Pertama, Manusia Terbaik adalah yang Paling Baik Akhlaqnya
Akhlaq berasal dari kata kholaqo yang berarti menciptakan. Jadi akhlaq itu pada dasarnya bisa dibuat / diciptakan, bukan sesuatu yang given dan tidak bisa berubah. Kita bisa melihat kisah hidup Umar bin Khatab untuk memahami perubahan akhlak. Pada zaman jahiliyah akhlaq beliau amatlah buruk, ia membunuh bayi, seorang pegulat hebat, bahkan akan membunuh nabi saat adiknya mau masuk islam. Namun setelah ia masuk islam akhlaqnya berubah luar biasa, ia menjadi seorang yang bisa menerima nasehat walau dari seorang pembantu dan saat ia sedang marah. Begitu juga dengan kisah Abu Bakar, ia seorang yang sering menangis dan lemah lembut. Namun ketika banyak orang murtad zakat setelah nabi wafat, ia menjadi tegas dan keras, bahkan sampai memerangi kaum murtad tersebut.
Satu diantara kunci sukses dakwah nabi, adalah keluhuran akhlaqnya. Hal ini bisa dilihat dalam kisah yang sering kita dengar. Setiap hari nabi selalu melewati seorang yahudi, dan nabi selalu dilempar, dicaci maki dan diludahi. Namun saat orang yahudi itu tidak nampak dikarenakan sakit, nabilah orang pertama yang menengok yahudi tersebut dengan membawa butiran kurma. Karena keluhuran akhlaq nabi, akhirnya orang yahudi tersebut masuk islam.
Begitu juga saat Abu Bakar bertanya kepada Aisyah,
“Amal nabi apa yang bisa aku lakukan?, Aisyah menjawab, Nabi selalu berangkat di pagi hari menemuhi seorang yahudi tua buta yang selalu mencaci makinya, nabi membawa roti dan menyuapinya. Lantas Abu bakar meniru amalan nabi itu dan menemui orang yahudi itu. Orang yahudi itu lantas bertanya, Siapakah engkau?, Abu bakar menjawab, Akulah yang setiap hari memberimu roti dan menyuapimu. Orang yahudi itu berkata,”Engkau bukan orangnya, karena orang yang setiap pagi datang itu, sangat lembut saat menyuapiku”. Lantas Abu Bakar berkata, apakah engkau tahu bahwa orang yang datang setiap hari itu adalah Muhamad saw. Mendengar keterangan Abu Bakar itu, orang yahudi tua itu menangis dan akhirnya masuk islam.
Salah seorang penyair mesir, Syauqi Bay, berkata:
“Suatu bangsa akan maju ketika akhlaq bangsa itu baik. Sebaliknya suatu bangsa akan rusak ketika akhlaq bangsa itu rusak”.
Akhlaq nabi sepenuhnya mencerminkan Al-Quran 30 juz, yang semuanya firman Alloh dan mutlak kebenarannya. Sehingga Alloh pun memuji akhlaq beliau,
”Waiinaka la’ala khulukin adhiim..” Sesungguhnya pada diri Muhammad terdapat akhlaq yang agung”
Kedua, Orang terbaik ialah orang yang panjang umur dan baik amalnya.
Sebagaimana tersirat dalam QS an-Nasr, waktu yang kita miliki setiap hari haruslah diisi dengan amal baik (ibadah), agar semakin banyak bekal yang kita bawa sebelum kembali kepada Alloh SWT. Tugas kita untuk beribadah harus ditafsirkan dalam pengetian yang luas, yakni setiap aktivitas yang berharap ridlo Alloh, baik yang nyata maupun yang bathin. Setiap kita diminta untuk bekerja sesuai keahlian dan kapasitasnya masing-masing, baik di bidang ekonomian, pertanian, pendidikan, dan lain lain. Jadikanlah potensi ini sebagai ibadah sesuai aturan Alloh untuk memakmurkan bumi-Nya.
Sebagaimana Alloh menerangakn dalam QS An-Nahl 97,
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Sayyid Qutub menafsirkan ayat ini, bahwa kehidupan yang baik itu tidak hanya harta yang banyak dan melimpah. Namun Alloh juga memberikan dalam bentuk lain misalnya kesehatan, kedamaian rumah tangga, kenikmatan hidup, dan lai lain. Apalah arti banyak harta atau kaya namun penyakit banyak diderita. Lebih tepatnya harta yang kita miliki itu bersifat barokah atau bertambah dan kita merasa cukup dengannya.
Ketiga, Manusia terbaik adalah yang seimbang dunia dan akhirat
Sebagaimana Alloh menciptakan alam semesta ini dengan penuh keseimbangan. Kiat dituntut juga menjalani kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Nabi berkata,
“Kalian yang terbaik adalah ketika mencari dunia tidak meninggalkan akhirat. Dan ketika mencari akhirat tidak meninggalkan dunianya”.
Kewajiban seorang muslim saat ia bekerja atau bisnis, haruslah tetap melaksanakan kewajiban ibadah dengan terbaik misalnya sholat, zakat, dan lain lain. Alloh berfirman dalam QS Al-Qashas 77,
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Sikap kita terhadap dunia adalah menjadikannya di tangan bukan di hati. Dan jadikan dunia sebagai wasilah untuk menggapai kebahagiaan selama-lamanya.
Keempat, Manusia terbaik adalah yang tidak menjadi beban orang lain
Islam negajarkan kita agar mandiri. Meminta-minta dalam pandangan islam amatlah tercela. Nabi berkata,
"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”.
Salah satu kewajiban seorang muslim adalah memberi kepada orang lain yaitu zakat dan infaq.
Kelima, Manusia Terbaik adalah yang berlaku baik kepada keluarganya
Nabi berkata,
“Dan akulah orang yang paling baik dalam muamalah kepada keluargaku”.
Islam sangat mengangkat derajat dan martabat kaum perempuan. Dalam salah satu hadits, nabi berkata,
“Surga berada di telapak kaki ibu”.
Begitu menghargainya nabi kepada istrinya, beliau selalu memanggil dengan kata mesra yaitu,
“Ya Khumairah, wahai yang pipinya kemerah-merahan”.
Nabi menciptakan surga dalam rumahnya dengan cara saling menghormati dan mencintai antar keluarga. Jadikanlah keluarga sebagai madrasah / sekolah pertama bagi anak-anak kita, untuk memberikan teladan yang baik kepada anak kita.
Keenam, Manusia terbaik adalah yang punya hutang ia segera membayar
Islam mengajarkan agar kita segera membayar hutang, karena sesungguhnya kita tidak tahu kapan dipanggil Alloh SWT. Nabi berkata,
“Jauhilah untuk berhutang, karena dengan berhutang membuat dirimu terganggu dimalam hari, dan hina di siang hari”.
Sumber : http://www.nasehatislam.com/?paged=9
Ciri Profesional Unggul dalam Al-Quran
Setiap individu dewasa tentu memiliki profesi hidup sesuai kadar keahlian, pengalaman dan latar belakang pendidikan. Dalam menekuni profesi ini tentunya menginginkan kesuksesan, agar memperoleh kehidupan yang lebih baik . Al-Quran sebagai pegangan hidup setiap muslim, memberikan kiat agar menjadi profesional unggul di bidangnya masing-masing. Jaminannya, tidak hanya sukses di dunia namun juga di akhirat.
Alloh SWT menceritakan ciri-ciri pekerja (profesional) yang baik dalam beberapa ayat al-Quran, salah satunya dalam QS al-Qashas 26. Dikisahkan dalam ayat ini, salah seorang putri Syuaib menasehati ayahnya agar menjadikan nabi Musa as sebagai pegawai penggembala kambingnya.
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya“.
Dalam ayat ini, Alloh SWT memberikan penjelasan bahwa pekerja yang baik (penggembala kambing) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.
Dalam ayat lain, Alloh SWT menceritakan dalam QS Yusuf 55 mengenai permintaan nabi Yusuf as kepada raja, agar ia dijadikan sebagai staff keuangan negara.
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kriteria pekerja yang baik (staff keuangan negara) adalah yang pandai menjaga dan berpengetahuan.
Selanjutnya dalam ayat lain, Alloh SWT menceritakan dalam QS al-Baqoroh 247 tentang raja Thalut. Bani Israil meminta diberikan pemimpin perang untuk mengalahkan Djalut. Mereka memiliki paradigma bahwa seorang pemimpin haruslah seorang yang kaya. Namun paradigma itu dibantah nabi.
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “bagaimana thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (nabi mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kriteria pemimpin perang yang baik adalah memiliki ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.
Dari penjelasan ketiga ayat diatas, kita bisa mengambil benang merah bahwa profesional yang unggul yang dijelaskan dalam al-Quran haruslah memiliki 3 kekuatan yakni kekuaran fisik, kekuatan pengetahuan (knowledge) dan kekuatan attitude (amanah). Ketiga sifat ini haruslah dimiliki secara terintegrasi bukan parsial. Apalah artinya memiliki kecerdasan dan fisik yang baik jika tidak diimbangi dengan sifat amanah. Yang ada, akan mendapatkan kehancuran bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Lalu, bagaimana agar kita bisa memperoleh ketiga kekuatan tersebut??
Nabi Muhammad saw pernah bersabda “Mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah“. Dalam hal ini Nabi memuji seorang mukmin yang kuat dibandingkan mukmin yang lemah. Para ahli menafsirkan bahwa ‘kuat’ yang dimaksud di sini tidak hanya kuat secara fisik namun yang terpenting adalah kuat dalam keyakinan.
Ternyata, inilah sifat utama yang harus kita miliki agar bisa menggapai kesuksesan dalam meniti karir profesional. Langkah pertama, pelajarilah keyakinan ajaran islam dengan sungguh-sungguh, agar memiliki Way of Thingking aqidah Islam yang benar. Karena dengan keyakinan yang kuat dan kokoh, secara otomatis akan mendorong ‘kemauan’ yang kuat untuk berbuat sesuatu yang positif. Akhirnya, kekuatan yang lainnya pun akan diperoleh.
Fenomena ini sudah dibuktikan sendiri oleh nabi Muhammad selama beliau membina para sahabat. Dengan kekuatan keyakinan, Rosululloh telah mencetak para sahabat yang asalnya ‘gerombolan’ yang tidak teratur di tengah padang pasir, berubah menjadi umat manusia terbaik sepanjang sejarah. Jadilah meraka sebagai komunitas dengan budaya agung yang menguasai sepertiga dunia dalam waktu relatif singkat.
Demikianlah al-Quran dan Hadits Nabi memberikan petunjuk bagi mereka yang menginginkan kesuksesan profesional yang hakiki, dunia dan akhirat.
Sumber : http://www.nasehatislam.com/?p=617
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar