalam hadits yang telah umum:
“Tanda-tanda munafik ada tiga, ketika dia berbicara dia berbohong, ketika dia berjanji mengingkarinya dan ketika dia dipercaya dia khianat.” (Shahih Al Bukhari, Kitabul Iman Bab 24: tanda-tanda Munafik No 33)

6. Mereka menjadi kasar ketika berdebat
Berkaitan dalam bimbingan dan pengetahuan, orang-orang munafik dikenal menjadi orang yang sangat argumentatif dan membantah ketika dia terlibat diskusi atau debat. Ketika mereka tidak bisa memberikan jawaban untuk masalah tertentu atau menghadirkan kasus mereka dengan baik mereka menjadi kasar (menggunakan kata-kata kotor, menggunakan sumpah dan sebagainya) dan menjengkelkan. Rasulullah SAW berkata dalam sebuah riwayat yang berbeda atas hadits yang sama:
“Dan ketika dia berdebat dia menjadi kasar”  (Al Bukhari No 34)

7. Mereka mengkhianati perjanjian dan kontrak
Seorang Muslim tidak pernah membatalkan perjanjiannya karena hal itu adalah dosa besar dalam Islam dan dosa lainnya adalah munafik. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits di atas, tetapi dalam riwayat yang berbeda:
“Dan ketika dia mempunyai perjanjian dia mengkhianatinya.”  (Al Bukhari No 34)

Lebih lanjut Rasulullah SAW telah menginformasikan kepada kita kehinaan itu adalah ketika seseorang yang dengan sengaja melanggar perjanjiannya:
"Bagi setiap pengkhianat dia akan mempunyai sebuah panji pada hari kiamat, memproklamirkan ini adalah begini dan begini yang telah mengkhianati perjanjiannya."  (Riyadus Salihin No 1585)

8. Mereka penyebab fitnah dan keburukan, namun mengklaim pembuat kedamaian
Orang-orang munafik selalu berkomentar dan memperhatikan kesalahan orang lain, dan tidak pernah berfikir tentang kesalahan dan dosa mereka sendiri. Mereka selalu membuat fitnah dan kerusakan, tetapi menunjuk jari mereka kepada orang lain selain mereka. Allah SWT berfirman:
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”  (QS Al Baqarah, 2: 11-12)

Dalam ayat ini Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa orang munafik adalah penyebab fitnah (kerusakan), namun mengklaim telah melakukan perbaikan. Yang lebih mengejutkan lagi mengetahui bahwa mereka benar-benar para pengacau. Mereka dengan yakin percaya bahwa mereka baik, melaksanakan perdamaian di muka bumi, tetapi Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa mereka benar-benar murtad.

9. Mereka berhukum kepada thaghut
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”  (QS An Nisa, 4: 60)

Dalam ayat ini Allah SWT memperingati kita beberapa poin yang telah disebutkan di atas, seperti bahwa mereka mengklaim telah beriman kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Tetapi Dia juga menginformasikan kepada kita tentang karakteristik lain dari orang munafik, yakni berhukum kepada Thaghut.

Berhukum kepada selai Allah adalah syirik akbar, namun, orang-orang munafik ini dijelaskan bahwa mereka orang yang tidak hanya secara rutin berhukum kepada selain Allah, tetapi juga mencari dan mempunyai keinginan untuk merujuk kepada selain Allah untuk menyelesaikan perselisihan. Mereka adalah orang-orang yang terus membenarkan kemurtadannya dan dalam kasus yang lebih buruk mereka mungkin mengutip ayat di luar konteks dengan tujuan untuk membenarkan kerusakan mereka.

