Laman

Selasa, 22 Februari 2011

Bahaya Fitnah

"Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan?" 

PENGERTIAN FITNAH
Kita sering mendengar istilah “Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan”. Namun rupanya tidak banyak yang tahu darimana istilah ini berasal, dan apa makna sebenarnya dari kalimat tersebut. Pokoknya asal pakai saja, dan ngaku-ngaku itu ajaran Islam, karena kalimat tersebut ‘kelihatannya’ berasal dari Al Qur’an.

Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah. Tapi apakah makna ‘fitnah’ yang dimaksud di dalam Al Qur’an itu seperti yang disebutkan itu? Mari kita telaah.

Di dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh (2) ayat 191 tercantum kalimat “Wal fitnatu asyaddu minal qotli….” yang artinya
“Dan fitnah itu lebih sangat (dosanya) daripada pembunuhan..”.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Imam Abul ‘Aliyah, Mujahid, Said bin Jubair, Ikrimah, Al Hasan, Qotadah, Ad Dhohak, dan Rabi’ ibn Anas mengartikan “Fitnah” ini dengan makna “Syirik”. Jadi Syirik itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan.

Ayat tersebut turun berkaitan dengan haramnya membunuh di Masjidil Haram, namun hal tersebut diijinkan bagi Rasulullah saw manakala beliau memerangi kemusyrikan yang ada di sana. Sebagaimana diketahui, di Baitullah saat Rasulullah saw diutus terdapat ratusan berhala besar dan kecil. Rasulullah diutus untuk menghancurkan semuanya itu. Puncaknya adalah saat Fathu Makkah, dimana Rasulullah saw mengerahkan seluruh pasukan muslimin untuk memerangi orang-orang musyrik yang ada di Makkah.

Kemudian juga di surat Al Baqoroh (2) ayat 217, disebutkan “Wal fitnatu akbaru minal qotli…” yang artinya
“Fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan..”.
Ayat ini turun ketika ada seorang musyrik yang dibunuh oleh muslimin di bulan haram, yakni Rajab. Muslimin menyangka saat itu masih bulan Jumadil Akhir. Sebagaimana diketahui, adalah haram atau dilarang seseorang itu membunuh dan berperang di bulan haram, yakni bulan Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Melihat salah seorang kawan mereka dibunuh, kaum musyrikin memprotes dan mendakwakan bahwa Muhammad telah menodai bulan haram. Maka turunlah ayat yang menjelaskan bahwa kemusyrikan dan kekafiran penduduk Makkah yang menyebabkan mereka mengusir muslimin dan menghalangi muslimin untuk beribadah di Baitullah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang beriman.

Tak ada satupun ayat di dalam Al Qur’an yang mengartikan kata “fitnah” dengan arti sebagaimana yang dipahami oleh orang Indonesia, yakni menuduhkan satu perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang yang dituduh. Kata ‘fitnah’ di dalam Al Qur’an memang mengandung makna yang beragam sesuai konteks kalimatnya. Ada yang bermakna bala bencana, ujian, cobaan, musibah, kemusyrikan, kekafiran, dan lain sebagainya. Maka memaknai kata ‘fitnah’ haruslah dipahami secara keseluruhan dari latar belakang turunnya ayat dan konteks kalimat , dengan memperhatikan pemahaman ulama tafsir terhadap kata tersebut.

Memaknai kata-kata di dalam Al Qur’an dengan memenggalnya menjadi pengertian yang sepotong-sepotong serta meninggalkan makna keseluruhan ayat, hanya akan menghasilkan pemahaman yang melenceng dan keliru akan isi Kitabullah. Dan itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang hendak menyalahgunakan Kitabullah demi mengesahkan segala perilakunya. Dan ini juga dilakukan oleh orang-orang yang hendak menyelewengkan makna Al Qur’an dari pengertian yang sebenarnya.

Sumber : http://afissenirupae.blogspot.com/2010/09/bahaya-fitnah.html?zx=b3bba301a1b3c770


MAKNA FITNAH DARI SEGI BAHASA DAN ISTILAH
Kalimah Fitnah الفتنة dalam bahasa arab bermaksud: Ujian dan cubaan. Imam Ibnu Hajar berkata : Asal kepada makna fitnah adalah الإختبار (ujian) dan الإمتحان )ujian)

Ibnu Manzur berkata: Al-Azhari dan lainnya berkata:“Asal makna fitnah adalah الإبتلاء (cubaan), الإمتحان (Ujian) dan الإختبار (ujian).”.”

Adapun dari segi istilah ulama adalah seperti yang didefinasikan oleh Jurjani:“Perkara yang dilakukan untuk mengetahui kebaikan atau keburukan sesuatu.”

FITNAH DALAM QURAN
Makna fitnah dalam Quran adala berbeza. Ianya seumpa berikut:

1. Fitnah bermaksud Syirik.
Firman Allah :
“Syirik lebih dahsyat dosanya daripada membunuh.” (191 : al-Baqarah)

“Dan perangilah mereka supaya tidak berlakunya syirik.” (193 : al-Baqarah)

“dan Syirik lebih besar dosanya dari membunuh.” (217 : al-Baqarah)

2. Fitnah dengan makna ujian dan cobaan.
Firman Allah:
“Dan kami uji kamu (Nabi Musa) dengan pelbagai ujian yang besar.”(40 : Toha)

“Dan sesungguhnya kami telah menguji ummat yang terdahulu.” (3 : al-Ankabut)

3. Fitnah bermaksud seksa
Firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyeksa orang-orang beriman lelaki dan perempuan … “

Begitu juga makna fitnah pada ayat 10 surah al-Ankabut, ayat 14 surah az-Zariat dan ayat 110 surah an-Nahl.

4. Fitnah bermaksud dosa.
Firman Allah:
“Dan sebahagian mereka ada yang berkata “izinkanlah aku untuk tidak berperang dan janganlah menyebabkan aku berbuat dosa. Ketahuilah mereka telah terjebak dalam dosa (dengan tidak mahu pergi berperang).” (49 : at-Taubah)

5. Fitnah bermaksud kekufuran.
Firman Allah:
“Sesungguhnya mereka inginkan kekufuran.” (48 : at-Taubah)
Begitu juga fitnah dalam ayat 7 surah Ali imran.

6. Fitnah bermaksud pembunuhan dan kebinasaan.
Firman Allah:
“Sekiranya kamu takut orang-orang kafir membunuh kamu.” (101 : an-Nisa)
Begitu juga fitnah pada ayat 83 surah Yunus.

7. Fitnah bermaksud berpaling dari jalan yang benar.
Firman Allah:
“Dan berwaspadalah dari mereka yang hendak memesongkan kamu dari jalan kebenaran.” (49 : Maidah)
Begitu juga dalam ayat 73 surah al-Isra.

8. Fitnah bermaksud sesat.
Firman Allah :
“Dan sesiapa yang Allah hendak menyesatkannya.” (41 : al-Maidah)
Begitu juga fitnah dalam ayat 162 surah as-Soffat.

9. Fitnah bermaksud alasan.
Firman Allah :
“kemudian tidaklah ada alasan mereka melainkan mereka berkata “Demi Allah wahai tuhan kami, kami bukannya orang-orang musyrikin.” (23 : al-An’am)
Sebahgian tafsir menyatakan fitnah disini bermaksud jawapan.

10. Fitnah bermaksud gila
“Maka kamu akan lihat hai Muhammad dan mereka akan lihat siapakah yang gila.” (6 : al-Qalam)

FITNAH DALAM HADIS
1. Fitnah bermaksud perselisihan dan peperangan
Nabi saw bersabda:
“Akan berlaku perselisihan dan peperangan, orang yang melihatnya lebih baik dari orang yang menyebabkannya ia berlaku.” (Hr Bukhari dan Muslim)

2. Fitnah bermaksud ujian dan cubaan
Nabi saw bersabda :
“Maka hendaklah kamu berwaspada terhadap dunia dan waspada terhadap wanita, sesungguhnya fitnah yang mula2 menimpa bani Israel adalah wanita.” (Hr Muslim)

3. Fitnah bermaksud melalaikan dan melekakan.
Hadis Nabi saw:
“Sekiranya baginda mendengar tangisan bayi, baginda akan meringankan solatnya kerana bimbang ibunya akan terleka dengan tangisan ibunya.” (Hr Bukhari)

4. Fitnah bermaksud penyeksaan dan pembunuhan
Nabi saw bersabda:
“Dahulu seorang lelaki di seksa kerana mempertahankan agamanya, samada orang-orang kafir membunuhnya atau menyeksanya.” (Hr Bukhari)

5. Fitnah bermaksud berlaku kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi saw bersabda:
“Apabila datang seorang lelaki yang baik agama dan akhlaknya melamar anak mu maka hendaklah kamu kahwininya dengan anak mu. Kalau tidak, akan berlaku kemungkaran dan kerosakan yang besar di muka bumi.” (HR. Ibnu Majah)

6. Fitnah bermaksud memaksa untuk kembali kufur.
Nabi bersyair ketika menggali parit di peperangan khandak:
“Sesungguhnya musuh-musuh telah menganiaya kami. sekiranya mereka hendak memaksa kami kembali kufur, kami enggan." (Hr Bukhari dan Muslim)

7. Fitnah bermaksud menjauhkan dari agama
Nabi saw bersabda kepada Muaz ra:
“Wahai Muaz adakah engkau hendak menyebabkan manusia lari dari ajaran agamanya?”  (Hr Bukhari dan Muslim)

Kesimpulan: Fitnah mempunyai pelbagai makna dan maksud di dalam Quran dan hadis Rasulullah saw. Orang melayu selalu menggunakan fitnah untuk makna tuduhan, sehinggakan mentafsirkan kalimah fitnah ayat berikut dengan tuduhan palsu, sedangkan maknanya adalah syirik:
“Syirik lebih dahsyat dosanya daripada membunuh.” (191 : al-Baqarah)

Banyak di kalangan orang melayu termasuk ustaz2 yang mentafsirkan fitnah kepada tuduhan yang tidak benar. Sedangkan tidak ada fitnah yang bermaksud tuduhan dalam Quran, hadis dan bahasa arab. Ini satu pentafsiran mengikut hawa nafsu. Nabi saw bersabda:
“Sesiapa yang berkata tentang quran dengan akal fikirannya atau apa yang dia tidak tahu ilmu tentangnya maka hendaklah menempati tempatnya di neraka.” (HR. Tirmizi)

Firman Allah swt:
“… Allah mengharamkan kamu bercakap tentang Allah apa yang kamu tidak tahu.” (33 : al-Araf)

Berhati2lah ketika kita mentafsirkan al-Quran kerana ia adalah kalamullah. Kita tidak boleh mentafsirkan sendiri dan kita hendaklah hanya mengambil dari para pentafsir yang muktabar.

Sumber : http://hjarshad.blogspot.com/2010/08/pengertian-fitnah-menurut-al-quran-dan.html


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... amin
Silahkan COPY dan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

2 komentar:

  1. Alhamdulillah..terimakasih saudara..saya dari Malaysia

    BalasHapus
  2. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, begitulah ungkapan terkenal dalam islam. Mengapa fitnah bisa lebih kejam daripada membunuh?

    Sebabnya, nabi SAW benci fakta/kebenaran tentang dirinya dan islam dibuka sebab akan ketahuan lah borok dan busuknya.

    Nabi SAW pun mengajarkan semua muslim jika fakta/kebenaran itu ada yang mengungkapkannya pada publik maka muslim harus mengatakan itu semua adalah fitnah dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

    Padahal, fitnah masih bisa diperbaiki / diluruskan dengan klarifikasi , komunikasi dan transparansi.

    Tapi kematian si pengungkap kebenaran tentang islam takkan pernah bisa diperbaiki.

    Itulah latar belakang sebenarnya ayat al baqarah 217 "fitnah lebih kejam daripada membunuh".

    Nabi SAW lebih suka pengungkap kebenaran tentang islam dan dirinya yang selalu ditutup-tutupi muslim terbunuh oleh muslim daripada beliau dan islam menjadi "difitnah".

    BalasHapus