Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya)... ^_^
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajar (manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)
Bismillahi rahman nirrahim... (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
***
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi adalah seorang panglima dan pahlawan muslim yang tidak asing lagi. Ia juga pendiri dinasti Ayubiah di Mesirdan terkenal sebagai ahli ilmu Islam. Lika-liku hidup Salahuddin penuh dengan perjuangan dan peperangan.
Peperangan yang dilaluinya begitu beragam. Adakalanya hanya memadamkan pemberontakan dalam negeri. Tetapi yang terbesar adalah perangnya melawan Pasukan Salib, yang berusaha menguasai dunia Islam dan merampas hak-hak penduduknya.
Perang antara tentara Islam dan tentara Salib yang sewaktu-waktu diselingi dengan perdamaian yang sering dilangar tentara Salib, mengisi lembaran perjuangan Salahuddin. Setelah Baitulmaqdis (Yerusalem) dikuasai Salahuddin, Paus Gregory langsung mengumandangkan Perang Salib. Seruang itu pun disambut raja dan masyarakat Eroyra. Di kemudian hari, perang itu diteruskan oleh Clement III, pengganti Gregory. Tak ketinggalan, Raja Philip II (raja Perancis) dan Raja Richard I (The Lion Hearted, raja Inggris) langsung memimpin pasukan.
Di sela pertempuran dengan Salahuddin, Richard jatuh sakit. Pertempuran untuk sementara dihentikan. Sewaktu ia terbaring lemah, para pimpinan tentara dibawahnya cekcok. Mereka memperebutkan kedudukan Richard, semuanya “bersiap-siap” menggantikan kedudukannya sebagai panglima perang, kalau ia akhirnya meninggal. Richard memang tak kunjung sembuh. Dan, sungguh di luar dugaannya, tiba-tiba datang dokter muslim utusan Salahuddin, musuhnya dalam pertempuran itu. Dokter itu disuruh Salahuddin mengobati penyakit Richard. Richard akhirnya menerima pengobatan itu dan sembuh.
Betapa mengherankan dan menimbulkan simpati mendalam sikap Salahuddin di mata Richard. Di saat anak buahnya bertengkar memperebutkan posisinya, musuhnya malah mengupayakan kesembuhannya.
Pada dasarnya, Salahudin memang memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain. Ketika menguasai Iskandariah, ia mengunjungi orang-orang Kristen. Dan setelah perdamaian tercapai dengan Pasukan Salib, ia mengizinkan mereka berziarah ke Baitulmakdis.
Dari Indonesia, sikap empati dan kebersamaan atas dasar kemanusiaan juga dicontohkan pejuang besar, H. Agus Salim. Dalam suatu rapat Syarikat Islam yang mulai panas akibat pertentangan dengan SI merah, Muso, yang masih menjadi anggota SI, berbicara di atas podium. Saat itu, hadir H.O.S. Tjokroaminoto dan Agus Salim.
Di atas podium Muso menyindir, orang yang berjenggot itu seperti apa saudara-saudara?
Para pendukungnya menjawab, “Kambing!”
Muso bertanya lagi, “Orang yang berkumis itu seperti apa saudara-saudara?”
Dijawab oleh pendukungnya, “Kucing!”
Muso menyindir Agus Salim yang berjenggot dan Tjokroaminoto yang berkumis.
Setelah Muso turun dari podium, Agus Salim naik ke atas mimbar. Langsung ia berkata, “Tadi kurang lengkap saudara-saudara. Yang tidak berkumis dan tidak berjenggot itu seperti apa? “Anjing,” ujarnya.
Demikianlah kegusaran lawan-lawan politik pada sejumlah tokoh Islam, termasuk Agus Salim.
Namun ada kisah menarik soal hubungan Agus Salim dengan Sutan Sjahrir, yang juga tak sejalan dengan Agus Salim. Menurut penuturan Sjahrir, ia bersama sekelompok pemuda pernah sengaja mendatangi rapat di mana Agus Salim akan berpidato. Menurut Sjahrir, mereka memang bermaksud mengacaukan pertemuan itu. Setiap kalimat yang diucapkan Agus Salim mereka sambut dengan mengejek jenggotnya.
Setelah ketiga kalinya mereka menyahut ucapan Salim dengan “mbeeek.. mbee-eek…mbeeeek”, Agus Salim mengangkat tangannya sambil berkata, “Tunggu sebentar. Bagi saya sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan bahwa kambing-kambing pun telah mendatangi ruangan ini untuk mendengarkan pidato saya. Hanya sayang sekali bahwa mereka kurang mengerti bahasa manusia, sehingga mereka menyela dengan cara yang kurang pantas. Jadi saya sarankan agar untuk sementara mereka tinggalkan ruangan ini untuk sekadar makan rumput di lapangan. Sesudah pidato saya ini yang ditujukan kepada manusia selesai, mereka akan dipersilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing khusus untuk mereka. Karena dalam agama Islam bagi kambing pun ada amanatnya, dan saya menguasai banyak bahasa.”
Syahrir menuturkan, “Saat itu kami tidak meninggalkan ruangan. Namun muka kami merah melihat gelak tawa dari hadirin lainnya.”
Namun, hubungan yang tidak harmonis di medan politik, tidak menghalangi Agus Salim untuk menerima Sutan Sjahrir menginap di rumahnya.
Sjahrir justru terkesan dengan kehidupan keseharian Agus Salim dan keluarganya. “Saya turut mengenyam makanan hariannya yang tidak lebih dari nasi garam dan daun ubi kayu. Meskipun begitu tiap-tiap waktu makan sangat menarik karena suasana selalu gembira, terutama Haji Agus Salim, selalu menyuguhi pembicaraan dengan fikiran yang segar dan menarik,” kenang Sjahrir.
Bahkan, sewaktu bersama Agus Salim pergi ke Amerika Serikat membawa misi Indonesia yang baru merdeka, Sjahrir lagi-lagi terkesan dan memuji Agus Salim. Sjahrir mengisahkan, di Amerika saat itu, berkembang opini yang sangat buruk terhadap Indonesia. Pers, apalagi dari State Departement, sangat terpengaruh gambaran yang diberikan Belanda tentang Indonesia.
Dalam situasi demikian, di antara rombongan, Agus Salim paling optimis dan paling militan menghadapi dunia yang merendahkan hasil perjuangan rakyat Indonesia. “Di dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan dengan wakil-wakil State Department yang waktu itu jauh dari pada manis terhadap kita, selalu kemahiran Haji Agus Salim dalam perdebatan yang menguasai pembicaraan,” tambah Sjahrir.
Demikianlah, orang-orang besar yang sesungguhnya, justru mampu melihat kekerdilan orang lain dengan kacamata kasih sayang. Betapa agama ini, telah mengantarkan manusia kepada kemuliaan kemanusiaan yang tiada bandingnya.
Sumber : http://wawankurniawan.net/hikmah/yang-berempati-karena-kemanusiaan.htm
***
Nabi Muhammad SAW. bersabda,
***
Nasihat kadang pahit dan getir... Fudhail bin Iyadh berkata :
Imam Adz-dzhabi menambahkan :
Ingat lima perkara sebelum lima perkara :
Janganlah anda mengira masuk “Jannah” atau syurga-Nya itu gampang diraih dikarenakan anda telah Muslim…!!!
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami sendiri pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Marilah kita berdo'a kepada Allah SWT. :
Ya Rabb kami, ampuni kealpaan, kelalaian, ketidak-tahuan dan ketidak-fahaman kami selama ini...
Tunjunjukanlah kami kepada jalan yang lurus yaitu jalan menuju syurga-Mu...
Sesungguhnya kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari tempatnya lupa dan salah...
Dan sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik-Mu...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan...
dan bisa Bermanfaat serta bisa kita ambil hikmahnya...
Amin ya Rabbal 'alamin...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan : Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Wassalamu’alaikum wr. wb...
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajar (manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)
Bismillahi rahman nirrahim... (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
***
Kisah Salahuddin adalah contoh bagaimana seorang muslim dengan segala ketinggian aqidah dan loyalitasnyayang membaja kepada kebenaran, tetap saja bisa bersikap lembut kepada orang lain, dengan dasar kemanusiaan.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi adalah seorang panglima dan pahlawan muslim yang tidak asing lagi. Ia juga pendiri dinasti Ayubiah di Mesirdan terkenal sebagai ahli ilmu Islam. Lika-liku hidup Salahuddin penuh dengan perjuangan dan peperangan.
Peperangan yang dilaluinya begitu beragam. Adakalanya hanya memadamkan pemberontakan dalam negeri. Tetapi yang terbesar adalah perangnya melawan Pasukan Salib, yang berusaha menguasai dunia Islam dan merampas hak-hak penduduknya.
Perang antara tentara Islam dan tentara Salib yang sewaktu-waktu diselingi dengan perdamaian yang sering dilangar tentara Salib, mengisi lembaran perjuangan Salahuddin. Setelah Baitulmaqdis (Yerusalem) dikuasai Salahuddin, Paus Gregory langsung mengumandangkan Perang Salib. Seruang itu pun disambut raja dan masyarakat Eroyra. Di kemudian hari, perang itu diteruskan oleh Clement III, pengganti Gregory. Tak ketinggalan, Raja Philip II (raja Perancis) dan Raja Richard I (The Lion Hearted, raja Inggris) langsung memimpin pasukan.
Di sela pertempuran dengan Salahuddin, Richard jatuh sakit. Pertempuran untuk sementara dihentikan. Sewaktu ia terbaring lemah, para pimpinan tentara dibawahnya cekcok. Mereka memperebutkan kedudukan Richard, semuanya “bersiap-siap” menggantikan kedudukannya sebagai panglima perang, kalau ia akhirnya meninggal. Richard memang tak kunjung sembuh. Dan, sungguh di luar dugaannya, tiba-tiba datang dokter muslim utusan Salahuddin, musuhnya dalam pertempuran itu. Dokter itu disuruh Salahuddin mengobati penyakit Richard. Richard akhirnya menerima pengobatan itu dan sembuh.
Betapa mengherankan dan menimbulkan simpati mendalam sikap Salahuddin di mata Richard. Di saat anak buahnya bertengkar memperebutkan posisinya, musuhnya malah mengupayakan kesembuhannya.
Pada dasarnya, Salahudin memang memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain. Ketika menguasai Iskandariah, ia mengunjungi orang-orang Kristen. Dan setelah perdamaian tercapai dengan Pasukan Salib, ia mengizinkan mereka berziarah ke Baitulmakdis.
Dari Indonesia, sikap empati dan kebersamaan atas dasar kemanusiaan juga dicontohkan pejuang besar, H. Agus Salim. Dalam suatu rapat Syarikat Islam yang mulai panas akibat pertentangan dengan SI merah, Muso, yang masih menjadi anggota SI, berbicara di atas podium. Saat itu, hadir H.O.S. Tjokroaminoto dan Agus Salim.
Di atas podium Muso menyindir, orang yang berjenggot itu seperti apa saudara-saudara?
Para pendukungnya menjawab, “Kambing!”
Muso bertanya lagi, “Orang yang berkumis itu seperti apa saudara-saudara?”
Dijawab oleh pendukungnya, “Kucing!”
Muso menyindir Agus Salim yang berjenggot dan Tjokroaminoto yang berkumis.
Setelah Muso turun dari podium, Agus Salim naik ke atas mimbar. Langsung ia berkata, “Tadi kurang lengkap saudara-saudara. Yang tidak berkumis dan tidak berjenggot itu seperti apa? “Anjing,” ujarnya.
Demikianlah kegusaran lawan-lawan politik pada sejumlah tokoh Islam, termasuk Agus Salim.
Namun ada kisah menarik soal hubungan Agus Salim dengan Sutan Sjahrir, yang juga tak sejalan dengan Agus Salim. Menurut penuturan Sjahrir, ia bersama sekelompok pemuda pernah sengaja mendatangi rapat di mana Agus Salim akan berpidato. Menurut Sjahrir, mereka memang bermaksud mengacaukan pertemuan itu. Setiap kalimat yang diucapkan Agus Salim mereka sambut dengan mengejek jenggotnya.
Setelah ketiga kalinya mereka menyahut ucapan Salim dengan “mbeeek.. mbee-eek…mbeeeek”, Agus Salim mengangkat tangannya sambil berkata, “Tunggu sebentar. Bagi saya sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan bahwa kambing-kambing pun telah mendatangi ruangan ini untuk mendengarkan pidato saya. Hanya sayang sekali bahwa mereka kurang mengerti bahasa manusia, sehingga mereka menyela dengan cara yang kurang pantas. Jadi saya sarankan agar untuk sementara mereka tinggalkan ruangan ini untuk sekadar makan rumput di lapangan. Sesudah pidato saya ini yang ditujukan kepada manusia selesai, mereka akan dipersilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing khusus untuk mereka. Karena dalam agama Islam bagi kambing pun ada amanatnya, dan saya menguasai banyak bahasa.”
Syahrir menuturkan, “Saat itu kami tidak meninggalkan ruangan. Namun muka kami merah melihat gelak tawa dari hadirin lainnya.”
Namun, hubungan yang tidak harmonis di medan politik, tidak menghalangi Agus Salim untuk menerima Sutan Sjahrir menginap di rumahnya.
Sjahrir justru terkesan dengan kehidupan keseharian Agus Salim dan keluarganya. “Saya turut mengenyam makanan hariannya yang tidak lebih dari nasi garam dan daun ubi kayu. Meskipun begitu tiap-tiap waktu makan sangat menarik karena suasana selalu gembira, terutama Haji Agus Salim, selalu menyuguhi pembicaraan dengan fikiran yang segar dan menarik,” kenang Sjahrir.
Bahkan, sewaktu bersama Agus Salim pergi ke Amerika Serikat membawa misi Indonesia yang baru merdeka, Sjahrir lagi-lagi terkesan dan memuji Agus Salim. Sjahrir mengisahkan, di Amerika saat itu, berkembang opini yang sangat buruk terhadap Indonesia. Pers, apalagi dari State Departement, sangat terpengaruh gambaran yang diberikan Belanda tentang Indonesia.
Dalam situasi demikian, di antara rombongan, Agus Salim paling optimis dan paling militan menghadapi dunia yang merendahkan hasil perjuangan rakyat Indonesia. “Di dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan dengan wakil-wakil State Department yang waktu itu jauh dari pada manis terhadap kita, selalu kemahiran Haji Agus Salim dalam perdebatan yang menguasai pembicaraan,” tambah Sjahrir.
Demikianlah, orang-orang besar yang sesungguhnya, justru mampu melihat kekerdilan orang lain dengan kacamata kasih sayang. Betapa agama ini, telah mengantarkan manusia kepada kemuliaan kemanusiaan yang tiada bandingnya.
Sumber : http://wawankurniawan.net/hikmah/yang-berempati-karena-kemanusiaan.htm
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1 – 3)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl ayat 125)
"Tidak ada kepada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar."(QS An-Nisa' [14] : 114)
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”(QS. Al-An’am : 116)
"….Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS az-zumar (39) ayat : 9)
"….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)
"….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (ulama)…"(QS fathir (35) ayat 28)
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. " (QS. Al-An’am : 125)
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah: 5-6)
”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. 3 : 134)
"Dan apabila kamu melihat orang2 yang memperolok-olokan ayat2 Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang2 yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)." (QS. Al-An'am : 68)
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah SWT., tidaklah dapat kamu menghitungnya." (QS. Ibrahim, 14 : 34)
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)." (QS. Al A'raaf: 3)
“Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (QS. Al-Isra : 36)
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (QS. Ash-Shaff : 2-3)
"Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik- baiknya."(QS. Yunus :158)
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberikannya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran."(QS. Al-Jaatsiyah: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetar/takutlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka semakin bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabbnya.” (QS. al-Anfaal: 2)
"Tidak seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml : 65)
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 185)
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra’d: 11)
"hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raaf : 31)
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-Isra’:26)
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah : 45-46)
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.” (QS. Al-A’la: 14-15)
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…” (QS. al-Baqarah: 25)
***
Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Sebaik-baiknya kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
"Yang terbaik diantara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia." (HR. Ahmad bin Hambal)
"Sebaik-baiknya manusia diantara kamu ialah orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya." (HR. Tirmidzi)
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya; dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)
"Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim).
"Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. At-Thirmidzi, Ibn Majah, Malik, Ibn Hibban, dan Al-Baihaqi)
"Menuntut Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan." (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
"Pelajarilah oleh kamu ilmu, sebab mempelajari ilmu itu memberikan rasa takut kepada Allah : Menuntutnya merupakan Ibadah, Mengulang-ngulangnya merupakan Tasbih, pembahasannya merupakan Jihad, Mengajarkannya kepada orang lain merupakan Shodaqoh, menyerahkan kepada ahlinya merupakan pendekatan diri kepada Allah. maka SEMPURNAKANLAH..." (HR. Ibn' Abdil Barr)
"Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).
"Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajarkan kamu". (HR. Ath-Thabrani)
"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat." (HR. Al Baihaqi)
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga." (HR. Muslim)
"Perumpamaan Allah Azza Wa Jalla mengutusku menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti titisan hujan yang telah membasahi bumi. Manakala bumi tersebut sebahagian tanahnya ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumput dan sebahagian lagi berupa tanah-tanah keras yang dapat menahan air, lalu Allah memberi manfaat kepada manusia sehingga mereka dapat meneguk air, memberi minum dan menggembala ternaknya di tempat itu. Ada juga titisan air hujan tersebut jatuh di tanah yang lain, iaitu tanah gersang yang sama sekali tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput rampai. Manakala itu semua adalah perumpamaan orang yang bijak pandai tentang agama Allah dan memanfaatkannya setelah aku diutus oleh Allah. Maka baginda tahu dan mahu mengajar apa yang diketahuinya dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mahu menerima petunjuk Allah yang keranaNya aku diutuskan." [Muttafaq'alaih]
“Tidak boleh iri kecuali kepada dua golongan: Orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan harta (kekayaan) kepadanya lalu dia infakkan di jalan yang benar, serta orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan ilmu kepadanya lalu dia menunaikan konsekuensinya (mengamalkannya) dan mengajarkannya.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu Mas’ud ra.)
"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun."(HR. Muslim)
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakan terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan dikalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barang siapa seperti itu, maka baginya neraka... neraka." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau (lebih baik) diam, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
“siapapun yang dapat menjaga lidah dan kemaluannya, aku jamin ia akan masuk surga.” (Hadis Shahih Bukhari)
"Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan." (HR. Tirmidzi, Shahih)
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi org yg meninggalkan debat meskipun dia berada dlm pihak yg benar. Dan aku menjamin sbuah rumah di tengah surga bagi orang yg meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi org yg membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
"Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman". Ada yang bertanya, "Siapa wahai rasulullah ? ". Beliau menjawab, "Yang tetangganya tidak aman dari gangguan-gangguannya." (HR. Al-Bukhori)
"Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui manusia (secara turun temurun) dari kalimat kenabian terdahulu adalah, "Jika engkau tidak memiliki rasa malu berbuatlah sesukamu". (HR. Bukhari, Shahih)
"Aku berdiri di muka pintu surga, tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yg masuk surga adl orang-orang fakir miskin, sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka, maka ketika saya berdiri di dekat pintu neraka tiba2 kudapatkan kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah wanita/perempuan." (HR. Bukhari-Muslim)
“Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”(HR. At-Tirmizi)
"Kesengsaraan yg paling sengsara... ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat." (HR. Ath-Thabrani dan Asysyihaab)
"Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah ialah yang banyak bertaubat."(HR. Tirmidzi)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian).” (HR. Muslim)
"Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit."(HR. Bukhari)
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab,... “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“(HR. Muslim)
“Katakanlah, saya beriman kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
"Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat"(HR. Muslim)
“Siapa yang melepas kesusahan mukmin di dunia niscaya Allah akan melepas kesusahan di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi aib (kesalahan/kekurangan) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya. ” (HR. Muslim)
“Seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain. Ia tidak mendzalimi dan membiarkan saudaranya (tidak menolong) ketika memiliki hajat, maka Allah yang akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitan yang ia hadapi kelak di hari kiamat.”(HR. Abu Dawud)
“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang di atas kalian karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kalian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
"Orang pintar ialah sesiapa yang memuliakan dirinya serta membuat persediaan untuk kehidupan selepas mati, sementara orang bodoh ialah sesiapa yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsu serta mengharapkan cita-citanya dikabulkan oleh Allah." (HR. At-Tirmidzi)
“Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpamu sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan ini niscaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,”karena sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaithan.” (HR. Muslim)
”Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan.” (Hadis Shahih Bukhari)
“Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
"Hati-hatilah kamu dari prasangka, sesungguhnya prasangka adalah ucapan paling dusta. Janganlah kamu saling menyebarkan kabar (dusta), janganlah saling memata-matai, saling berbuat kikir, saling mendengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Maka jadilah hamba Allah yang saling bersaudara." (HR. Muslim)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka." (HR. Ahmad, Shahih)
"Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah." (HR. Bukhari - Muslim)
“Sesungguhnya aku juga bercanda namun aku tidak berkata kecuali yang benar.” (HR. Ath-Thabrani)
“Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.” (Al-Silsilah Al-Shahihah, nomor 353).
"Demi Allah, sesungguhnya berteman dengan suatu kaum yang menakut-nakutimu hingga akhirnya kamu menemukan rasa aman itu lebih baik daripada kamu berteman dengan sekelompok orang yang membuatmu merasa aman, namun akhirnya kamu di kejar-kejar oleh perkara-perkara yang menakutkan." (Imam Ahmad, dalam Kitab Az Zuhd)
"Katakanlah yang Hak (benar) walau kadang menyakitkan." (Al-Hadist)
“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba (budak) yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
"Tiga orang yang tidak disapa oleh Allah, tidak dibersihkan, dan tidak dilihat kelak pada hari kiamat dan mereka mendapat adzab yang paling pedih, yakni orang tua yang berzina, seorang raja (penguasa) yang dusta dan seorang yang miskin namun takabur (sombong)." (HR. Muslim)
“Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan shodaqah (yang kita keluarkan).” (HR. Ath-Thabrani)
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud)
"Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik." (HR. Bukhari dan Abu Daud)
"Sesungguhnya ibadah (amalan) yang pertama kali dihisab di hari kiamat kelak adalah sholat, jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amal perbuatannya, dan jika sholatnya buruk (cacat), maka akan rusaklah seluruh amal perbuatannya." (HR. Thabrani)
”Barangsiapa yang mengatakan 'Laa Ilaha Illalah' dengan hanya mengharapkan ridho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa suatu hari dengan hanya mengharapkan reiho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad)
” Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia.” (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i)
“Janganlah kalian berlebih- lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang- orang Nasrani telah berlebih- lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah, “’Abdullaah Wa Rosuuluhu (hamba Alloh dan Rasul- Nya.” (HR.al- Bukhori, at- Tirmidzi, Ahmad, ad- Darimi dan yang lainnya dari Shahabat ‘Umar bin al- Khaththab Ra.)
“Hindarkanlah daripadamu sikap melampuai batas dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu telah binasa karenanya.” (HR. Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas).
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
***
"Jangan lihat orangnya tapi lihat apa yang dia ucapkan." (Ali Bin Abi Thalib)
"Janganlah engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang yang baik-baik. Sebab, kedudukan teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan, sedangkan banyaknya adalah kebinasaan." (Ali Bin Abi Thalib)
"Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal." (Ali bin Abi Thalib)
"Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat." (Khalifah Abdul Malik bin Marwan)
"Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang sejati selama dia masih menuntut. Tetapi apabila pada suatu ketika dia berkata "Aku sudah pintar", maka sesungguhnya dia sudah menjadi bodoh dengan sendirinya." (Luqman Hakim)
Nasihat kadang pahit dan getir... Fudhail bin Iyadh berkata :
"Wahai orang yang sengsara. Kamu orang jahat, tapi menganggap dirimu baik. Kamu orang bodoh, tapi menganggap dirimu pintar. Kamu tolol, tetapi menganggap dirimu cerdik. Umurmu pendek, tapi angan-anganmu panjang." Ketulusan menerima membuat rasanya manis..."
Imam Adz-dzhabi menambahkan :
"Demi Allah, sungguh benar apa yang beliau katakan. Kita ini dzalim, tetapi justru merasa didzalimi. Tukang memakan yang haram, tetapi merasa diri kita suci. Fasik (munafik) tetapi merasa diri kita shalih. Mencari ilmu untuk mengejar dunia, tetapi merasa mencari karena Allah semata." (Siyaaru A'lamu Nubal...a')
"Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku." (Khalifah ‘Umar)
Ingat lima perkara sebelum lima perkara :
1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.Pergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk memaksimalkan 5 sebelum datang 5!
2. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.
3. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.
4. Waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu.
5. Hidupmu sebelum datang matimu.
“Tidak ada aib yang kutemukan dalam diri manusia, melebihi aib orang-orang yang sanggup menjadi sempurna, namun tidak mau menjadi sempurna.” (Abu Tammam..., sang penyair hikmah dari tanah Arab)
Janganlah anda mengira masuk “Jannah” atau syurga-Nya itu gampang diraih dikarenakan anda telah Muslim…!!!
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami sendiri pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Marilah kita berdo'a kepada Allah SWT. :
Ya Rabb kami, ampuni kealpaan, kelalaian, ketidak-tahuan dan ketidak-fahaman kami selama ini...
Tunjunjukanlah kami kepada jalan yang lurus yaitu jalan menuju syurga-Mu...
Sesungguhnya kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari tempatnya lupa dan salah...
Dan sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik-Mu...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan...
dan bisa Bermanfaat serta bisa kita ambil hikmahnya...
Amin ya Rabbal 'alamin...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan : Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Wassalamu’alaikum wr. wb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar