Laman

Selasa, 22 Februari 2011

SURGA DAN NERAKA

SURGA DAN NERAKA

NERAKA
Jika Allah swt. memberi balasan kepada orang-orang yang taat dan berbakti dengan kenikmatan, maka kepada orang-orang yang durhaka dan bersalah tentu akan diberi balasan pula yaitu berupa siksa. Siksa itu ialah neraka Jahim. Ini dilakukan sebagai hukuman terhadap mereka, sebab mereka telah melakukan serta menumpuk-numpuk dosa yang besar serta kejahatan-kejahatan yang luar biasa.

Jahim adalah merupakan tempat penyiksaan. Ada beberapa nama untuk neraka itu, di antaranya ialah:
a. Hawiah
Hawiah ialah suatu jurang yang sangat dalam, siapa yang jatuh di situ pasti tidak dapat kembali naik ke atas. Tentang neraka ini Allah Taala berfirman,
“Siapa yang ringan timbangan amal baiknya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiah. Adakah yang memberitahukan padamu, apakah Hawiah itu? Hawiah adalah neraka yang amat panas apinya.” (Q.S. Al-Qari'ah:8-11)

b. Lazha
Ini difirmankan oleh Allah Taala sebagai berikut,
“Ingatlah! Sesungguhnya siksanya ialah neraka Lazha, pengupas kulit kepala. Memanggil orang yang membelakang dan memalingkan mukanya, juga orang yang mengumpulkan kekayaan serta menyimpannya.” (Q.S. Al-Ma'arij:15-18)

Karena kehebatan panas api neraka Lazha ini, kulit kepala pun akan terkelupas dengan sendirinya. Juga karena kehebatan daya tariknya, maka setiap orang yang mendekat di situ pasti akan disambar, sedang orang yang mendekat ini tidak lain kecuali orang yang menolak dan tidak suka menerima kebenaran. Ia memalingkan muka apabila diajak berbuat baik untuk tunduk kepada Tuhan. Sebaliknya yang paling suka dia lakukan adalah mengumpulkan harta kekayaan dan kalau sudah banyak lalu disimpan di dalam almari besi yang tertutup rapat. Hal ini tidak lain hanya karena sangat loba dan tamaknya pada harta, sehingga dijadikan pundi-pundi dan dilihat-lihat saja di dunia ini serta sama sekali tidak untuk dibelanjakan pada jalan yang diperintahkan oleh agama.

c. Sair
Ini dijelaskan oleh Allah Taala dalam firman-Nya,
“Untuk orang-orang yang durhaka, Kami menyediakan neraka Sair.” (Q.S. Al-Mulk:5)

d. Saqar
Ini terdapat dalam firman Allah Taala,
“Orang yang durhaka, akan Kumasukkan ke dalam Saqar. Adakah yang memberitahukan padamu, apakah Saqar itu? Ia tidak membiarkan tertinggal dan tidak pula membiarkan berlebih. Ia dapat mengganti (mengoyak-ngoyak) kulit manusia. Di situ ada penjaganya yang terdiri dari sembilan belas malaikat (dengan tugas untuk menyiksa masing-masing).” (Q.S. Al-Muddatstsir:26-30)

Maksud kata tidak membiarkan tertinggal ialah tidak membiarkan begitu saja apa yang diletakkan di situ, tetapi apa saja yang masuk pasti akan dibakarnya sampai hangus dan hancur. Juga tidak dibiarkan keluar dari situ. Itulah yang akan menghitamkan tubuh dan membuat cacat yang luar biasa buruknya.

e. Huthamah
Tersebut dalam firman Allah Taala,
“Ingatlah! Sesungguhnya orang yang bersalah, akan dilemparkan dalam neraka Huthamah. Adakah yang memberitahukan padamu apakah Huthamah itu? Yaitu api Allah yang dinyalakan, yang naik sampai ke ulu hati. Sesungguhnya api itu ditutupkan di atas mereka dalam tiang yang panjang-panjang.” (Q.S. Al-Humazah:4-9)


KESENGSARAAN DALAM NERAKA JAHIM
Allah Taala telah mendeskripsikan keadaan dalam Jahim itu. Dengan memikirkan sifat-sifat itu, rasanya akan berubanlah rambut setiap pemuda dan akan copot kiranya ulu hati setiap manusia. Memang dibuat demikian mengerikan agar semua orang yang menempuh jalan yang sesat, kembali ke jalan yang benar dan yang durhaka, bertobat dari kedurhakaannya. Allah Taala menyebutkan bahwa bahan bakarnya saja adalah manusia yang tersiksa itu sendiri serta batu-batu belaka.

Renungkanlah firman Allah Taala ini,
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu sendiri dan seluruh keluargamu dari siksa api neraka, bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di situ dijaga oleh malaikat yang kasar lagi bengis, tidak membantah kepada Allah tentang apa saja yang diperintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim:6)

Neraka tidak akan merasa puas dengan banyaknya apa saja yang dimasukkan di dalamnya. Jadi ia senantiasa meminta ditambah, sehingga tidak terdaplagi di situ suatu tempat yang kosong.

Hal ini difirmankan oleh Allah Taala,
“Pada hari Kami (Allah) berfirman kepada Jahanam, ‘Adakah engkau sudah penuh.’ Jahanam bertanya, ‘Adakah tambahan lagi?” (Q.S. Qaf:30)

Mujahid berkata,
“Sebenarnya tidak ada suatu percakapan di situ, tetapi percakapan ini adalah sebagai suatu perumpamaan tentang hal-ihwal Jahanam, yang berarti bahwa di dalamnya sudah penuh sesak, sehingga tidak suatu tempat pun yang terluang lagi, penuh padat sukar bergerak. Para penghuninya diberi makanan berupa pohon zaqum, yakni sebuah pohon yang termasuk dalam golongan yang paling buruk, pahit rasanya, bacin baunya dan bahkan berduri.”

Mengenai ini Allah Taala menjelaskan dalam firman-Nya,
“Adakah tempat di surga yang lebih baik, ataukah pohon zaqum? Sesungguhnya hal itu Kami jadikan untuk ujian bagi kaum yang bersalah. Sesungguhnya pohon zaqum tumbuh dari dasar neraka. Mayangnya seperti kepala setan (ular). Sesungguhnya penghuni neraka itulah yang makan kayu pohon itu dan karenanya, maka perut mereka menjadi penuh (kembung). Sehabis itu mereka akan mendapatkan air yang sangat panas untuk dijadikan campuran makanannya.” (Q.S. Ash-Shaffat:62-67)

Dalam hal ini ada lagi firman Allah Taala yaitu,
“Sesungguhnya Kami (Allah) telah menyediakan neraka untuk orang-orang yang bersalah, mereka dikepung oleh gejolak apinya. Jika mereka meminta minuman, mereka diberi minum air tembaga yang mendidih yakni dapat menghanguskan muka. Alangkah buruknya minuman yang sedemikian itu. Alangkah jeleknya tempat yang semacam itu.” (Q.S. Al-Kahfi:29)

Pakaian penghuni neraka adalah berupa api juga, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Taala,
“Inilah dua golongan yang berlawanan, mereka memperselisihkan tentang Tuhannya. Maka orang-orang yang kafir, untuk mereka dibuatkan pakaian dari api dan disiramkan di atas kepala mereka air yang mendidih. Apa yang ada di dalam perut dan juga kulit mereka menjadi hanyut (cair) karenanya. Dan untuk (hukuman) mereka disediakan cemeti besi. Setiap mereka hendak keluar dari dalamnya karena kesedihan, lalu mereka dikembalikan lagi ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, ‘Rasakan olehmu semua siksa yang membakar ini’.” (Q.S. Al-Haj:19-22)

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi saw. bersabda,
“Sesungguhnya siksa dalam neraka Jahim ialah dituangkan air yang mendidih di atas kepala orang-orang yang durhaka itu, kemudian terus masuk ke dalam sehingga menembus ke dalam perut mereka, kemudian keluar segala isi yang ada dalam perut itu sehingga tampak meleleh dari kedua tapak kakinya. Ini semua merupakan cairan yang berasal dari isi perut. Selanjutnya dikembalikan lagi sebagaimana semula.” (Diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia mengatakan bahwa hadis ini adalah hasan sahih.)

Jahanam mengepung semua orang yang disiksa di dalamnya dari segala penjuru. Ini adalah merupakan tutup dan hamparan, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Taala,
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan keterangan-keterangan Kami dan bersikap sombong terhadapnya, maka tidak akan dibukakan kepada mereka pintu-pintu langit dan tidak akan masuk ke dalam surga sehingga unta dapat masuk ke lubang jarum. Demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang yang bersalah. Mereka mempunyai tempat tidur dari api yang menyala dan di atas mereka ada tutup dan demikian itulah Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang yang menganiaya.” (Q.S. Al-A'raf:40-41)

Allah Taala juga berfirman,
“Di atas kepala mereka ada tumpukan api dan di bawahnya pun ada tumpukan api pula. Demikian Allah memperingatkan sekalian hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu, hai hamba-hamba-Ku, takutlah kamu semua pada-Ku.” (Q.S. Az-Zumar:16)

Penghuni Jahanam tidak akan mati selama-lamanya, sebab kalau mati tentu dapat beristirahat, tetapi tidak pula merasakan kehidupan yang senang dan nyaman. Ini jelas diterangkan oleh Allah dalam firman-Nya,
“Orang yang malang akan menjauhkan diri daripada peringatan yang benar itu. Orang itulah yang akan masuk ke dalam neraka yang besar apinya. Di situ ia tidak akan mati dan tidak pula hidup.” (Q.S. Al-A'la:11-13)

Para penghuni neraka terhalang dari (rahmat) Allah swt, sebagaimana firman-Nya,
“Dengan demikian, sesungguhnya mereka pada hari itu (pada hari kiamat) tertutup dari (rahmat) Tuhannya.” (Q.S. Al-Muthaffifin:15)

Ini adalah merupakan bentuk siksa yang paling hebat. Dalam ayat lain Allah Taala berfirman lagi,
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir (tidak mempercayai) ayat-ayat Kami, Kami akan memasukkan mereka ke dalam api neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami gantikan dengan kulit yang lain, supaya mereka rasakan benar-benar siksaan itu. Sesungguhnya Allah Maha Mulia dan Bijaksana.” (Q.S. An-Nisa:56)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa setiap kulit penghuni neraka yang sudah hangus, hancur dan habis dimakan api akan diganti dengan kulit lain. Sebab dilaksanakan sedemikian ini ialah karena rasa sakit yang sangat justru dalam urat-urat di lapisan kulit, sedang yang lain-lainnya seperti bagian dalam, otot-otot dan sebagainya, maka rasa sakitnya kurang. Oleh sebab itu setiap dokter tentu mengetahui bahwa terbakar yang sekali pun hanya biasa saja, jika belum sampai melampaui lapisan kulit, maka akan menimbulkan rasa sakit yang sangat pedih sekali. Lain sekali dengan terbakarnya yang sangat sehingga melalui lapisan kulit sampai ke bagian dalam daging. Sekali pun keadaannya lebih membahayakan, tetapi sakit yang dirasakan tidaklah sehebat yang di atas. Allah Taala memberitahukan kepada kita bahwa setiap api sudah makan kulit yang di dalamnya terdapat beberapa urat saraf, lalu dibuatkan lagi kulit yang baru, tanpa berhenti sama sekali. Demikianlah bentuk siksa yang akan dialami penghuni neraka nanti, amat sangat dan pedih sekali.

Di sini tampak nyata betapa besar kebijaksanaan Allah Taala, sebelum hal itu diketahui oleh manusia. Memang Allah Taala bersifat Maha Mulia dan Bijaksana, oleh sebab hebatnya kesengsaraan yang diderita juga karena amat pedihnya siksa yang dirasakan, sampai-sampai kaum durhaka hendak menebusnya, andaikata dapat, sekali pun dengan mengurbankan kekasih yang dimilikinya atau seorang yang amat disayangi dan dimuliakan. Tetapi adakah tebusan itu akan bermanfaat untuknya, dapatkah hal itu terjadi dan siapakah yang akan menerima cara yang sebodoh ini? Maka segala harapan mereka tidak terpenuhi dan tidak terkabul. Dalam hal ini Allah Taala berfirman,
“Orang yang berdosa ingin sekali, kalau kiranya mereka dapat menebus dirinya dari siksa yang diterimanya pada hari itu dengan memberikan anak-anak, istri, saudara dan keluarganya yang memberi tempat kediaman untuknya, juga dengan seluruh manusia yang di bumi ini. Demikianlah ia ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Tidak mungkin terjadi.” (Q.S. Al-Ma'arij:11-15)

PERBANDINGAN API DI DUNIA DENGAN API AKHIRAT
Diceritakan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
“Apimu yang kamu semua nyalakan di dunia ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panas neraka Jahanam.” Para sahabat berkata, “Demi Allah, api dunia ini saja sudah amat panas, ya Rasulullah!” Beliau lalu bersabda lagi “Memang, api neraka masih lebih lagi, enam puluh sembilan bagian dari panasnya, semua itu setiap bagian sama suhu panasnya dengan api dunia.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmizi).

SIKSAAN YANG PALING RINGAN
Diceritakan dari Nukman bin Basyir r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
“Seringan-ringan siksa manusia ialah seseorang yang dipakaikan sepasang alas kaki dengan dua buah pengikat dari api neraka. Dari keduanya mendidih otaknya sebagaimana air mendidih di kuali. Ia merasa tidak ada orang lain yang dianggap lebih berat siksanya dari dirinya sendiri, padahal sebenarnya ialah orang yang teringan siksanya di antara penghuni neraka.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmizi).


ORANG MUKMIN TIDAK KEKAL DALAM NERAKA
Dalam hadis sahih diterangkan bahwa orang mukmin tidak akan kekal disiksa di dalam neraka. Apabila seorang mukmin melakukan dosa-dosa besar sampai berulang kali dan bertimbun-timbun dan belum lagi terbalas dengan diberi hukuman hudud sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat agama, tidak pula disusul dengan tobat nasuha, juga tidak terhapus dengan sebamemperoleh musibah (bencana), sakit atau hal-hal lain yang dapat melenyapkan dosanya, maka tentu ia akan dihisab amalannya yang buruk tadi. Jadi nanti pada hari kiamat Allah Taala akan menimbang amal-amal perbuatannya yang baik dan juga semua kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan yang belum sempat ditobati. Sekiranya kebaikannya menang, tentu ia dapat dimasukkan ke dalam surga juga dapat masuk surga pula sekiranya antara kebaikan dan keburukannya sama nilai dan beratnya.

Dalam hal ini Allah Taala berfirman,
“Kami (Allah) tegakkan neraca keadilan pada hari kiamat, sehingga tidak seorang diri pun yang akan dianiaya (dirugikan) sedikit pun dan sekali pun hanya suatu amalan seberat biji sawi, pasti Kami datangkan (timbang) juga. Cukup sempurnalah Kami membuat perhitungan.” (Q.S. Al-Anbiya:47)

Jika keburukan lebih berat timbangannya dari kebaikannya, maka ia akan masuk neraka. Di situlah ia akan disiksa sesuai dengan kadar yang telah diamalkan dan cocok pula dengan dosa yang telah ditimbun serta setimpal dengan bentuk hukuman yang akan diterimanya. Setelah cukup masa hukuman, ia akan keluar dari neraka dengan tubuh dan jiwa yang sudah suci. Ia akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Allah Taala, berupa pahala atas kebaikannya, demikian itulah cara penerapan keadilan dan kebijaksanaan Allah Taala.

Mengenai tidak kekalnya orang mukmin dalam neraka disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Khudri bahwa Nabi saw. bersabda,
“Penghuni surga akan masuk surga dan penghuni neraka akan masuk neraka. Kemudian Allah Taala berfirman, ‘Keluarkanlah dari neraka siapa saja yang di dalam hatinya ada keimanan sekali pun seberat biji sawi.’ Orang-orang itu lalu keluar dari neraka dan tubuhnya sudah hitam hangus. Mereka lalu dimasukkan ke dalam sungai kehidupan (memberikan semangat hidup kembali), lalu tumbuhlah orang-orang tersebut sebagai tumbuhnya benih di samping tanah yang terkena air bah (banjir). Tidakkah engkau mengetahui bahwa benih itu akan keluar kekuning-kuningan dan berseri-seri.”  (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Nasai).

Jadi orang-orang yang berasal dari neraka, akan keluar sesudah dimandikan dalam sungai kehidupan tadi dan tubuhnya kembali segar bugar, bersemangat, riang gembira sebab merasa hidup layak lagi sebagaimana yang diinginkan. Selain itu ada sebuah hadis lain dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,
“Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan laa ilaaha illallaah, sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat biji kacang. Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan laa ilaaha illallaah sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat gandum. Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan laa ilaaha illallaah sedang dalam kalbunya ada kebaikan seberat debu.”  (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmizi).

SYAFAAT UNTUK ORANG YANG BERBUAT MAKSIAT
Rasulullah saw. selain memberikan syafaat uzhma (besar), juga memberikan syafaat lain-lain sesudah memperoleh izin dari Allah Taala, juga setelah selesai masa penyiksaan, yaitu untuk mengeluarkan orang yang bermaksiat dari neraka. Dicantumkan dalam beberapa hadis sahih bahwasanya Rasulullah saw. dapat memberikan syafaat kepada orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa besar sesudah mereka masuk neraka, kemudian Allah Taala menerima syafaatnya untuk orang-orang yang berdosa tadi, lalu Allah Taala mengeluarkan mereka dari neraka itu.

Jadi syafaat ini maksudnya ialah untuk menampakkan kemuliaan seseorang yang memberikan syafaat itu di sisi Allah, juga untuk memperlihatkan betapa keutamaan Nabi kita saw.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Setiap nabi mempunyai sebuah doa yang dikabulkan, yang dengannya ia berdoa. Saya (Nabi saw.) bermaksud hendak menyimpan doa itu untuk memberikan syafaat kepada umatku di akhirat.”  (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Imam Muslim menambahkan sabda beliau dengan,
“Syafaat itu akan diperoleh insya Allah Taala oleh semua umatku yang mati, yang tidak menyekutukan sesuatu apa pun dengan Allah.”

Diriwayatkan pula dari Imran bin Hashin r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
“Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan syafaat Muhammad saw. lalu mereka masuk surga dan diberi nama Jahanamiyin (bekas penghuni Jahanam).”  (Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Mereka diberi nama sedemikian bukan sebagai kata penghinaan, tetapi hanya supaya selalu ingat siksa-siksa yang pernah dia alami dan betapa besar nikmat yang kini diterimanya. Dengan demikian mereka akan lebih bergembira dan bersukacita.

PERCAKAPAN ANTARA AHLI SURGA DAN AHLI NERAKA
Setelah penghuni surga menetap di surga dan penghuni neraka di neraka, terjadilah suatu percakapan antara kedua golongan itu. Masing-masing golongan menyebutkan apa yang telah diamalkan di dunia dan balasan apa yang saat itu diterimanya yakni setelah di akhirat.