10. Mereka memuaskan telinga seseorang, mempunyai hafalan Al-Qur’an dan argumentasi yang masuk akal.
Salah satu dari kemampuan terbesar dan berpengaruh adalah bahwa mereka bisa menyesatkan dan menjatuhkan orang-orang dengan argumen ‘mengagumkan’ mereka atau membacakan ayat-ayat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS Al Munafiqun, 63: 4)

Lebih lanjut Rasulullah SAW bersabda:
“Akan ada sebagian orang diantara kalian yang shalatnya mengalahkan shalatmu, dan yang puasanya mengalahkan puasamu, dan ibadahnya mengalahkan ibadahmu. Mereka akan membaca Al-Qur’an tetapi tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka akan meninggalkan Islam seperti anak panah dari busurnya…’  (Al Bukhari, Kitab Fadilah Al-Qur’an Bab 3g Hadits no 5058)

11. Mereka takut dari Al-Qur’an yang ditujukan kepada mereka, dan tidak melihat kesalahan mereka sendiri
Adalah Sunnah Rasulullah SAW dan Shahabatnya untuk membaca Al-Qur’an dimana kita bisa mengaplikasikanya untuk diri kita, dan seolah-olah Allah berbicara kepada kita secara langsung. Namun orang-orang Munafik tidak suka untuk mengakui kesalahan mereka dan membaca Al-Qur’an sebagaimana Allah menujukan kepada mereka. Lebih lanjut Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka....”  (QS At Taubah, 6: 64)

Selanjutnya, dimana saja kita mempelajari dien kita seharusnya selalu mengaplikasikannya untuk diri kita, memperhatikan untuk mengoreksi kesalahan kita sebelum mengoreksi kesalahan orang lain.

12. Menghina orang-orang Beriman dan Islam
Allah SWT berfirman dalam kelanjutan ayat di atas :
“…Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.”  (QS At Taubah, 9: 64)

Ayat ini diturunkan pada saat perang Tabuk tentang orang-orang Munafik yang terus mengejek orang-orang beriman, berkata bahwa hafalan Al-Qur’an mereka hanya memberikan perut besar. Sindiran dan ejekan seperti ini sangat umum terlihat hari ini dari orang-orang moderat yang menjual kaum Muslimin dan yang mengejek Mujahidin dan aktifis Muslim yang bekerja untuk melihat bendera Islam tegak di seluruh penjuru dunia.

Sangat umum mendengar orang-orang munafik berkata ‘lihatlah orang-orang ini, mereka percaya berjuang untuk Khilafah atau mendukung Jihad atau ‘bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berpendidikan yang mengakui manfaat dari pemerintah bisa menegakkan negara Islam?’ dan sebagainya. Ini hanyalah sebagian contoh dari pernyataan mereka yang mempunyai penyakit di dalam hati mereka. Allah SWT menginformasikan kepada kita tentang alasan mereka menggunakan hal tersebut untuk membenarkan kemurtadan mereka:

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS At Taubah, 9: 65-66)

Allah SWT juga berfirman :
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.”  (QS Muhammad, 47: 16)

13. Mereka tidak pernah pergi berjihad, berpartisipasi dalam semua perjuangan (jihad) dan tidak juga berhijrah
Pada saat perang Uhud orang-orang Munafik lari dari medan pertempuran dan kembali ke Madinah. Sebagian orang-orang beriman menjadi bingung berkaitan dengan bagaimana mereka seharusnya berhadapan dengan orang-orang munafiqun. Shahabat Rasulullah SAW percaya bahwa mereka seharusnya dibunuh dimana saja mereka terlihat, disamping yang lain membantah sebaliknya mereka (munafiqun) adalah Muslim dan mengucapkan syahadat. Dengan maksud untuk menyelesaikan dan mengklarifikasi perselisihan ini, Allah SWT menurunkan ayat di bawah ini:
“Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS An Nisa, 4: 88)

Lebih lanjut, sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW dengan jelas menyoroti orang yang tidak mempunyai niat berjihad:
“Siapa saja yang mati tanpa berjihad di jalan Allah, tidak juga mempunyai niat untuk melakukannya, akan mati dalam satu cabang nifaq.” (Muslim dan Riyaad Us Saalihin Bab 234, Hadits bo 1341)

Berkaitan dengan Hijrah orang-orang Munafik tidak ingin meninggalkan ‘negeri kesayangan’ mereka dan takut berjihad di jalan Allah. Allah SWT telah menurunkan:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”   (QS An Nisa, 4: 97-99)

Penting untuk selalu diingat poin krusial ini bahwa munafiqun membenci Jihad, Mujahidin dan berhijrah di jalan Allah. Jika kita mempunyai perasaan ini maka ketauhilah bahwa kita mempunyai salah satu karakteristik Munafikin dan mintalah kepada Allah agar menjaga kita dari nifaq.

14. Mereka mempunyai Muwalat (sekutu) dengan Kuffar dan hidup diantara Musyrikin
Salah satu tanda seseorang yang terlibat syirik adalah hidup diantara Kuffar dan Musyrikin tanpa membedakan diri mereka. Bukti yang sama telah disebutkan di atas bisa digunakan untuk membenarkan poin ini, sebagaimana sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Aku berlepas diri dari Muslim yang hidup diantara Musyrikin,... dan tidak membedakan diri dari mereka (kuffar).’ (Sunan Abu Daud, Kitabul Jihad Bab 105, hadits no 2645)

Hadits ini dengan jelas menunjukkan kepada kita betapa bahayanya hidup diantara kuffar, bersatu dengan mereka dan tidak membedakan diri dari mereka. Itu juga menyoroti kewajiban dan perlu bagi Muslim untuk hidup bersama sebagai sebuah komunitas dan menerapkan Syari’ah; atau Rasulullah SAW akan menjauhkan dirinya dari kita pada hari pengadilan, disaat kita akan begitu membutuhkan syafa’atnya.

15. Mereka membuat sejumlah alasan untuk tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya
Orang-orang Munafik selalu banyak alasan untuk tidak mengerjakan kewajiban dan tugas mereka, sebagaimana disebutkan juga dalam ayat sebelumnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At Taubah, 9: 94)

Lebih lanjut, pada saat perang Tabuk dahulu mereka banyak alasan untuk lari dari Jihad. Salah satu dari alasan mereka adalah cuaca yang amat panas dimana Allah SWT telah tentukan di saat bulan-bulan musim panas:
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.” (QS At Taubah, 9: 81)

Sungguh Allah berkata benar, panas neraka tidak dapat dibandingkan dengan panas dunia. Rasulullah SAW bersabda:
“Api yang anak Adam nyalakan adalah satu bagian dari 70 bagian dari api neraka.” (Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat di atas 9:81)

16. Mereka membenarkan keharaman, kekufuran dan kesyirikan mereka
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)." Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.” (QS Al Imran, 3: 167)

Telah diketahui bahwa orang-orang Munafik selalu membenarkan kemurtadan mereka. Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa orang-orang menjadi kafir atau murtad dengan alasan menjadi lebih dekat kepada Allah! Allah SWT berfirman:
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS Az Zumar, 39: 3)

17. Mereka melakukan kufur I’raad – berpaling kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman:
“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS An Nisaa’, 4: 61)

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS As Sajadah, 32: 22)

Orang-orang Munafik selalu berpaling dari Ahkam (hukum syar’i) dan Ulama. Ketika kita memberi mereka hukum yang tidak sesuai dengan mereka, maka mereka akan berkata ‘Aku tidak mengikuti opini itu’, bahkan tidak ada opini lain tentang isu tersebut. Ketika kita sampaikan kepada mereka ayat mereka akan berkata ‘itu adalah penafsiran kamu terhadap Al-Qur’an dan sebagainya.

18. Mereka menyerukan kemungkaran dan mencegah kebaikan
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS At Taubah, 9: 67)

Mereka akan mencoba untuk menghalangi usaha kita untuk melakukan dakwah berdasarkan metode Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, menyerukan jihad, berjuang untuk dien Allah atau bahkan menciptakan kesadaran tentang Islam di luar Masjid dan sebagainya. Lebih lanjut mereka malah mencegah Ma’ruf dan menyerukan segala bentuk kemunkaran, seperti voting untuk hukum buatan manusia, bergabung dengan toghut dan sebagainya.

19. Mereka memamerkan perbuatan baiknya
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS An Nisaa’, 4: 142)

Orang-orang Munafik memamerkan bahasa Arabnya, tajwid, adzan, ilmu dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang selalu memamerkan perbuatan baiknya dengan tujuan agar mendapatkan pujian dan agar orang-orang mendengarkan mereka. Ar Riyaa adalah sebuah dosa besar dan perbuatan syirik, karena semua perbuatan baik kita seharusnya dilakukan murni hanya untuk mencari ridha Allah SWT dan bukan pujian dari orang-orang.

Rasulullah SAW bersabda:
“Perkara yang aku takutkan dari kalian adalah syirik asghar. Shahabat bertanya: ‘Apakah syirik asghar itu?’ Rasulullah SAW menjawab: riya.’  (Musnad Imam Ahmad, jilid 5; Al Arsaar, Hadits : Muhammad bin Labid RA)

20. Mereka menginginkan kita menjadi Kafir seperti mereka dan mengikuti jalannya
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.” (QS An Nisaa’, 4: 89)

Orang-orang Munafik sangat jahat karena mereka ingin agar kita menjadi kafir seperti mereka dan mengikuti kerusakan dan kejahatan mereka. Mereka ingin agar kita meninggalkan golongan yang selamat dan bergabung dengan partai syaitan mereka.

21. Mereka menginginkan kita untuk takut kepada Kuffar
Allah SWT berfirman:
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS Ali Imran, 3: 173)

Orang-orang munafik akan selalu mempunyai mental kalah dan akan mencoba untuk menimbulkan ketakutan ke dalam hati orang-orang beriman terhadap Kuffar. Seseorang tidak bisa menjadi Muslim jika mereka mengatakan ‘apa yang bisa kita lakukan, jumlah mereka terlalu banyak dan kita tidak mempunyai senjata yang cukup dan sebagainya.’

Lebih lanjut Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS Ali Imran, 3: 175)

22. Mereka malas melaksanakan Shalat
Sebagaimana telah disebutkan pada poin no 19, Allah menginformasikan kepada kita ayat (QS 4: 142) bahwa orang-orang Munafik berdiri dengan kemalasan pada shalat mereka. Bukti lain untuk ini bisa ditemukan dalam surah Al Ma’un:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” (QS Al Maa’un, 107: 4-7)

Nabi Allah SAW juga menjelaskan orang-orang Munafik adalah orang yang sulit ditemui pada shalat isya dan fajar (subuh).

23. Mereka menunjukkan Islam, tetapi mengutuk dan menghina ketika setiap kali mereka berhadapan dengan semua bentuk kesulitan dan bencana
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj, 22: 11)

Orang-orang Munafik selalu senang dengan kita ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik dan mudah, profesional, teratur dengan baik dan terstruktur, tetapi ketika mereka diuji oleh Allah SWT mereka benar-benar meninggalkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dien dan kewajiban mereka.


Kesimpulan
Tujuan dari mempelajari masalah ini untuk menyadari tanda-tanda Munafikin, agar kita tidak melakukannya. Kita seharusnya memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari nifaq, kufur, syirik dan bid’ah dan agar kita mati dalam keadaan iman dan Tauhid. Kita seharusnya juga selalu menyadari celah dan berbagai kemungkinan menjadi Kafir, dan untuk mencegah hal ini adalah dengan memenuhi semua perintah Allah dan juga kewajiban kita. Semoga, Insya Allah!

Sumber : http://insanshalih.blogspot.com/2010/10/23-karakter-munafik.html


Munafik, Orang Penuh Rekayasa

oleh Aa Gym

"Tanda orang munafik ada tiga, apabila seseorang diberi amanat, ia khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia tidak menepatinya; dan apabila berdebat, ia akan berbuat curang." (HR. Mutafaq’alaih)

Sesungguhnya orang munafik adalah orang yang penuh dengan kepalsuan, penuh dengan rekayasa dan lebih sibuk membangun topeng. Sedangkan seorang mukmin hidupnya asli, tidak ada rekayasa, karena semua kebohongan itu tidak diperlukan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Allah tidak memerlukan kepalsuan itu. Allah yang Maha Memiliki segalanya. Seorang mukmin seyogyanya bersih perbuatanya. Tidak terlalu banyak memikirkan pandangan orang lain, yang terpenting dalam pandangan Allah saja. Hidupnya apa adanya.

Orang munafik itu berbahaya, karena ia sesungguhnya orang musyrik hatinya, tapi lahiriahnya menampilkan orang beriman, seperti Abdullah bin Ubay. Orang munafik pun bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari. Semua perbuatannya mencerminkan tidak ingin dekat dengan Allah, tidak memakai hati, melainkan agar dinilai orang lain. Sebisa mungkin orang munafik akan berusaha keras untuk benar-benar dengan akal-akalan melakukan apa pun di hadapan orang lain, seperti ingin berwibawa. Sehingga selama ia berbicara dan berbuat, fokusnya hanya untuk mengatur kewibawaannya, tidak melihat hati.

Orang munafik ketika berkata seringkali ditambah-tambah dengan kebohongan. Tidak sesuai antara keterangan dan kenyataannya. Bahkan beda antara mulut dan hatinya. Ia tidak bisa dipegang pembicaraannya. Dia berjanji bukan berniat akan ditepati, melainkan untuk keinginan sesuatu dari orang lain. Bagi yang berniat menepati janji, ketika berjanji berarti ia mengunci untuk ditagih yang membuatnya, sedangkan bagi orang munafik, janjinya untuk sekadar agar orang lain percaya atau senang padanya. Makanya ia mudah mengeluarkan janji-janjinya. Dalam hal amanah ia tidak mempedulikan amanah dari Allah, melainkan lebih mengutamakan gayanya daripada hakikat dari amanah yang dipikulnya.
Dalam aspek ibadah pun seorang munafik bisa terdeteksi. Dalam berdoa misalnya, mulut berdoa tapi hati tidak. Benarkah hatinya ingin mendekat kepada Allah? Allah mengetahui semua kebohongan itu, Allah tidak bisa di bohongi. Karena Allah mengetahui lubuk hati terdalam. Apakah ingin diketahui, dilihat, ataukah diperlakukan spesial.

Keinginan-keinginan tersebut semestinya lepas dari makhluk, barulah akan tenang hati ini. Kita tidak memerlukan pengakuan orang, yang penting Allah saja. Jangan sampai kita menggunakan nama Allah untuk komoditas agar terlihat shaleh. Sekilas mungkin orang akan terkecoh oleh kepalsuan, sedangkan Allah tidak bisa dikelabui, tetapi Allah Maha Mengetahui.

"Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan." (QS Al-Anbiya:110)

Sesungguhnya segala perbuatan yang kita lakukan akan dihisab semuanya. Berbahagialah bagi siapa pun yang terbebas dari kemusyrikan dan kemunafikan. Sehalus apa pun bersih hidupnya. Maka dibuat nyaman hatinya oleh Allah. Lepasnya hati dari selain Allah. Lillaahi ta’ala.

Apa yang menyebabkan orang cenderung munafik? Karena hati kita cenderung musyrik, menganggap ada sesuatu selain Allah SWT yang bisa memberi manfaat dan mudharat. Yang bersih hatinya ia akan terbebas dari sifat kemunafikan. Akhlak jelek karena hatinya busuk, dan hati busuk karena tauhidnya buruk. Akhlak jadi bagus, tauhidnya pun harus bagus.
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS An-Nisaa : 142)

Allah tidak bisa dibohongi dengan cara apa pun, karena Dia mengetahui lubuk hati yang dalam. Hati ini harus lepas dari makhluk.

Dengan demikian, dari paparan di atas, orang munafik itu paling dibenci Allah SWT. Apalagi bila ilmu agamanya makin banyak sedangkan ia masih munafik, tentu kebencian Allah juga akan lebih daripada yang lainnya.

Sumber : http://www.eramuslim.com/ramadhan/tausyiah/munafik-orang-penuh-rekayasa.htm


MUNAFIK

Munafik. Satu kata yang menarik untuk dicermati, digali, dan dipahami, mengingat jaman sekarang banyak sekali orang yang berlaku demikian. Kemunafikan mereka yang sarat dengan kebohongan, pengkhianatan, dan intrik kepentingan pribadi. Sebenarnya, apa itu munafik?

Saya sendiri juga agak kebingungan saat ingin merumuskan arti munafik itu sendiri (maklum, saya nulis artikel ini aja dengan bermodal pengalaman dan kenekatan). Menurut apa yang pernah (dan masih) saya rasakan , munafik adalah kebohongan, ketika seseorang berkata A padahal di dalam hatinya sebenarnya ia berucap Z. Orang yang memiliki sifat ini, cenderung rela mengobral dusta dan janji palsu demi mencapai kepuasan dan keuntungan pribadinya. Orang-orang yang masuk dalam tipe ini bahkan rela mengkhianati orang yang memberikan kepercayaan penuh pada mereka. Sungguh memalukan.

Saya sendiri sering mengalami perlakuan tersebut, ditanggapi oleh teman secara munafik. Mereka bilang suka, padahal hatinya berteriak-teriak “Gue nggak suka!!!” Kejujuran yang harusnya penting dalam sebuah hubungan persahabatan, kini bagai dua sisi koin, di mana kejujuran di satu sisi bersanding dengan kemunafikan. Keduanya tinggal diundi, dan diterapkan sesuai keadaan. Kadang kita harus berlaku jujur dan sok innocent, kadang pula kita harus tega untuk menjadi munafik. Sungguh menyedihkan, karena menurut saya hidup dengan memelihara kemunafikan itu identik dengan orang yang menyia-nyiakan dirinya sendiri dalam kebohongan, serta mencelakakan orang lain dengan tipu muslihatnya yang manis dan menggairahkan.

Dewasa ini, sudah berkembang suatu tren di mana “yang munafik yang bakalan eksis”. Orang yang menyuarakan kejujuran, malah diinjak-injak bak rumput liar yang mengganggu tumbuh suburnya pohon “kemunafikan” dan “formalisme”. Saya, yang sebenarnya lebih mengutamakan bertindak jujur, oleh keadaan yang sulit terpaksa harus menjadi munafik, dengan memberi jawaban pada teman saat ulangan, misalnya. “Nic, ntar jangan lupa nengok ke gue, ya. Bantuin gu ya Nic, please, gue belum belajar nih. Tenang aja, kalau kita hati-hati ‘kan gurunya nggak bakalan tahu…” begitulah ucapan teman-temanku. Dan mungkin, tanpa saya sadari masih banyak lagi tingkah laku saya yang munafik lainnya, terdesak oleh keadaan yang menjebak serba sulit.

Apakah aku sendiri termasuk golongan orang munafik? Apakah aku juga menenggelamkan hidupku dalam lumpur kunistaan, dan melumuri mata hati orang lain dengan kedustaan sikap dan perkataanku? Apakah aku begitu? Aku sendiri pun bingung. Aku sadar bahwa terkadang aku munafik, dan aku tidak menyangkal hal itu, karena kemunafikan telah tertanam di hati semua insan. Hanya bedanya, apakah kemunafikan itu kita tumbuh suburkan di dalam hati kita, atau kita bunuh dengan racun “kejujuran” dan kita pangkas dengan gunting “ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa”. Dengan mendekatkan diri pada Tuhan dan selalu senantiasa berbuat jujur walaupun konsekuensinya dijauhi, bahkan dikucilkan, niscaya Tuhan akan memberikan kita keteguhan dalam menjalani hidup sebagai pribadi yang jujur dan jauh dari kata munafik.

Mari, walaupun mungkin kita masih mempunyai bibit-bibit munafik itu dalam hati kita, pangkaslah dan cabutlah itu sampai ke akar-akarnya. Jangan biarkan kemunafikan tumbuh subur dalam hati dan jiwa kita, yang selanjutnya, perlahan tapi pasti, akan membawa kita menuju kesengsaraan sejati di neraka. Hentikan budaya munafik yang secara nyata telah menyebarluaskan keuntungan materialnya untuk menipu dan menjerat kita manusia. Jangan sampai, kita ditolak siapapun karena telah bertransformasi menjadi “Manusia setengah Iblis” dengan semua kebusukan yang berakar dari kemunafikan itu.

Masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, bangga mengembangkan budaya kejujuran dan cinta kasih. Semoga memang demikian adanya. Semoga.

Sumber : http://blogdiannoviany.blogspot.com/2010/11/munafik.html


Pernahkah Anda Munafik?

Peace dove strapped with dynamite
Menurut Wikipedia, Kemunafikan (Hypocrisy) adalah perilaku mengakui/menganggap memiliki keyakinan, perasaan, moral atau nilai-nilai yang sebenarnya tidak dimiliki atau dipraktekkan. Menurut kamus Webster, Hypocrite adalah seseorang yang mengaku memiliki nilai-nilai, moral atau keyakinan, tetapi sebenarnya tidak punya dan tindakannya bertolak belakang dengan apa yang dinyatakan di publik dalam kehidupan prbadi, opini dan pernyataannya. Jadi ada perbedaan antara teori dan prakteknya. Membenarkan tindakan/perilaku seseorang sementara menyalahkan orang lain yang memiliki hak dan kedudukan yang sama juga termasuk dalam definisi Kemunafikan, namun ada istilah lain yang cocok untuk hal ini yaitu Standar Ganda (double standard).

Banyak sekali contoh tindakan munafik dalam kehidupan kita sehari-hari. Paling banyak adalah bentuk kemunafikan yang standar ganda. Contoh perbedaan antara munafik dan turunannya yaitu standar ganda kira-kira gini: Seorang pemuka di masyarakat, yang sering berkhotbah tentang moral, ngomong keadilan (minjem syair "Bento" nih), tapi korupsi atau jadi pembalak liar misalnya, dan berperilaku kayak nggak ada-apa dari mimik wajahnya, adalah munafik sejati. Sulitnya jika hasil korupsinya itu diamalkan untuk fakir miskin layaknya Robin Hood. Apapun embel-embel penilaiannya, ini sudah termasuk standar ganda.

Diperbolehkannya lelaki untuk memiliki banyak istri sedangkan wanita tidak boleh punya banyak suami juga termasuk standar ganda. Counter argumen hal ini adalah bila persamaan derajat gender itu murni 100% dilakukan, tentu poligami dan poliandri duduk sejajar yang artinya kalau poligami boleh, poliandri juga harus boleh, dan begitu juga sebaliknya. Adakalanya wanita "boleh" menampar pria yang kurang ajar terhadapnya sementara pria jika mendapat perlakuan yang sama tidak pernah menampar wanita yang genit terhadapnya, pun termasuk standar ganda mengingat prinsip diatas dengan segenap penjelasan feminismenya.

Seorang lelaki yang memiliki banyak pacar akan mendapat cap "Playboy", tapi jika hal yang sama terjadi pada perempuan jenis kata-kata predikat negatif lebih banyak dikenakan seperti "perek", atau "kegatelan" atau yang paling anyar "jablay", daripada dicap "Playgirl" misalnya. Ini termasuk standar ganda.

Profesi politikus dan pengacara adalah profesi yang menuntut kemunafikan dan kepintaran memilih kata-kata untuk menyatakan pendapatnya. Disatu saat mereka harus bilang A disaat lain harus bisa bilang B demi tujuan masing-masing walaupun tahu mana yang benar-baik.

Yang paling sulit jika kemunafikan dilakukan secara beramai-ramai. Kelompok Dodol Duren misalnya bilang kalo dodol Duren itu yang paling enak, kelompok Dodol Garut bilang dodol Garut yang paling enak. Dua-duanya punya argumen bahkan ayat-ayat dari primbon Perdodolan untuk mendukung pendapatnya. Ini adalah hal sulit mengingat banyak orang yang berpendapat bahwa makin banyak orang berpendapat sama maka semakin mendekati kebenaran. Bagi mereka yang sadar akan kontradiksi ini akibat proses pembodohan massal yang sedang terjadi, tentu cuma bisa nyengir-nyengir dan apabila diam saja, maka dapat disebut munafik karena mengetahui kebenaran tapi mengabaikan nilai kejujuran dan membiarkan hal itu terus berlangsung.

Munafikisme Setiap orang (termasuk saya :P) pasti pernah bertindak munafik. Mungkin sama banyaknya dengan berbohong. Antara bohong dengan munafik apa bedanya? Munafik lebih banyak menyoroti tindakan daripada perkataan.

Man speaking with peace dove
Tipe-Tipe Munafik

Menurut www.hardcoretruth.com, ada 4 Tipe kemunafikan:
  1. Munafik Jujur Keluar : Tindakan bertolak belakang dengan pendapat/pernyataannya. Walaupun, apa yang dilakukan itu konsisten dengan pendapatnya, ini tetap menjadikan mereka munafik karena tidak benar-benar diyakini. Mereka memiliki keyakinan kuat akan pendapat mereka sendiri namun tidak selalu mengikutinya.
  2. Munafik Tidak Jujur Keluar : Tindakan bertolak belakang dengan pendapat/pernyataannya yang tidak konsisten dengan apa yang diyakini. Mereka sering lemah dalam apa yang diyakini dan memungkinkan mereka menjadi jujur buat diri sendiri dalam hatinya.
  3. Munafik Jujur Kedalam : Tindakan bertolak belakang dengan pendapat/pernyataannya. Keyakinan mereka konstan walaupun tindakannya berbeda. Mereka jujur pada diri sendiri dan berusaha untuk menyesuaikan keyakinannya dengan keinginan pribadi, tindakan atau kekurangan mereka.
  4. Munafik Tidak Jujur Kedalam : Tindakan sejalan dengan yang dinyatakan, walaupun tidak diyakininya. Mereka sering berperilaku "menjilat" dengan keyakinan diri rendah.

Contoh jeleknya mungkin, misalnya seorang Perokok. Dia sudah tahu efek buruk dari merokok dan menyetujui bahkan menyuruh orang berhenti merokok, tetapi masih merokok hal ini sudah menjadikannya munafik. Jika ia tidak yakin dengan larangan pemerintah yang tertera dan berpendapat "aah gak apa-apa, makan permenpun bisa bikin kanker" misalnya, tapi kadang-kadang ragu juga hal ini termasuk tipe yang pertama. Yang tipe kedua mungkin lebih "lembek" dan berpendapat "ada benarnya saya berhenti". Yang tipe ketiga boleh jadi setuju/tidak dengan efek buruk merokok, dan berusaha mengurangi misalnya, yang tipe keempat menyakini efek buruk merokok tapi tetap merokok untuk menyenangkan temannya misalnya. Untuk persoalan lain tinggal ganti variabel "rokok" berserta alasannya dengan masalah lain.

Apapun tipe-tipe munafik dari terjemahannya yang kacau diatas ada satu hal yang perlu digarisbawahi : Adalah baik untuk tidak menjadi munafik dan harus berusaha mencapainya sebaik mungkin, tapi jika iya, saya lebih baik menjadi munafik yang jujur, daripada berbohong mengenai ketidaksempurnaan diri saya.

Sumber : http://www.indonesiaindonesia.com/f/37261-pernahkah-munafik/
Sumber lainnya : http://taimullah.wordpress.com/2010/07/28/munafik-macam-dan-pembagiannya/

 



Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron