Mungkin kita selalu dengar perumpamaan yang mengumpamakan guru seumpama lilin. Lilin membakarkan dirinya untuk menerangi orang yang disekitarnya. Ia disamakan guru yang mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain. Namun Islam menyanggah perkara ini sekiranya ia bermaksud menyampaikan ilmu kepada orang lain tetapi melupakan diri sendiri untuk beramal. Nabi saw bersabda:
“Perumpamaan orang yang mengajar kebaikan kepada manusia lain dan melupakan dirinya untuk diamalkan seumpama pelita yang menerangi manusia lain dan membakar dirinya sendiri.” (Hadis ini diriwayat oleh Imam at-Thabrani dalam Mu’jam Kabir. Imam Manawi menghukum hadis ini sebagai HADIS HASAN. Imam Haithami mengatakan para perawinya adalah thiqah).
KEADAAN PELITA DAN LILIN ADALAH SAMA
SIAPAKAH MEREKA YANG TERMASUK DALAM PELITA YANG MEMBAKAR?
1) Penceramah yang melupakan dirinya.
Tidak ada siapa yang mampu untuk beramal dengan semua apa yang disampaikan. Namun bagi penceramah yang hanya hendak menambahkan ilmunya dan mengajak manusia kepada kebaikan tetapi tidak sama-sama mahu memperbaiki dirinya sendiri maka inilah yang dicela dalam Islam. Nabi saw bersabda:
”Sesungguhnya perkara yang amat aku takuti berlaku kepada kamu selepas kewafatanku adalah orang munafik yang pandai bercakap (tapi tidak mengamalkannya).”[HR. Thabrani, Bazzar dan Ahmad - SAHIH]
2) Penulis yang melupakan dirinya
Hari ini telah timbul penulis-penulis bagai cendawan yang tumbuh selepas hujan. Kewujudan-kewujudan blog dakwah dan yang Islamik semakin banyak. Namun gejala sosial semakin berleluasa. Ini menunjukkan keberkesanan yang kurang akibat islam hanya ada pada blog tetapi tidak ada pada amalan seharian. Kalau kita lihat dalam blog seolah blogger tadi seorang yang hebat dari segi ilmu dan amalannya. Namun realiti yang terjadi hubungan manusia dengan tuhannya amat lemah. Mereka menyuruh dan menggalakkan orang lain berbuat baik tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Islam hanya pada tulisan dan bukannya pada hati dan anggota. Nabi saw bersabda:
“Didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat lalu dicampakkan kedalam neraka. Usus-ususnya keluar dan berputar-putar seperti mana keldai berputar dalam tempat pengisar. Para penghuni neraka berkumpul mengerumuninya dan bertanya “Bukankah engkau menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran?” Dia menjawab ” Aku menyuruh kebaikan serta tidak melakukannya dan mencegah kemungkaran serta tidak meninggalkannya.”[Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim]
3) Penganjur program kebaikan yang melupakan dirinya
Menganjurkan program kebaikan adalah suatu perkara yang amat baik. Semua prgram tersebut adalah semuanya bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada Allah dan mendekatkan diri kepada ilahi. Namun yang kita lihat orang-orang yang sibuk prgram ,tetapi dalam masa sama kurang hubungan mereka dengan tuhan. Balik lewat malam dan tahajudnya tiada dan subuh lewat di rumah. Hanya bersungguh memprgramkan orang lain tetapi lupa untuk memprgramkan diri bersama tuhan. Saidina Umar ra berkata:
” Kalau aku tidur waktu malam aku meyia2kan hak Allah dan kalau aku tidur waktu siang aku akan menyia-nyiakah hak rakyat.”
KESIMPULAN
Marilah kita menyampaikan ilmu dan mengamalkan ilmu sedaya mungkin. Menyembunyikan ilmu dilarang oleh Islam. Nabi saw bersabda:
"Sesiapa yang menyembunyikan ilmunya, Allah akan mengekang dirinya dengan kekangan dari neraka pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim – sahih)
Menyampaikan ilmu dengan berceramah, menulis atau menganjurkan prgram sahaja tanpa ada usaha untuk beramal dan memperbaiki diri adalah dilarang dalam Islam. Nabi saw bersabda:
”Pada malam isra’ aku telah lalu pada sekumpulan manusia yang dipotong lidahnya dengan gunting-gunting dari neraka. Aku bertanya “Siapakah mereka wahai jibril?” Jibril menjawab ” Mereka adalah penceramah-penceramah dikalangan ummatmu yang berkata apa yang mereka tidak lakukan.” (Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim).
Rujukan: Muntaqa at-Targhib Wat-Tarhib oleh Dr Yusuf al-Qardawi.
Sumber : http://ibnutoha.wordpress.com/2009/12/29/lilin/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Lampirkan Sumbernya ya... Syukron
tapi lebih baik jadi sepeti lilin daripada seperti batu(orang bodoh)karna ada keterangan "barang siapa menunjukan kebajikan pada orang lain maka ia seperti yg mengerjakannya"adapun kalau orang bodoh ibadahnya pun tidak bermanfaat malahan hukum ibadahnya sendiri jadi berdosa. kenapa?itu krna begitu besar manfaat ilmu sehingga apabila kita berprilaku seperti lilin insya allah kita masih bisa terselamatkan dengan wasilah ilmu yg ada di dirikita.
BalasHapus