Mengenai bentuk percakapan itu tentu tidak dapat diuraikan sejelas-jelasnya, bagaimana terjadi perbincangan antara kedua golongan itu yang demikian sempurna, padahal antara keduanya terdapat jarak yang begitu jauh dan selisih kedudukan yang begitu besar. Oleh sebab itu tidak perlu dipikirkan terlampau mendalam, sebab semua itu termasuk salah satu bagian dari urusan akhirat yang pasti kita tidak dapat mencapai dengan akal pikiran kita. Kita tidak dapat mengetahui persoalan demikian dengan penyelidikan kita bagaimana pun telitinya. Tetapi Allah swt. sengaja mengubah keadaan manusia ini dan diciptakan dalam alam dan keadaan yang berbeda dengan gambaran yang biasa kita saksikan sekarang. Di akhirat manusia akan diberi panca indra yang lain lagi sifatnya, sehingga akan menjadi lebih kuat dari panca indra yang diberikan sewaktu di dunia sekarang ini.

Dalam persoalan ini rasanya tidak terlampau sukar untuk kita pikirkan, jika kita sudah melihat kemajuan teknik yang baru yang diciptakan oleh akal manusia pada akhir-akhir ini. Ada suatu benda yang kiranya mudah untuk mendekatkan pemahaman kita yaitu dengan melihat pesawat seperti televisi. Bukankah dengan alat ini antara manusia satu dengan lainnya dapat saling saksi-menyaksikan, lihat-melihat serta dengar-mendengar, sekali pun antara keduanya terdapat jarak yang amat jauh yang harus ditempuh dalam waktu berbulan-bulan perjalanan.

Allah Taala berfirman,
“Kami (Allah) telah menentukan kematian kepadamu dan Kami tidak akan dapat dikalahkan. Untuk menukar rupamu dan menjadikan kamu dalam rupa (keadaan lain) yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Waqi'ah:60-61)

Dalam Alquran diceritakan bentuk percakapan antara penghuni surga dan penghuni neraka, padahal terang ada tabir pemisah antara kedua golongan ini. Tabir itu di kalangan penghuni surga merupakan rahmat dan kenikmatan sedang di kalangan penghuni neraka adalah azab dan siksaan. Oleh sebab Alquran memberikan keterangan semacam itu, kita pun wajib beriman akan terlaksananya nanti. Adapun mengenai hakikatnya baiklah kita serahkan saja kepada Allah Taala Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan insya Allah kita akan dapat menyaksikan sendiri di akhirat nanti.

Allah Taala menjelaskan percakapan itu dalam firman-Nya,
“Pada hari engkau melihat orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, cahaya mereka bersinar di hadapan dan di kanan mereka. Kepada mereka disampaikan, ‘Berita gembira untukmu semua pada hari ini. Kamu semua memperoleh taman-taman surga yang di dalamnya ada berbagai sungai mengalir di bawahnya.’ Mereka berdiam di situ untuk selama-lamanya. Demikian adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Pada hari orang-orang yang munafik (beriman di bibir atau menunjukkan keislamannya secara palsu), yang lelaki atau perempuan, mengatakan kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami, biarkanlah kami mengambil sebagian dari cahayamu.’ Kepada mereka lalu dikatakan, ‘Mundurlah ke belakang dan carilah sendiri cahaya itu!’ Kemudian diletakkanlah tabir dinding antara mereka yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat (karunia), sedang di baliknya yakni di bagian luar ada siksaan. Orang yang berada di luar berseru pada yang di dalam, ‘Bukankah kita ini dahulu bersama-sama denganmu.’ Yang di dalam menjawab, ‘Betul, tetapi kamu semua telah mencelakakan dirimu sendiri dan bahkan menantikan kehancuran kami. Kamu semua ragu-ragu terhadap janji Tuhan dan kamu semua ditipu oleh angan-angan yang kosong sampai datang perintah Allah (kematian). Kamu semua juga ditipu oleh suatu tipuan sehingga lalai menjalankan perintah Allah. Oleh sebab itu, pada hari ini tidak akan diterima tebusan apa pun dari kamu semua dan tidak pula dari orang-orang yang kafir (tidak beriman). Tempat kediamanmu semua adalah neraka, itulah tempatmu berlindung dan tempat kembali yang amat buruk.” (Q.S. Al-Hadid:12-15)

Dalam adegan lain Alquran juga menceritakan bentuk yang lain mengenai percakapan antara penghuni surga dengan penghuni neraka, yaitu,
“Orang-orang yang mendiami surga sama berseru kepada orang-orang yang mendiami neraka, ‘Sebenarnya kami telah mendapati apa yang sebetulnya dijanjikan oleh Tuhan kepada kami. Maka apakah kamu semua juga sudah memperoleh apa yang sebetulnya dijanjikan oleh Tuhan kepadamu semua.’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Kemudian seseorang meneriakkan bahwa laknat (kutukan) Allah untuk orang-orang yang menganiaya (berbuat durhaka). Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan mengusahakan supaya jalan itu menjadi bengkok dan mereka tidak mempercayai hari kemudian.” (Q.S. Al-A'raf:44-45)

Perlu dimaklumi bahwa janji Tuhan kepada orang yang berbuat kebaikan adalah kenikmatan dalam surga, sedang janji Tuhan untuk orang yang berdosa ialah siksa dalam neraka. Kedua hal itu sudah diakui bahwa masing-masing sama-sama menerimanya. Selanjutnya Allah menceritakan pula lanjutan percakapan kedua golongan itu dalam Alquran sebagaimana firman-Nya,
“Orang-orang yang mendiami neraka berseru kepada orang-orang yang mendiami surga, ‘Limpahkanlah kepada kami air sedikit atau berilah sedikit rezeki makanan yang telah dikaruniakan oleh Allah kepadamu semua.’ Penghuni surga menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya (minuman dan makanan yang enak-enak itu) untuk orang-orang kafir.’ Orang-orang kafir ialah orang-orang yang menganggap agamanya sebagai senda gurau dan permainan belaka. Mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Oleh sebab itu, pada hari ini Kami (Allah) melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan akan menemui hari ini dan karena mereka menyangkal kebenaran ayat-ayat Kami.” (Q.S. Al-A'raf:50-51)


ORANG YANG TERAKHIR MASUK SURGA DAN YANG TERAKHIR KELUAR DARI NERAKA
Diriwayatkan dari Ibnu Masud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Orang yang terakhir masuk surga adalah seorang lelaki. Ia kadang-kadang berjalan dan kadang-kadang merangkak, bahkan kadang-kadang masih dijilat-jilat juga oleh api. Setelah ia dapat melalui tempat api itu, ia pun menoleh ke belakang dan berkata, ‘Maha Suci Allah yang telah menyelamatkan diriku daripadamu. Sungguh saya telah dikaruniai oleh Allah Taala suatu pemberian yang belum pernah diberikan oleh-Nya kepada seseorang pun baik dari golongan orang-orang dahulu (awalin) atau pun orang-orang belakangan (akhirin). Kemudian ditampakkan padanya sebatang pohon, lalu ia berkata, ‘Ya Tuhanku! Sudilah kiranya Engkau mendekatkan aku kepada pohon ini, supaya aku dapat bernaung di bawahnya dan dapat pula minum airnya.’ Allah berfirman, ‘Hai anak Adam (manusia)! Barangkali kalau sudah Kuberikan padamu permintaanmu itu, apakah kiranya engkau tidak meminta lagi yang lain?’ Orang itu menjawab, ‘Ya Tuhanku! Aku tidak akan meminta yang lainnya lagi.’ Orang itu disuruh berjanji tidak akan meminta yang lain lagi dan setelah itu Tuhan lalu menerima permohonannya, sebab dilihatnya orang tersebut tidak sabar lagi mendapatkan keinginannya. Oleh Allah ia didekatkan pada pohon itu dan ia pun bernaung di bawahnya serta minum pula airnya. Selanjutnya ditampakkan sebatang pohon yang lain padanya dan yang lebih bagus dari yang pertama. Orang itu berkata, ‘Ya Tuhanku! Sudilah kiranya Engkau mendekatkan aku kepada pohon ini, supaya aku dapat bernaung di bawahnya dan minum airnya. Aku tidak akan meminta yang lainnya pada-Mu.’ Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Bukankah sebelum ini engkau sudah berjanji tidak akan meminta yang lainnya kepada-Ku? Barangkali kalau sudah Kuberikan permintaanmu ini, engkau akan meminta lagi yang lainnya pula?’ Orang itu berjanji sekali lagi untuk tidak meminta yang lainnya. Tuhan lalu menerima permohonannya, sebab dilihatnya orang tersebut agaknya tidak sabar lagi untuk mendapatkan keinginannya itu. Oleh Allah ia didekatkan pada pohon itu dan ia pun bernaung di bawahnya serta minum airnya. Setelah itu ditampakkan pula di muka orang tadi sebatang pohon yang terletak di dekat pintu gerbang surga yang keadaannya lebih bagus dari kedua pohon yang sebelumnya. Orang itu berkata pula, ‘Ya Tuhanku! Sudilah kiranya Engkau mendekatkan aku dari pohon ini, supaya aku bernaung di bawahnya dan minum airnya. Aku tidak akan meminta pada-Mu yang lain lagi.’ Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Bukankah sebelum ini engkau sudah berjanji pada-Ku tidak akan meminta yang lain.’ Orang tadi menjawab, ‘Benar, ya Tuhanku sekarang saya tidak meminta lagi yang lain.’ Oleh Allah diterima permohonannya, sebab dilihatnya ia sudah tidak sabar lagi untuk mendapatkan keinginannya. Orang itu didekatkan pada pohon tersebut. Demi ia sudah didekatkan pada pohon yang terletak di dekat pintu surga itu, lalu terdengar olehnya suara riuh rendah dari penghuni surga. Kemudian ia pun berkata lagi, ‘Ya Tuhanku, masukkanlah saya ke dalam surga.’ Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Karunia apakah yang kiranya dapat memuaskan hatimu, sehingga engkau tidak meminta-minta lagi? Apakah kiranya engkau puas, sekiranya engkau Kuberi kenikmatan sebesar kadar dunia dan sebuah lagi yang seperti itu?’ Orang itu berkata, ‘Ya Tuhanku! Apakah Engkau memperolok-olokkan diriku padahal Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?’ Ibnu Masud (yang menceritakan hadis ini) lalu ketawa. Setelah itu ia berkata, ‘Mengapa kamu semua (kawan-kawannya yang mendengarkan) tidak menanyakan kepadaku, apa sebab aku ketawa?’ Orang-orang yang mendengarkan lalu bertanya, ‘Mengapa engkau tertawa?’ Ia menjawab, ‘Begitulah Rasulullah saw. juga ketawa sewaktu menceritakan ini, lalu beliau ditanya, apakah sebab beliau tertawa.’ Beliau menjawab, ‘Saya tertawa karena Tuhan seru sekalian alam ketawa ketika orang yang meminta dimasukkan surga itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olokkan diriku, padahal Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam.’ Seterusnya Allah lalu berfirman, ‘Aku tidak memperolok-olokkan engkau, tetapi memang Aku ini Maha Kuasa atas segala yang Aku kehendaki.’”(Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim).


SURGA
Jannah atau surga menurut etimologi berarti taman yang terdiri dari pohon kurma atau pohon lain-lain. Kata ini diambil dari lafal janna yang artinya menutupi. Sebab disebut demikian ialah karena pohon-pohon yang ada di dalam surga amat rindang daunnya, rimbun sekali, sedang cabang-cabang dari pohon yang satu bertaut dengan cabang-cabang dari pohon lainnya, sehingga bagian atas merupakan sebuah naungan atau payung tempat berteduh.

Adapun yang dimaksud dengan surga ialah suatu tempat kediaman atau perumahan yang disediakan oleh Allah swt. untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya sebagai balasan kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatannya yang saleh.

Untuk memberi nama surga itu, Alquran memberikan banyak gelaran seperti Jannatul Ma'wa (surga tempat kembali), Jannatu Adn (surga tempat tinggal yang kekal), Darul Khulud (perumahan yang kekal), Firdaus (paradis), Darussalam (tempat kediaman yang damai), Darul Maqamah (tempat kediaman yang tenang), Jannatun Na'im (taman-taman yang menyenangkan), Maqam Amin (tempat yang aman) dan lain-lain lagi. Dalam Alquran juga disebutkan bahwa luas surga itu adalah seluas keseluruhan langit dan bumi yakni alam semesta ini. Pernah Nabi saw. ditanya tentang tempat neraka, “Jika luas surga adalah seluas keseluruhan langit dan bumi, maka di manakah tempat neraka?” Beliau memberikan jawaban tentang ini dengan sabdanya, “Maha Suci Allah, di manakah malam, jika siang sudah menjelma.”

PENGHUNI SURGA
Surga tidak akan dimasuki selain orang yang benar-benar mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mulia serta bersifat dengan berbagai keutamaan dan keluhuran. Allah Taaberfirman,
“Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan mengaruniakan surga untuk mereka. Mereka berperang untuk membela agama Allah, sebab itu mereka pun membunuh dan terbunuh, menuruti janji Allah yang tersebut dalam kitab Taurat, Injil dan Alquran. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah itu? Oleh sebab itu, maka bergembiralah dengan perjanjian yang telah kamu semua perbuat. Yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Orang-orang yang bertobat kepada Allah, orang-orang yang menyembah-Nya, orang-orang yang memuji-Nya, orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang rukuk, orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh mengerjakan kebaikan, orang-orang yang melarang mengerjakan keburukan dan orang-orang yang menjaga batas-batas hukum Allah, maka sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman itu.” (Q.S. At-Taubah:111-112)

KENIKMATAN SURGA
Allah Taala menjelaskan tentang sifat-sifat dan keadaan surga yakni bahwa kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya kekal, kesenangan di situ tidak akan pernah habis dan apa saja yang terdapat di dalamnya benar-benar tidak ada tandingannya. Tentang sungai-sungainya banyak sekali dan bercabang-cabang pula, airnya pun meluap dan tidak akan kering. Dalam Alquran disebutkan,
“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah sebagai suatu taman yang di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti, sungai-sungai dari anggur yang amat sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bening jernih. Di sana mereka memperoleh segala macam buah-buahan serta pengampunan dari Tuhan.” (Q.S. Muhammad:15)

Sungai-sungai mengalir di bawah gedung-gedung dan istana-istana yang besar-besar lagi indah, yang di dalamnya penuh tersedia berbagai buah-buahan dan daging burung. Ini jelas difirmankan oleh Allah Taala,
“Para penghuni surga menerima buah-buahan, yang mana saja mereka bebas memilihnya dan juga daging burung, mana saja yang mereka inginkan” (Q.S. Al-Waqi'ah:20-21)

Penghuni-penghuni surga setiap dikaruniai rezeki berupa buah-buahan, mereka senantiasa berkata,
“Ini tentunya yang pernah kita peroleh sebelum sekarang,” padahal yang diberikan kepada mereka memang serupa benar dengan yang lalu. Tetapi yang terang letak persamaan dalam hal kebagusan dan indah bentuknya. Allah Taala berfirman, “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, sesungguhnya mereka akan memperoleh taman-taman surga yang mengalir beberapa sungai di bawahnya. Setiap mereka mendapatkan pemberian rezeki dari surga dari buah-buahan, mereka berkata, ‘Ini adalah seperti rezeki yang kita terima sebelum sekarang.’ Kepada mereka diberikan pemberian-pemberian yang serupa. Di dalam surga pun mereka akan memperoleh jodoh yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah:25)

Rezeki baik yang berupa makanan atau minuman yang diberikan kepada penghuni surga dilayani oleh pemuda-pemuda yang tetap tinggal muda dan mereka adalah bagaikan mutiara yang bertaburan karena sangat molek, rupawan dan indah pakaiannya. Ini dinyatakan oleh Allah Taala dalam firman-Nya,
“Dan beredarlah (melayani) di sekitar mereka bujang-bujang yang tetap tinggal muda. Kalau engkau lihat mereka, engkau kira mereka mutiara yang bertaburan. Dan ke mana saja engkau melihat, engkau akan melihat kenikmatan (merasa amat senang sekali) serta kerajaan yang besar. Bujang-bujang muda itu mengenakan pakaian yang berupa sutera halus yang berwarna hijau dan pula sutera tebal, juga diberi perhiasan gelang tangan dari perak. Tuhan memberikan minuman kepada mereka dengan minuman yang bersih.” (Q.S. Al-Insan:19-21)

Adapun bujang-bujang pelayan itu membawa piring-piring, wadah-wadah dan gelas-gelas dari emas, di dalamnya penuh dengan makanan dan minuman yang meneteskan air liur, sangat diingini oleh hati dan sedap dipandang mata. Hal ini dinyatakan oleh Allah Taala dalam firman-Nya,
“Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas. Di dalamnya terdapat semua apa yang diingini oleh hati dan yang sedap dipandang mata. Kamu semua akan kekal di situ selama-lamanya.” (Q.S. Az-Zukhruf:71)

Juga tersebut dalam firman-Nya,
“Kepada mereka diedarkan wadah dari perak dan gelas dari kristal murni. Kristal jernih terbuat dari perak pula yang mereka perkirakan dengan ukuran yang sesuai sekali. Di surga mereka diberi minuman dalam gelas dengan campuran jahe. Diambil dari sebuah mata air yang bernama Salsabil.” (Q.S. Al-Insan:15-18)

Bukan main senang dan suka citanya. Baru pelayannya saja pakaiannya sudah berupa sutera tipis dan tebal berhiaskan emas. Konon pula keadaan tempat kediaman yang digunakan sebagai tempat tinggal, biliknya bersusun dan tampak aliran sungai di bawahnya. Allah Taala berfirman,
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan, mereka akan mendapatkan bilik-bilik gedung yang tinggi dan di atasnya ada pula bilik-bilik dari gedung yang tinggi pula yang dibangun dan di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.” (Q.S. Az-Zumar:20)

Selain itu dijelaskan bahwa penghuni surga ditemani oleh istri-istrinya duduk bersenang-senang dan bersandar di atas sofa yang indah, dalam tempat yang teduh dan nyaman udaranya. Istri-istrinya dijadikan oleh Allah dalam keadaan muda semua, sebaya usianya dan penuh kecintaan pada suaminya, sebagaimana juga halnya Allah menciptakan para bidadari yang matanya jelita, bagaikan telur yang tersimpan rapi. Para wanita dalam surga semua suci dari segala cela yang biasa dialami oleh wanita-wanita di dunia, maka dari itu mereka tidak mengalami haid, nifas, rupa yang buruk atau pun budi pekerti yang jahat. Mengenai semua ini diterangkan oleh Allah Taala dalam beberapa firman-Nya, yaitu,
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukannya masing-masing (menurut kegemarannya sendiri-sendiri). Mereka dengan istri-istrinya berada di tempat yang teduh sambil duduk-duduk bersandar di atas sofa.” (Q.S. Yasin:55-56)

Juga firman-Nya,
“Sesungguhnya gadis-gadis dalam surga Kami (Allah) jadikan dengan kejadian yang istimewa. Mereka Kami jadikan perawan suci penuh kecintaan dan sebaya semua usianya.” (Q.S. Al-Waqi'ah:35-37)

Ada pula firman-Nya,
“Di samping mereka terdapat pula gadis-gadis (bidadari-bidadari) yang sopan-sopan lagi setia dengan mata yang jelita bagaikan telur yang tersimpan rapi.” (Q.S. Ash-Shaffat:48-49)

Terdapat pula keterangan bahwa penghuni surga tidak mempunyai perasaan kedengkian, sebab sifat ini sudah dibuang sama sekali oleh Allah Taala dari hati mereka. Mereka hidup sebagai saudara kandung, duduk berhadap-hadapan dan tidak merasa penat atau lelah sama sekali. Ini disebutkan dalam firman Allah Taala yang berbunyi,
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berdiam di dalam taman-taman surga dan di tengah-tengahnya ada mata air yang memancar. Kepada mereka dikatakan, ‘Masuklah kamu semua ke dalamnya dengan aman sentosa.’ Kami (Allah) telah membuang segala sifat kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka merupakan saudara-saudara belaka, berhadap-hadapan di atas tempat duduk. Mereka tidak pernah tersentuh rasa lelah dan mereka tidak akan dikeluarkan dari tempat itu.” (Q.S. Al-Hijr:45-48)

Diuraikan pula bahwa di dalam surga tidak terdengar sama sekali omong kosong atau percakapan yang menyebabkan dosa. Yang terdengar hanyalah kata-kata yang menyucikan Allah swt. serta ucapan salam antara seorang dengan lainnya, juga salam Tuhan kepada kaum mukminin, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Taala,
“Di dalam surga mereka tidak mendengarkan perkataan omong kosong dan tidak pula kata-kata yang menyebabkan dosa. Yang terdengar di situ hanyalah ucapan salam (damai), salam (damai)’.” (Q.S. Al-Waqi'ah:25-26)

Juga firman-Nya,
“Salam (damai), suatu ucapan penghormatan yang diterima dari Tuhan Yang Maha Pemurah.” (Q.S. Yasin:58)

Dan lagi firman-Nya,
“Para malaikat akan datang menemui penghuni surga dari segala pintu. Mereka mengatakan, ‘Salam (damai) untukmu semua, dketeguhan hatimu. Alangkah senangnya tempat kediaman yang terakhir.’” (Q.S. Ar-Ra'd:23-24)

Adapun hadis yang menjelaskan sehubungan dengan persoalan surga dan penghuninya serta keadaan-keadaan yang ada di dalamnya, di antaranya ialah yang diceritakan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmizi bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya kelompok pertama yang memasuki surga rupa mereka adalah bagaikan bulan purnama. Kemudian yang menyusul sesudah mereka mempunyai rupa sebagai bintang cemerlang yang cahayanya sangat terang di langit. Para penghuni surga tidak membuang kotoran kecil atau besar, tidak pula berludah atau pun beringus. Sisir mereka terbuat dari emas sedang keringat mereka berbau minyak kasturi dan perapiannya adalah dari tangkai dupa harum. Istri-istri mereka adalah bidadari yang bermata jelita. Para penghuni surga mempunyai satu macam watak sebagai satu orang saja, sedang bentuk rupanya adalah semua seperti ayah mereka yakni Adam yang tingginya ada enam puluh hasta ke atas.”

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari bersabda kepada sekalian sahabatnya,
“Ingatlah! Siapakah yang suka cepat-cepat berusaha giat mendapat surga? Sesungguhnya surga tidak pernah terlintas dalam hati yang sesuai dengan keadaannya. Demi Zat yang menguasai Kakbah, surga adalah merupakan cahaya yang terang-benderang, semerbak wangi yang mengharumkan, di dalamnya terdapat istana yang megah, sungai yang mengalir, buah-buahan yang banyak dan matang, istri yang cantik dan molek, berbagai perhiasan yang bermacam-macam dan kedudukan yang selamanya dalam keadaan kelapangan dan kenikmatan hidup, dalam gedung-gedung yang indah dan mengkilap.” Para sahabat lalu berkata, “Kita semua ingin cepat-cepat untuk mencapainya, ya Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Katakanlah insya Allah.” Kemudian beliau menyebutkan urusan perjuangan dan menyuruh supaya diperhebat". (Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

NIKMAT SURGA DI LUAR GAMBARAN AKAL PIKIRAN
Nikmat surga sebagaimana yang telah diuraikan di muka adalah seperti apa yang sudah kita kenal di alam dunia sekarang ini, sekali pun tentunya keadaannya lebih tinggi, nilainya lebih mulia dan mutunya lebih hebat, baik dalam hal warna, bentuk, rasa dan baunya. Sekali pun demikian, hakikatnya tidak dapat digambarkan oleh akal pikiran sebab pasti jauh lebih hebat dari apa yang dilukiskan oleh akal manusia.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. sebuah hadis dari Rasulullah saw., sabdanya,
“Telah Aku (Allah) sediakan untuk seluruh hamba-Ku yang saleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati seseorang pun. Bacalah sesukamu ayat yang berarti, ‘Seseorang pun tidak dapat mengetahui cahaya mata (kegembiraan) yang disembunyikan yang akan dikaruniakan kepada mereka itu.’” (Q.S. As-Sajdah:l7)

Jadi nikmat yang ada di akhirat sebenarnya sama sekali tidak dapat disamakan dengan nikmat yang pernah kita lihat atau kita alami di dunia. Sekali pun agaknya ada persamaan, maka persamaan itu hanya mengenai nama belaka sedang keadaan dan sifat yang hakiki pasti berbeda. Sebabnya ialah andai kata sama, tentu sudah ada mata yang melihat, telinga yang mendengar atau pun yang terlintas dalam kalbu, padahal jelas sebagaimana sabda Rasulullah saw. tidak demikian. Ibnu Abbas r.a. dalam memberikan kupasan atau tafsiran perihal firman Allah Taala yang berbunyi,
“Kepada penghuni surga diberikan karunia yang serupa dan di dalam surga mereka mendapatkan istri-istri yang suci dan mereka akan kekal selama-lamanya.” (Q.S. Al-Baqarah:25)

Ia berkata,
“Tidak sesuatu pun yang sama atau serupa apa-apa yang ada di surga dengan yang ada di dunia ini, melainkan hanya nama-namanya belaka.”


NIKMAT SURGA YANG TERTINGGI
Adapun nikmat yang diberikan kepada penghuni surga yang tertinggi ialah mereka dapat melihat zat Allah swt., dapat bermunajat dengan-Nya serta merasa bahagia karena mendapatkan keridaan-Nya.

Dalam hal ini Allah Taala berfirman tentang melihat Allah Taala,
“Wajah-wajah penghuni surga pada hari itu berseri-seri, karena dapat melihat Tuhannya.” (Q.S. Al-Qiyamah:22-23)

Tentang bermunajat dengan Allah Taala,
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan masing-masing. Mereka dengan istri-istrinya berada di tempat yang teduh, sambil duduk-duduk bersandar di atas sofa. Di situ mereka mendapatkan buah-buahan dan apa saja yang dimintanya. ‘Salam (damai)’ sebagai ucapan penghormatan yang mereka terima dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Q.S. Yasin:55-58)

Tentang keridaan yang mereka peroleh dari Allah Taala,
“Dan keridaan yang diperoleh dari Allah, itulah kenikmatan yang lebih besar lagi.” (Q.S. At-Taubah:72)

Juga firman-Nya,
“Bagi orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan akan mendapatkan taman-taman surga yang di bawahnya mengalir berbagai sungai. Mereka kekal di situ selama-lamanya. Mereka juga mendapatkan istri-istri yang suci serta keridaan dari Allah dan Allah adalah Maha Memperhatikan sekalian hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imran:15)

Mengenai hadis-hadis yang berhubungan dengan persoalan ini, di antaranya ialah yang diriwayatkan dari Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Apabila penghuni surga sudah memasuki surga, Allah Taala lalu berfirman,‘Jika kamu semua menginginkan sesuatu, Aku akan menambahnya.’ Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau sudah menjernihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau sudah memasukkan kami semua dalam surga? Bukankah Engkau sudah menyelamatkan kami dari api neraka?’ Kemudian diangkatlah tabirnya, maka tidak ada suatu kenikmatan pun yang pernah dikaruniakan kepada mereka itu yang mereka rasakan lebih senang (lebih lezat) daripada melihat Tuhan. Rasulullah saw. lalu membaca ayat yang artinya, “Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah balasan baik dan tambahan lagi dari itu (yakni dapat melihat Tuhan).” (Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lain).

Ada pula sebuah hadis yang diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah r.a., bahwa pada suatu malam Rasulullah saw. melihat bulan purnama, lalu beliau bersabda,
“Sesungguhnya kamu semua nanti akan dapat melihat Tuhan dengan terang sebagaimana kamu semua melihat bulan ini. Kamu semua tidak akan ragu-ragu sedikit pun melihat-Nya. Jika kamu semua mampu janganlah terlalaikan melakukan salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maka kerjakanlah. Rasulullah saw. lalu membaca ayat yang artinya, ‘Dan sucikanlah Tuhanmu dengan mengucapkan pujian pada-Nya sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya’.”  (Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmiz).

Melihat Allah Taala sewaktu di dunia, tidak mungkin terjadi untuk siapa pun juga. Nabi Musa a.s. pernah memohon kepada Tuhan supaya dapat melihat-Nya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Taala dengan firman-Nya,
“Ya Tuhan! Perlihatkanlah diri-Mu padaku, supaya aku dapat melihat-Mu. Tuhan lalu berfirman, ‘Engkau tidak akan dapat melihat Aku, tetapi pandang sajalah bukit itu. Jika ia tetap di tempatnya, nanti engkau dapat melihat Aku.’ Tetapi setelah Tuhan memperlihatkan kebesaran Zat-Nya kepada bukit itu, tiba-tiba bukit itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar diri, ia berkata, ‘Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan akulah mula-mula orang yang beriman’.” (Q.S. Al-A'raf:143)

Ibnu Abbas r.a. juga beberapa golongan alim ulama berpendapat, bahwa Nabi Muhammad saw. dapat melihat Tuhan pada waktu malam isra. Ibnu Abbas r.a. dalam mengupas firman Allah Taala,
“Tidaklah Kami membuat pemandangan yang Kami perlihatkan padamu itu, melainkan sebagai fitnah bagi seluruh manusia” (Q.S. Al-Isra:60) Ia berkata, “Pemandangan yang dimaksudkan ialah penglihatan mata kepala yang diperlihatkan kepada Rasulullah saw. di malam beliau diisrakan untuk menghadap ke hadirat Allah Taala.” (Diriwayatkan oleh Bukhari. Hasan sendiri bersumpah bahwa Rasulullah saw. juga pernah melihat Tuhan).

Tetapi Saidah Aisyah r.a. mengingkari pendapat di atas, tidak membenarkan bahwa Rasulullah saw. melihat Tuhan. Diriwayatkan dari Masruq, katanya,
“Saya berkata kepada Aisyah r.a., ‘Wahai Umul mukminin! Benarkah Nabi Muhammad saw. pernah meTuhan?’ Aisyah lalu menjawab, ‘Benar-benar telah berdiri tegak bulu romaku karena mendengar apa yang kau katakan itu. Hati-hatilah engkau dari tiga hal ini. Siapa yang memberitahukan padamu tentang tiga hal ini, pasti ia berdusta. Siapa yang memberitahukan padamu bahwa Muhammad pernah melihat Tuhan, ia pasti berdusta.’ Aisyah lalu membaca ayat yang artinya, ‘Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh semua mata, sedang Dia dapat melihat semua mata itu.’ (Q.S. Al-An'am:103) ‘Siapa yang memberitahukan padamu bahwa ia dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari, pasti ia berdusta.’ Aisyah lalu membaca ayat yang artinya: Tidak seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan esok hari.’ (Q.S. Luqman:34) ‘Siapa yang mengatakan padamu bahwa ia (Rasul) menyembunyikan sedikit pun dari wahyu, maka pasti ia berdusta.’ Aisyah lalu membaca ayat yang artinya, ‘Hai Rasul! Sampaikanlah apa-apa yang diturunkan padamu dari Tuhanmu’. (Q.S. Al-Maidah:67) Tetapi ia pernah melihat Jibril dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali.”  (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmizi).


KEKEKALAN KEHIDUPAN DI AKHIRAT
Surga kekal tidak pernah rusak, demikian pula neraka. Para penghuni di masing-masing tempat itu (yakni surga dan neraka) juga kekal. Mereka tidak akan didatangi oleh kematian dan tidak pula dihinggapi oleh kebinasaan dan kerusakan.

Dalam hal ini Allah Taala berfirman,
“Sesungguhnya dalam hal itu pasti dapat menjadi keterangan untuk orang yang takut akan siksa hari kemudian. Hari itu adalah hari seluruh manusia dikumpulkan dan itu pulalah hari yang memberikan kesaksian. Kami tidak mengundurkannya, melainkan sampai pada waktu yang ditentukan. Jika hari itu datang, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya. Di antara orang-orang ada yang celaka dan ada yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka tempat mereka adalah neraka. Mereka di situ menarik nafas panjang dan mengerang. Mereka kekal di situ selama-lamanya selama ada langit dan bumi, kecuali menurut kehendak Tuhanmu, sesungguhnya Tuhanmu Maha Kuasa melaksanakan apa saja yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempat mereka di dalam surga. Mereka kekal di situ selama-lamanya, selama ada langit dan bumi, melainkan menurut kehendak Tuhan. Itulah pemberian yang tiada henti-hentinya.” (Q.S. Hud:103-108)

Adapun rahasianya, mengapa penghuni surga kekal dalam surga dan penghuni neraka dalam neraka, sebab masing-masing dari kedua golongan itu juga mengekalkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan sewaktu di dunia, baik berupa kebaikan atau pun berupa keburukan. Para penghuni surga tentunya akan terus melaksanakan keimanan yang benar serta ketaatan dan kebaktian kepada Allah Taala, sekali pun sampai kapan saja mereka hidup di dunia, bahkan selama ada umur dalam tubuh mereka. Demikian pula halnya penghuni neraka. Mereka pun akan tetap melakukan kekafiran, kemaksiatan serta kedurhakaan, sekali pun akan hidup di dunia ini selama berjuta-juta tahun lamanya. Jadi kedua golongan itu pasti akan menghendaki perbuatan-perbuatannya sendiri sebagaimana yang sudah dibiasakan selama itu. Oleh karenanya, maka sudah selayaknya, jika balasan dari kedua golongan tadi diterapkan menurut kehendaknya sendiri serta niat yang sudah terpatri dalam jiwanya.

Berdasarkan apa yang sesuai dengan kehendak dan kemauan mereka inilah pengekalan itu dilaksanakan, karena baik keimanan atau kekafiran dan apa yang merupakan hubungan yang erat dari keduanya yang berupa amal baik atau buruk, pasti akan terus menetap dan meresap dalam kalbu, juga mantap untuk selamanya dalam jiwa. Ini tentunya tidak mungkin hilang sebab sudah meresap dan mendarah daging.

Alquran dengan jelas menggambarkan penetapan hati yang sedemikian ini. Di situ disebutkan bahwa andaikata orang-orang kafir yang tidak beriman dikembalikan ke dunia sekali lagi, setelah mengalami siksaan yang pedih dalam neraka, niscaya mereka akan kembali melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan mereka di dunia, yakni kekafiran, kejahatan dan budi pekerti yang tercela. Allah swt. berfirman,
“Jika engkau melihat di waktu orang-orang kafir ditegakkan di muka neraka, lalu mereka berkata, ‘Wahai, malangnya nasib kami ini. Kiranya kami dapat dikembalikan (ke bumi), maka kami tidak akan mendustakan lagi keterangan-keterangan Tuhan dan kami akan menjadi orang-orang yang beriman. Tidak boleh jadi hal itu, bahkan telah jelas apa yang mereka rahasiakan dahulu. Jika sekiranya mereka dikembalikan, niscaya mereka akan mengulangi lagi mengerjakan apa yang telah dilarang. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdusta.” (Q.S. Al-An'am:27-28)

Jadi jelas bahwa balasan sesuai dengan iradah atau kehendak serta niat manusia itu sendiri. Sandaran pokok yang demikian ini adalah sesuai dengan sabda Rasulullah saw.
“Sesungguhnya amal-amalan tergantung pada niatnya dan bahwasanya setiap orang mendapat yang diniatkannya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Sumber : http://lingkaranmujahid.blogspot.com/2010_12_28_archive.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Jika terjadi kesalahan disana-sini dalam catatan ini,
Itu hanyalah dari kami
dan kepada Allah Swt. kami memohon ampunan...

Semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Wasiat Nasehat

Wasiat Nasehat Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Wasiat Nasehat Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib.
"Kebaikan bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi, kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika berbuat baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk segera memohon ampun kepada-Nya."

Di dunia ini tidak ada kebaikan, kecuali bagi orang berikut :
  1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala kesalahannya.
  2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan"Ketahuilah! Sesungguhnya kalian akan mati dan setelah itu dibangkitkan. Kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amal kalian, serta mendapatkan balasan yang setimpal.

Karena itu jangan tertipu kehidupan dunia. Kehidupan dunia ini penuh ujian, bersifat sementara dan sarat dengan tipu daya. Semua yang berada di dalamnya akan musnah. Para penghuninya pun saling berebut untuk memperolehnya. Ketahuilah! Kalian beserta segala perhiasan kehidupan dunia akan mengalami hal yang sama dengan mereka yang terdahulu, orang-orang yang lebih panjang umurnya dan lebih megah rumahnya. Sekarang jasad mereka telah menjadi tulang belulang, rumah mereka kosong. Mereka berada di kubur yang letaknya dekat dan penghuninya terasingkan. Mereka digerogoti oleh cacing, tertimbun oleh bebatuan dan pasir.Bayangkan kalian kelak akan menjadi seperti mereka, tubuh kalian hancur dan sendiri di kubur. Apa yang akan terjadi dengan kalian jika kiamat tiba, semua yang dikubur dibangkitkan dan segala rahasia yang tersembunyi dalam dada dibongkar, pada saat itulah setiap jiwa akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatannya selama hidup di dunia.

Hapalkanlah lima hal ini, andaikata kalian menunggang onta untuk mendapatkannya, maka hingga onta itu kurus, kalian tidak akan memperolehnya :
  1. Seorang Hamba hendaknya tidak berharap kecuali kepada Allah swt Tuhannya.
  2. Seorang hamba hendaknya hanya takut akan dosa-dosanya.
  3. Seorang yang bodoh hendaknya tidak merasa malu untuk bertanya.
  4. Seorang yang berilmu ketika ditanya tentang sebuah persoalan dan tidak mengetahui jawabannya, hendaknya tidak malu untuk mengatakan, "Allah swt yang Maha Mengetahui."
  5. Bagi Iman, sabar ibarat kepala sebuah tubuh, sehingga tidak ( sempurna ) iman seseorang yang tidak memiliki kesabaran.

"Wahai Allah, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yg menciptaku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung pada Mu dari keburukan yg kuperbuat, aku sadari kenikmatan Mu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau...."

Aamiin ya Robbal alamin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : http://yadikarnadi.blogspot.com/2010/05/wasiat-nasehat-sayyidina-imam-ali-bin.html

Wasiat Nasehat Habib Abdullah Al - Aydrus Akbar

Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak kemurnian.
  1. Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.
  2. Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt, maka terbukalah Khazanah Allah swt.
  3. Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi, diantara zuhur dan ‘Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba’da Subuh.
  4. Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.
  5. Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al qur’an dan hadits serta kitab-kitab agama islam.
  6. Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah (mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.
  7. Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.)
  8. Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.
  9. Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.
  10. Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)
  11. Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)
  12. Orang yang Roja’ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan ibadah\
  13. Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho Allah swt yang didambakan hidupnya.
  14. Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah

Sumber : http://sentuhan-qalbu.blogspot.com/2009/10/wasiat-nasehat-habib-abdullah-al-aydrus.html


Wasiat Nasehat Syekh Abdul Qadir Al-Jailany.

1.  Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan bid’ah, patuhlah selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah melanggar. Junjung tinggi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu sucikan Allah swt, dan jangan berburuk sangka kepadanya. Pertahankanlah kebenarannya, jangan ragu sedikitpun. Bersabarlah selalu, jangan menunjukkan ketidak sabaran. Beristiqomahlah dengan berharap kepadanya; bekerja samalah dalam ketaatan, jangan berpecah belah. Saling mencintailah, dan jangan saling mendendam.

2.  Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat; selama jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan cahayanya. Jika jiwamu bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai kedekatan denganNya lewat pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan Allah swt ialah berlepas diri dari makhluq dan kedirian; serta sesuai dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada hanya kehendak-Nya. Inilah keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau bersatu denganNya; bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah swt :
”Tak ada sesuatupun yang serupa dengannNya. Dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”

3.  Anakku! Pertama-tama nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang lain. Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain, jangan mengurusi orang lain selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. Sungguh celaka, engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang lain! Engkau buta, bagaimana dapat menuntun orang lain? Hanya yang memiliki penglihatan tajamlah yang mampu menuntun umat manusia. Hanya seorang perenang handallah yang mampu menyelamatkan mereka dari samudera ganas. Hanya orang yang mengenal Allah swt lah yang dapat mengembalikan manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak mengenal-Nya, bagaimana dapat menuntun manusia ke jalan-Nya?

4.  Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi ketakutan, masa luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, kekayaanmu menjadi kemiskinan. Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah 'Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa Allah swt ) di dunia. Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian, sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum, menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati suci.Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta telah memalingkan kalian dari jalan Allah 'Azza wa jalla dan pintu-Nya.Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….?

5.  Empat hal berikut menghapus agama kalian : [1]. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui. [2]. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui. [3]. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalian bodoh. [4]. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.

6.  Kalian menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan duniawi kalian, bukan untuk mengobati penyakit hati. Kalian tidak mendengarkan nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan mereka, kemudian menghina dan mentertawakannya, kalian juga bermain-main dalam majelis. Sesungguhnya kalian sedang mempertaruhkan diri kalian kepada Allah swt yang Maha Agung dan Maha Mulia. Segeralah bertobat, jamgan mencontoh musuh-musuh Allah 'Azza wa jalla. Berusahalah untuk mengambil manfaat dari apa yang kalian dengar.

7.  Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin. Berilah mereka sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak akan menjadi miskin dan hidup susah.Perut kalian kenyang, tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika kalian memiliki banyak makanan sisa, keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang peminta yang berdiri di depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui berita kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian mengusir peminta itu ketika kalian mampu memberinya.Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kau miliki dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau bangun dan memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Muhammad saw, beliau berderma kepada peminta, memerah susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut beliau saw, perbuatan beliau saw. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti….!

8.  Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu :
"Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku"jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :"Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku."Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :"Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku."Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :"Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku."Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :"Orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena dia bodoh ( tidak tahu ), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku."Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk."

Sumber : http://sentuhan-qalbu.blogspot.com/2009/10/wasiat-nasehat-syekh-abdul-qadir-al.html


Wasiat Nasehat Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra

"Semoga Allah SWT melindungi kami dan kalian dari tipu daya orang-orang zalim, kedzaliman para penghasut dan paksaan para pemaksa. Wahai orang-orang Mukmin, janganlah kalian tertipu oleh para thagut, penguasa zalim, pencari dunia yang hatinya dirasuki kecintaan kepada dunia, dan selalu menginginkan kenikmatan tiada nilai serta kelezatan dunia yang cepat berlalu. Aku bersumpah demi jiwaku, dimasa lalu, kalian telah melewati beberapa kejadian dan melalui beberapa fitnah dengan selamat, sementara kalian selalu menjauh dari orang-orang sesat, para pembuat bid’ah dan perusak di muka bumi. Maka kini mohonlah pertolongan Allah SWT dan kembalilah taat kepada Allah SWT dan kepada Wali Allah SWT yang lebih layak daripada para penguasa."

"Dahulukanlah perintah Allah SWT dan ketaatan kepada orang yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dari segala sesuatu dan selamanya dalam semua urusan. Janganlah kalian mendahulukan ketaatan kepada para thagut yang tertipu oleh dunia yang semu, daripada ketaatan kepada Allah SWT. Berhati-hatilah, jangan bergaul dengan para pendosa dan orang-orang yang tercemar maksiat. Berhati-hatilah bekerja sama dengan orang-orang zalim dan berdekatan atau berhubungan dengan orang-orang fasik. Waspadalah fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka. Ketahuilah, barang siapa menentang para wali Allah SWT, mengikuti agama selain agama Allah SWT, dan mengabaikan perintah dan larangan Wali Allah SWT, ia akan masuk neraka, dan tertimpa kobaran api yang menyala-nyala."

"Wahai nafsu hentikanlah kecondonganmu kepada dunia dan kecenderungan untuk meramaikannya, tidaklah engkau menjadikan sebagai pelajaran terhadap para pendahulumu yang telah ditelan bumi serta para sahabatmu yang telah membuatmu bersedih karena kepergiannya, demikian juga kawan-kawanmu yang telah berpindah kedalam tanah, mereka sekarang telah berada di dalam perut bumi, dibalik permukaannya, kebaikan-kebaikan mereka ikut lebur menyatu didalamnya , sudah berapa banyak manusia – manusia yang telah dibinasakan ole kekejaman masa dari abad ke abad, serta berapa banyak manusia-manusia yang telah dirusak oleh bumi dengan bencana-bencananya, lalu mereka ditenggelamkan di dalam gumpalan tanahnya, dari berbagai jenis manusia yang pernah engkau ajak bergaul dan kemudian mereka kamu antarkan ke dalam kuburnya."

"Betapa banyak manusia yang telah ditipu oleh dunia dari mereka yang justru mendiaminya, dan betapa banyak manusia yang telah dibanting oleh dunia dari mereka yang justru menempatinya, lalu dunia itu tidak mau mengangkatnya lagi dari keterpelesetannya, tidak menyelamatkannya dari kebinasaannya, tidak menyembuhkan dari kepedihannya, tidak membebaskannya dari penyakitnya dan tidak melepaskannya dari penderitaannya.“Wahai putraku, janganlah engkau berteman dengan orang fasik, karena sesungguhnya dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau lebih sedikit lagi dari hal itu yang ia belum memperolehnya, dan janganlah berteman dengan orang bakhil ( pelit ) karena sesungguhnya dia akan mentelantarkanmu di dalam apa yang dia miliki, sedangkan engkau sangat membutuhkannya, serta janganlah kamu berteman dengan seorang pembohong, karena sesungguhnya dia adalah seperti fatamorgana, ia membuat sesuatu yang jauh nampak dekat dihadapanmu dan membuat sesuatu yang dekat nampak jauh dari dirimu, demikian juga orang yang tolol, karena sesungguhnya ia ingin menguntungkan dirimu ( tapi karena ketololannya ) maka ia malah menyengsarakan dirimu, dan jangan pula dengan suka memutuskan tali persaudaraan, karena dia adalah orang yang mendapat laknat di dalam kitabullah, dengan firmannya :
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah swt, maka Allah swt menulikan telinga mereka dan membutakan penglihatan mereka.” (Q.S Muhammad :22-23 )

“Sesungguhnya Allah swt menyukai seseorang yang telah berbuat dosa, lalu bertobat.”“Orang yang tidak memerintah terhadap kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah seperti orang yang mencampakkan Kitabullah di belakang punggungnya.”

“Orang-orang yang menjadi pimpinan para manusia adalah orang-orang yang bermurah hati dan bertaqwa, sedangkan di Akhirat nanti, yang mulya adalah orang-orang ahli agama, ahli keutamaan dan orang ahli ilmu yang bertaqwa, karena sesungguhnya Ulama adalah Ahli waris Para Nabi.”

“Ada 4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi sempurna, dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya dalam keadaan ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati karena Allah swt, terhadap apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya untuk para manusia, lisannya selalu berkata jujur kepada para manusia dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan jelek menurut pandangan Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti yang baik kepada para keluarganya.”

“Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut sunnah Rasulullah saw.”

“Janganlah kamu merasa tidak suka berteman dengan seseorang, meskipun kamu telah mengira bahwa orang ini tidak akan bermnfaat bagi dirimu, karena sesungguhnya kamu tidak tahu kapan kamu akan membutuhkan temanmu itu.”

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemulyaan dan orang yang suka dendam akanmati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”

Sumber : http://sentuhan-qalbu.blogspot.com/2009/10/wasiat-nasehat-sayyidina-ali-zainal.html


10 WASIAT untuk semua

Sepuluh Wasiat (Nasehat) untuk Kita Semua:
  1. Dalam kondisi bagaimanapun, segera dirikan sholat ketika mendengar adzan.
  2. Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an, berdzikirlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya.
  3. Berusahalah untuk bisa berbicara dengan bahasa arab secara fush-hah (baik), sebab ia termasuk doktrin islam.
  4. Jangan banyak berdebat dalam setiap urusan, bagaimanapun bentuknya, sebab pamer kepandaian dan riya itu tidak mendatangkan kebaikan sedikit pun.
  5. Jangan banyak tertawa, karena hati yang selalu berinteraksi dengan Allah adalah hati yang tenang dan khusyu’
  6. Jangan banyak bergurau, karena umat yang gigih berjuang (berjihad) tidak mengenal selain kesungguhan.
  7. Jangan mengeraskan suara melebihi yang dibutuhkan oleh pendengar, sebab itu merupakan kecerobohan dan menyakitkan orang lain.
  8. Jauhi dari menggunjing orang dan menjelek-jelekkan kelompok atau organisasi, jangan membicarakannya selain kebaikan saja.
  9. Kenalkan dirimu kepada saudara-saudaramu seiman dan seperjuangan, walaupun engkau tidak diminta, sebab asas dakwah kita adalah mahabbah (kecintaan) dan saling mengenal
  10. Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk mengngunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, dan jika engkau punya tugas, selesaikanlah segera!

(Hasan Al-Banna)

Sumber : http://twister-ina.blogspot.com/2010/06/10-wasiat-untuk-semua.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...

Semoga Bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Berjuang Layaknya Ikan Salmon

Selalu ada sosok yang menginspirasi.. 
”Hidup penuh perjuangan”

begitu terdengar selalu...

Hidup bukanlah sebuah narasi yang datar dan tenang tetapi ia adalah sebuah dunia yang berombak dan bergelombang, kini kita sedang meniti itu bukan? Meniti di tengah riak dan gelombang untuk mencapai sebuah tujuan, haluan hidup yang disebut... masa depan. Tidak ada hidup tanpa masa depan di dunia ini, itulah sebabnya perjuangan dan kerja keras sangat diperlukan disini.

Belajar dari kisah mereka, teman-temanku. Yang terlahir dengan sebuah perjuangan... Bersakit-sakit dahulu, namun entah kapan bersenang-senangnya. Ahh, andai aku berada di posisi mereka, tentu mungkin aku takkan kuat bertahan.

Menjalani hidup dengan kerja keras, demi sebuah penghidupan, demi sebuah keinginan serta cita-cita. Membuat mereka harus jatuh bangun dalam menjalani segalanya. Mungkin urat malu mereka sudah putus, atau entah berapa ketebalan muka mereka... Sehingga mereka harus melakukan hal yang mungkin tak sewajarnya dilakukan. Semua hanya demi... masa depan. Mereka tetap lakukan itu semua, ”asal tak keluar dari konteks yang ada”, begitu kata temanku.

Coba kita perhatikan ikan salmon, ikan yang cantik dan indah berbadan ramping dan panjang itu merupakan ikan pejuang keras dalam mengarungi kehidupan. Tidak pernah tenang dan nyantai, ia selalu bergerak tidak mengenal batas waktu, hidupnya penuh dengan dinamika. Penuh dengan eksperimen. Berbuat dan berkarya.

Seperti itulah seharusnya kita! Berlayar jauh dan hijrah melintasi wilayah untuk mencari satu kesuksesan. Aku teringat kembali dengan kisah temanku, menjadi anak rantau ternyata tak mudah. Ia harus siap menjadi korban kerasnya Ibu Kota. Berpayah-payah demi mempertahankan hidup. Ingatlah kembali ke ikan salmon, selalu hijrah menentang arus. Tidak pernah berjalan jauh mengikuti irama arus, selalu berjuang menaklukkan arus, hingga sampai pada hulu sungai.

Memang. Tak ada jalan lain, kita harus menjadi manusia pekerja keras. Manusia yang menentang arus, berusaha terus untuk sampai destinasi kehidupan, seperti layaknya ikan salmon.

Lakukan semua itu, tanpa mengenal lelah. Berjuang dan berjuang! Demi semua angan serta impian. Hanya mati yang akan memisahkan perjuangan kita. Yakin, Alloh selalu menilai setiap perjuangan, tidak ada perjuangan yang sia-sia di mata-Nya.

"Bersabar serta berjuanglah terus… Untukmu, jiwa pejuang." ^_^


Sumber : http://deasukata.blogspot.com/2010_10_01_archive.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...

Semoga Bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Siapa Mau Jadi Orang Hebat..!?

h Kms Meyheriadi pada 23 Januari 2011 jam 11:09
"Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain." ~ Cicero

"Contoh yang baik adalah nasehat terbaik." ~ Fuller

"Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti." ~ John Gardne

"Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun." ~ Bung Karno

"Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri." ~ Mary McCarthy

"Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar." ~ La Roucefoucauld

"Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu." ~ Benjamin Franklin

"Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain." ~ Cicero

"Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda." ~ Dale Carnegie

"Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat." ~ George Downing

"Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer." ~ Sydney Harris

"Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu." ~ William Feather

"Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik." ~ Robert Hall

"Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri." ~ Martin Vanbee

"Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi." ~ Ernest Newman

"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak." ~ Aldus Huxley

"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai." ~ Schopenhauer

"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh." ~ Andrew Jackson

"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik." ~ Evelyn Underhill

"Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan." ~ Johan Wolfgang Goethe

"Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan." ~ Sir Francis Bacon

"Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya." ~ Jalinus At Thabib

"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu." ~ Marcus Aurelius

"Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain." – Thomas Hardy

"Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak." ~ Benjamin Franklin

"Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih." ~ Lao Tse

"Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya." ~ Joseph Addison

"Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain." ~ William Wordsworth

"Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah." ~ Kahlil Gibran

"Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya." ~ Alexander Pope

"Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda." ~ Heather Pryor

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah." ~ Thomas Alva Edison

"Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri." ~ Muhammad Ali

"Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh." ~ Confusius

"Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum." ~ Mahatma Gandhi

"Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari." ~ Bediuzzaman Said Nursi

"Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa." ~ Bediuzzaman Said Nursi

"Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg." ~ Bediuzzaman Said Nursi

"Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan." ~ Bediuzzaman Said Nursi

"Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup." ~ Bediuzzaman Said Nursi

"Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya." ~ Johann Wolfgang von Goethe

"Pencegahan lebih baik daripada pengobatan." ~ Johann Wolfgang von Goethe

"Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran." ~ Johann Wolfgang von Goethe

"Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang." ~ Einstein

"Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian." ~ Einstein

"Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya – hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang." ~ Einstein

"Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya – langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya." ~ Einstein

"Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan rendah hati." ~ Einstein

"Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri." ~ Einstein

"Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna." ~ Einstein

"Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung." ~ Einstein

Sumber : http://chanpasaribu.blogspot.com/2010/04/siapa-mau-jadi-orang-hebat.html

Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...

Semoga Bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Proses Terbentuknya Bumi

kalau difikir-fikir dan di cermati, sepertinya sulit untuk menjelaskan bagaimana proses terbentuknya bumi ini.

Mungkin banyak diantara kita yang berfikir bagaimana terbentuknya bumi, bagaimana sejarah bumi, dan bla.. bla.. bla.. yang laen....

relief permuakaan bumi meliputi daratan dan lautan, Bumi sendiri merupakan planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita ini.

Proses Terbentuknya Bumi
berikut ini proses terbentuknya bumi, Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
  1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
  2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
  3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Mungkin seperti itu proses terbentuknya bumi kita ini seperti di kutip SoftMusikers dari The Night Light.

Bentuk Dari Bumi
Bentuk planet Bumi ini sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian katulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.

Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

Sumber : http://softmusikers.blogspot.com/2010/07/terbentuknya-bumi.html


Penciptaan alam semesta dan isinya menurut Al-Qur'an

Penciptaan alam semesta beserta isinya memang mengandung makna yang dalam. Allah SWT sebagai sang pencipta, menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan langsung bisa di tempati akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu, bukan karena Allah tidak mampu untuk melakukannya akan tetapi manusia di ajarkan untuk berpikir bagai mana proses terjadinya bumi dan langit, hingga diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa di tempati untuk makhluk hidup.

Versi nebula yang di sepakati oleh Kebanyakan para ilmuan meyakini bahwa proses itulah yang membuat terbentuknya planet bumi,sedangkan menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.

Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaaf : 38)

ke enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi.
2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.
2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.

Dan di pertegas dengan beberapa ayat lain yang mengisahkan cerita yang sama. Yakni ;
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa`at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"  (QS. Yunus : 3)

"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata"."  (QS. Huud : 7)

"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia."  (QS. Al Furqaan : 59)

"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka..."  (QS. As-Sajdah : 4)

(QS. Al-A’raaf)

"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas `arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."  (QS. Al-Hadiid : 4).

Sumber Al-Quran : http://apps.facebook.com/quranonline/?ref=bookmarks&count=0

Dari penjelasan di atas terkait penciptaan alam semesta menurut versi nebula, bumi ada lima masa, yakni masa terbentuknya bumi dari debu beriringan dengan terbentuknya seluruh benda angkasa sejak terjadinya peristiwa yang disebut “The Big Bang”, lalu terciptanya bulan sebagai satelit bumi, pembentukan inti bumi, hadirnya air ke bumi, dan terbentuknya oksigen.

Pada kontek ini terjadi perbedaan masa antara versi Al-Qur'an dan nebula.
Al-Qur'an menyebut 6 masa, sedangkan Nebula 5 tahapan. Tapi Sebenarnya tidak ada perbedaan antara versi Al-Qur'an dan nebula, versi nebula menyebutkan tahapan pertama adalah pembetukan dasar dari debu aktiv sehingga membentuk bumi muda tidak berbeda dengan penjelasan Al-Qur'an bahwa 2 masa pertama adalah penciptaan hamparan dan fondasi bagi bumi. Lalu tahapan ke 2 dari versi nebula menyebutkan bahwa terjadinya benturan antara bumi dengan planet lain sehinga membentuk bulan, Al-Qur'an pun menjelaskan bahwa masa ke 2 adalah proses penciptaan langit dan bintang-bintang. Sedangkan tahapan ke 3, 4, dan 5. dari versi nebula dapat di simpulkan menjadi tahapan proses tumbuhnya kehidupan dari makhluk hidup sama dengan apa yang ada di dalam Al-Qur'an bahwa 2 masa terakhir proses penciptaan makhluk hidup yang mendiami bumi.

Untuk mempertegas, perhitungan masa dalam Al-Qur'an ini mengandung arti jangka waktu sedangkan tahapan dalam nebula adalah proses terjadinya hingga selesai. Kita umpamakan saja bahwa 1 masa dalam Al-Qur'an itu lamanya 10.000 tahun, dan tahapan pertama nebula itu membutuhkan waktu 20.000 Tahun. Jadi Al-Qur'an menghitung itu dengan masa bukan dengan tahapan.

Sumber : http://www.ir4net.co.cc/2010/08/penciptaan-alam-semesta-dan-isinya_13.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...

Semoga Bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron