Laman

Minggu, 20 Februari 2011

Metoda Pengobatan Pada Zaman Rasulullah SAW. "Terapi Bekam"

SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya dari hadits Abu Zubair yang meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah, penyakit itu akan sembuh.”

Dalam Shahihain (Shahih Bukhari-Muslim) dari Ata’ yang meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata bahwa Nabi saw besabda,“Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya.”

Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari hadits Ziyad bin Alaka meriwayatkan bahwa Usamah bin Shuraik berkata:
"Aku sedang bersama Rasulullah ketika orang-orang Arab Badui datang dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami harus mencari obat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai para hamba Allah. Carilah obat karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menciptakan obatnya, selain satu penyakit.” Mereka bertanya lagi, “Penyakit apakah itu?” Beliau menjawab, “Usia tua.” Dalam riwayat lain: Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya. Sebagian orang mengetahuinya dan sebagian orang tidak mengetahuinya."

Dalam Musnad (oleh Imam Ahmad bin Hambal), dari Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah menurunkan obatnya. Orang yang mencari obatnya, ia pasti mendapatkannya, sedangkan orang yang mengabaikannya, ia tidak akan mendapatkannya.”

Dalam Musnad oleh Imam Ahmad dan Sunan oleh at-Tirmudzi dan Ibnu Majah bahwa Abu Khuzamah berkata:
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Ruqyah yang kami gunakan, obat yang kami minum dan tindakan pencegahan dapat mengubah takdir Allah?” Beliau menjawab, “Itu semua adalah bagian dari takdir Allah.”

Hadits ini mengandung makna bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini ada sebab-sebabnya dan ada cara-cara untuk menghilangkannya.

Sabda Rasulullah bahwa setiap penyakit ada obatnya bisa bersifat umum, termasuk obat untuk penyakit-penyakit mematikan yang belum bisa disembuhkan karena Allah menyembunyikan dan menghalangi manusia untuk menemukan cara penyembuhannya. Hanya Allah yang Mengetahui. Sabda Rasulullah saw yang menyatakan bahwa penyakit dapat sembuh apabila pengobatannya tepat menunjukkan bahwa ada dua kutub yang berlawanan bagi setiap ciptaan dan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat penangkal bagi setiap penyakit. Rasulullah saw menyatakan bahwa ketika penyakit bertemu dengan obat yang tepat, maka penyakit dapat disembuhkan. Sebaliknya, obat yang diberikan melebihi dosis atau tidak sesuai dengan penyakitnya dapat menimbulkan jenis penyakit lain. Jika dosis yang diberikan kurang dari yang dibutuhkan, maka tidak akan cukup untuk menyembuhkan penyakit itu. Jika penyakit dan penderitanya tidak ditangani dengan obat dan penyembuhan yang cocok, penyembuhan tidak terjadi. Begitu pula jika waktu perawatan tidak cocok, jika tubuh tidak sanggup menerima atau tidak cocok dengan obat yang diberikan, pengobatan tidak akan efektif. Ini adalah penjelasan terbaik bagi hadits-hadits di atas.

Nabi saw memberi petunjuk tentang cara mengobati diri beliau sendiri, keluarganya dan para sahabatnya. Jenis obat yang digunakan Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya tidak berupa campuran kimia yang biasa disebut aqrabathayn. Sebagian besar obat mereka adalah makanan sehat non-kimiawi, mungkin, mereka menambahkan bahan lain untuk membuat obat terasa lebih enak. Obat-obat ini lazim dikonsumsi penduduk beberapa bangsa seperti Arab, Turki, India, dan bangsa-bangsa pengembara. Bangsa Romawi dan Yunani gemar menggunakan campuran bahan-bahan kimia sementara pengobatan di India secara umum juga berupa makanan sehat non-kimiawi.

Para ahli kesehatan setuju bahwa penyakit dapat diobati dengan makanan sehat, maka penggunaan obat kalau bisa dihindari. Jika terpaksa menggunakan obat, sedapat mungkin obat itu adalah obat sederhana. Tubuh akan dirugikan jika dokter memberikan obat kimia. Karena jika obat yang diberikan tidak bisa diterima tubuh atau tidak sesuai dengan penyakitnya, penyakit yang diderita tak dapat sembuh. Sedangkan kelebihan dosis juga akan membahayakan kesehatan.

Pengobatan Nabi memiliki unsur ilahiah. Unsur ini membuat perbandingan antara pengobatan Nabi dengan pengobatan dokter mirip dengan perbandingan antara pengobatan dokter dengan pengobatan tradisional. Para ahli kesehatan terbaik mengakui fakta ini. Ilmu kesehatan yang mereka kuasai merupakan hasil dari analogi, eksperimentasi, ilham/wangsit, visi dan hipotesis. Sebagian diantara mereka menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dipelajari lewat dunia binatang. Misalnya, mereka mengamati kucing yang menelan hewan berbisa. Kemudian kucing ini menjilat minyak di lampu untuk menetralisir bisa hewan yang dimakannya. Mereka juga mengamati seekor ulat yang keluar dari liang denga pandangan mata kabur. Kemudian ular tersebut menggosokkan matanya pada dedaunan adas untuk menyembuhkan matanya. Mereka juga mengamati beberapa burung yang minum air laut ketika suhu tubuhnya terlalu panas. Masih banyak contoh serupa yang dilakukan para dokter dalam hal mengamati alam.

Ilmu kedokteran sebagaimana dikemukakan di atas tak sebading denga  wahyu yang diturunkan Allah kepada para utusan-Nya. Wahyu tersebut memberi informasi kepada Rasulullah tentang apa yang bermanfaat dan apa yang tidak berbahaya. Membandingkan pengobatan mereka dengan wahyu Ilahi ibarat membandingkan ilmu mereka dengan ilmu yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. Para nabi memberi kita pengobatan yang tidak dapat dipahami atau dicapai oleh para dokter melalui eksperimen, hipotesis dan teori, yaitu pengobatan psikologis dan spiritual. Pengobatan dengan memperkuat hati dengan bersandar dan tawakal kepada Allah, mencari perlindungan, bersikap rendah hati dan memperlihatkan kelembutan hati di hadapan-Nya, memohon kepada-Nya, beramal shaleh untuk meraih kasih sayang-Nya dan berdoa kepada Allah. Juga dengan  bertobat kepada Allah, memohon ampunan-Nya, melakukan kebaikan terhadap makhluk-Nya, serta membantu mereka yang sangat memnbutuhkan dan yang menderita. Pengobatan-pengobatan ini telah diuji coba berbagai bangsa dan terbukti kemanjurannya. Para dokter tidak pernah berhasil memberikan resep serupa, baik melalui eksperimen atau observasi ilmiah.

Ini sesuai dengan hukum Ilahi, bahwa hati yang terhubung dengan Allah- Pencipta penyakit dan penyembuhnya dan penguasa segala urusan dan semua orang- membutuhkan obat khusus, yakni yang tak dibutuhkan oleh hati yang jauh dari Tuhan mereka. Jika hati lebih kuat (secara spiritual), ia akan bekerja mengalahkan penyakit. Bagaimana mungkin orang dapat menyangkal bahwa penyembuhan paling efektif bagi penyakit yang menimpa hati terjadi melalui perasaan senang dan bahagia ketika mendekatkan diri kepada Tuhan, mencintai dan mengingat-Nya secara total, mengabdi dan menaruh perhatian kepada-Nya, bergantung kepada-Nya dan memohon bantuan-Nya? Hanya orang-orang yang sangat bodoh yang mengingkari fakta-fakta ini, yaitu orang-orang yang otaknya tumpul, pemahamannya buruk, serta mereka yang sangat jauh dari Allah dan dari pengetahuan tentang hakikat manusia.
Rasulullah saw menggunakan tiga jenis obat untuk mengobati penyakit, yaitu:
1)   Obat alamiah
2)   Obat ilahiah
3)   Kombinasi obat alamiah dan ilahiah

Pembahasan ini akan diawali dengan pembicaraan obat alamiah dilanjutkan dengan obat-obatan ilahiah dan terakhir, kombinasi obat-obatan alamiah dengan ilahiah.

Ini ditunjukkan dengan indikasi bahwa Rasulullah saw diutus untuk memberikan petunjuk, menyeru manusia ke jalan Allah dan menuju surga-Nya. Beliau memperkenalkan manusia kepada Allah. Beliau memberitahukan perbuatan-perbuatan apa yang diridhai Allah dan menyampaikan perintah untuk mengamalkan perbuatan-perbuatan tersebut. Rasulullah juga memberitahukan perbuatan-perbuatan apa yang dimurkai Sang Khalik dan perintah untuk menghindari perbuatan-perbuatan itu. Selain itu, beliau menceritakan kisah-kisah para Nabi dan Rasul serta apa yang terjadi diantara mereka dan kaumnya. Ihwal penciptaan dunia, awal mula penciptaan, Hari Kebangkitan, serta apa-apa yang akan membuat jiwa-jiwa meraih kemalangan atau kebahagiaan.

Pengobatan tubuh adalah bagian dari Hukum Rasulullah yang menyempurnakan dan melengkapi tubuh. Obat-obatan tubuh seharusnya digunakan jika diperlukan. Selain itu, sebaiknya lebih banyak berusaha mengobati penyakit hati dan jiwa, memelihara kesehatan dan mencegah kerugian apapun yang dapat timbul. Itulah tujuan terakhir misi rasulullah. Mengobati penyakit jasmani tanpa mengobati penyakit hati tidak akan berguna atau bermanfaat bagi siapa pun. Mengobati penyakit hati sewaktu tubuh sedang sakit tidak akan menyebabkan kerugian besar karena segera sesudah itu, kerugian akan sirna dan akan diganti dengan hal yang utama, manfaat yang kekal.


Pengobatan dengan Ramuan Alami
Pengobatan dengan ramuan alami ini contohnya yaitu dengan pengobatan madu, bekam dan besi panas (Kayy). Bukhari meriwayatkan dari Said bin Zubair dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Penyembuhan terjadi dengan tiga cara, yaitu minum madu, berbekam dan besi panas. Aku melarang umatku menggunakan besi panas.”

Abu Abdullah al-Masiri berkata bahwa penyakit karena penyumbatan meliputi pendarahan, jenis kuning, jenis yang menyerang tenggorokan dan jenis hitam. Jika terjadi pendarahan yang berlebihan, darah yang rusak perlu dikeluarkan. Jika penyakit termasuk tiga kategori lainnya, maka penyembuhannya dengan mengonsumsi obat pencahar yang sesuai dengan masing-masing penyakit.

Rasulullah saw lebih menyukai madu daripada laksatif dan berbekam daripada penusukan urat darah. Sebagian orang mengatakan bahwa jika bekam  tidak ampuh, jalan terakhir adalah kayy. Rasulullah saw menyebutkan kayy sebagai metode pengobatan ketika resistensi terhadap obat sangat kuat sehingga tidak efektif. “Aku melarang umatku mengecap dengan besi panas,” atau dalam riwayat lain, “Saya tidak suka dicap dengan besi panas,” yang menunjukkan bahwa kayy seharusnya ditunda sampai benar-benar diperlukan. Pengobatan dengan besi panas ini tidak boleh menjadi pilihan pertama, sebab kepedihan yang ditimbulkannya luar biasa. Karena itu, gunakan cara lain yang kepedihannya lebih ringan sebagai pengobatan.

Ibnu Majah meriwayatkan dalam Sunan-nya dari hadits Jabir bin Al-Mughalis dan ini adalah hadits lemah dari Katsir bin Salim bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Pada malam Isra’, setiap kelompok malaikat yang kulalui berkata, ‘Wahai Muhammad, perintahkanlah umatmu untuk berbekam.’”

Dalam Shahihain dari hadits Thawus dari Ibnu Abbas diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah berbekam dan membayar tukang bekam. Dalam kitab itu juga disebutkan dari Humaid at-Tawil dari Anas bahwa Abu Taibah membekam Rasulullah dan dia dibayar satu sa’ (setakar) kurma. Beliau juga memerintahkan para majikan untuk mengurangi pajak Abu Taibah (karena ia seorang budak dan harus membayar pajak kepada mereka). Rasulullah saw kemudian bersabda, “Pengobatan terbaik bagi kamu adalah bekam.”

Cuci darah dan penusukan pembuluh darah lebih bermanfaat untuk mengeluarkan darah dari bagian-bagian dalam tubuh. Berbekam berfungsi menghilangkan darah dari berbagai bagian kulit.

Penerapan berbekam atau menusuk pembuluh darah tergantung pada waktu, daerah, usia dan kondisi pasien. Sebagai contoh, berbekam lebih bermanfaat daripada cuci darah pada daerah panas, cuaca panas dan organ-organ bertemperamen panas, yang memilki darah mendekati matang. Darah berbahaya dan matang akan berkumpul di dekat kulit. Berbekam mengeluarkan darah kotor secara lebih efisien dibandingkan cuci darah. Itulah sebabnya membekam anak-anak dan orang yang tak tahan dicuci darah akan lebih bermanfaat.

Pengarang al-Qanun menyatakan, “berbekam tidak baik di awal bulan karena beragam kondisi tubuh tidak bergerak secara teratur dan tidak bail dilakukan pada akhir bilan karena kondisi telah menurun. Berbekam diutamakan pada pertengahan bulan ketika zat-zat (dari keadaan atau kondisi tubuh) terakumulasi dan menjadi bergerak.”

Hadits bahwa Rasulullag saw bersabda, “Berbekam adalah pengobatan terbaik kalian”

ditujukan kepada penduduk Hijaz dan penduduk daerah-daerah panas. Kondisi daerah mereka baik dan bersirkulasi lebih dekat ke permukaan kulit, sementara pori-pori kulit membuka lebar dan kekuatan mereka melemah (maksudnya pada musim panas). Cuci darah biasanya mempunyai manfaat khusus. Sebagai contoh, penusukan pembuluh darah basilik (pembuluh darah besar yang terbentang di sisi dalam dari lengan atas) bermanfaat menyembuhkan panas lever, limpa dan beragam penyakit yang disebabkan oleh darah di dua organ ini. Penusukan ini juga bermanfaat mengatasi radang paru-paru, juga bermanfaat untuk usus dan ginjal serta berbagai penyakit darah mulai dari lutut hingga pinggul.

Penusukan pembuluh darah pada kelopak mata dapat menyembuhkan berbagai penyakit tubuh (yang berkaitan dengan darah atau bila terjadi darah kotor pada tubuh). Penusukan pembuluh darah punggung dapat menyembuhkan penyakit di kepala dan leher akibat jumlah darah berlebihan atau darah kotor. Penusukan pembuluh darah leher dapat menyembuhkan penyakit-penyakit limpa, asma, rongga dada dan sakit dahi.

Membekam punggung bagian atas dapat menyembuhkan penyakit bahu dan tenggorokan. Membekam dua pembuluh leher dapat menyembuhkan penyakit kepala, wajah, gigi, telinga, hidung dan tenggorokan, jika penyakit ini disebabkan oleh kelebihan darah, darah yang kotor atau keduanya.

Abu Nuaim menyebutkan dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi sebuah hadits, “Gunakanlah bekam pada rongga tengkuk karena ia menyembuhkan lima penyakit, salah satunya lepra.” Dalam hadits lain disebutkan dapat menyembuhkan 72 penyakit.

Sebagian dokter menyetujui bekam di rongga tengkuk. Mereka mengatakan bahwa berbekam dapat menyembuhkan rabun, tonjolan bola mata yang abnormal, kelayuan alis dan kelopak mata serta melawan sebangsa kudis di kelopak mata.

Membekam dagu dapat menyembuhkan sakit gigi, penyakit wajah dan infeksi tenggorokan jika dilakukan pada waktu yang tepat. Membekam bawah dagu juga membersihkan kepala dan rahang. Membekam bagian atas kaki dapat menggantikan penusukan safena, yakni vena pada tumit. Jenis berbekam ini juga dapat menyembuhkan borok yang menyerang paha dan kaki, gangguan menstruasi dan iritasi kulit pada testis.

Membekam bagian bawah dada dapat menyembuhkan jerawat serta sakit kudis di paha, encok, wasir, penyakit gajah dan gatal di punggung.


Pengobatan dengan Ruqyah dan Obat-obatan Alamiah
Allah menciptakan umat manusia berikut organ-organ tubuhnya dengan kesempurnaan yang dapat dicapai masing-masing organ. Karena itu, ketika suatu organ khilangan kesempurnaan, orang akan merasa sakit. Allah juga telah menciptakan kesempurnaan hati, pemimpin organ-organ lainnya. Ketika kehilangan kesempurnaan, hati akan mengalami berbagai penyakit seperti kesedihan, kegundahan dan kecemasan.

Ketika mata kehilangan daya penglihatannya, telinga kehilangan daya pendengarannya dan ketika lidah kehilangan kemampuan bicara, maka ia telah kehilangan kesempurnaannya.

Hati diciptakan untuk mengenal penciptanya, mencintaiNya, ridha kepada-Nya, hanya beribadah kepada-Nya, berbahagia mencintai-Nya dan merasa terpuaskan dengan-Nya. Hati juga diciptakan untuk bergantung kepada Allah, mencintai karena Dia, membenci karena Dia, setia karena Dia, memusuhi siapa saja karena Dia dan selalu berdzikir kepada Dia. Hati diciptakan untuk mencintai-Nya melebihi segala hal, menggantungkan harapan kepada-Nya daripada kepada hal-hal lain dan memuja-Nya melebihi pujian kepada siapa saja dan apa pun. Tak ada kesenangan, kebahagiaan, kegembiraan atau kemanisan kecuali dengan pertolongan-Nya. Semua itu baginya ibarat makanan, kesehatan yang baik dan kehidupan itu sendiri. Ketika orang kehilangan makanan, kesehatan dan kehidupannya, maka kesedihan, duka cita dan penderitaan akan mengepungnya dari segala penjuru dan akan tetap tinggal bersamanya.

Penyakit paling parah yang menyerang hati adalah syirik (mempersekutukan Allah), dosa, kelalaian, mengabaikan apa yang Allas senangi dan ridhai, tidak tawakal kepada-Nya dan tidak bersandar kepada-Nya untuk segala sesuatu, cenderung kepada selain Allah, menolak keputusan-keputusan-Nya, serta meragukan dan mengabaikan peringatan – peringatan dan janji-janji-Nya. Jika orang berfikir tentang penyakit hati maka ia akan menemukan bahwa penyebab – penyebab yang disebutkan merupakan satu-satunya penyebab penyakit-penyakit ini. Maka, satu-satunya pengobatan yang manjur bagi penyakit-penyakit ini adalah penangkal yang dikandung dalam pengobatan Rasulullah. Penyakit dihilangakan dengan penangkalnya dan kesehatan dipelihara dengan menggunakan pengobatan/terapi Rasulullah.

Tauhid membuka pintu bagi semua bentuk kebaikan, kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan bagi seoranga hamba Allah. Bertobat kepada Allah dapat membuang semua sumber penyakit hati. Tauhid merupakan diet hati melawan unsur-unsur buruk karena menutup pintu-pintu kejahatan. Pintu-pintu kebahagiaan dan semua bentuk kebaikan akan terbuka melalui tauhid, sedangkan pintu-pintu kejahatan akan tertutup dengan tobat dan memohon ampunan.

Para ahli kesehatan klasik berkata “siapa saja yang ingin punya tubuh sehat hendaknya makan dan minum sedikit saja. Siapa saja yang menginginkan kesehatan hatinya hendaklah ia meninggalkan perbuatan dosa.” Tsabit bi Qurrats berkata, “ kesehatan tubuh tercapai dengan makanan yang sedikit, kenikmatan jiwa tercapai dengan sedikit melakukan dosa dan kenyamanan lidah tercapai dengan sedikit berbicara.”

Dosa ibarat racun bagi hati. Seandainya racun tidak membunuh hati, maka ia akan melemahkannya. Jika hati lemah, maka ia tidak mampu memerangi penyakit. Abdullah bin Mubarok, yang dikenal sebagai dokter jiwa islam, berkata: ”kulihat dosa itu mematikan jiwa, kecanduan dosa akan menjadikan pelakunya menjadi hina. Meninggalkan dosa berarti menghidupkan hati pelakunya, maka yang terbaik adalah meninggalkan segala bentuk dosa.”

Penyakit hati yang terbesar adalah pemuasan hawa nafsu dan syahwat, sedangkan melawan syahwat dan hawa nafsu merupakan pengobatan terbesar. Pada dasarnya jiwa manusia diciptakan dalam keadaan bodoh dan dzalim. Karena bodoh, ia mengira bahwa kesembuhannya adalah dengan mengikuti syahwatnya padahal ini justru menjerumuskannya pada kehancuran dan kematian. Karena dzalim, jiwa tidak mau menerima resep dari dokter. Akibatnya, ketika diresepkan obat, ia malah menerima penyakit itu sedangkan obat yang ditawarkan ditolaknya. Karena jiwa lebih menyukai penyakit daripada obat, beberapa penyakit akan menyerang dengan tiba-tiba dan pada waktu itu dokter tidak mampu mendiagnosisnya. Akibatnya, obat tidak akan diperoleh. Musibah terbesar dari semua ini adalah jiwa merasa tidak bersalah dan menyalahkan takdir Tuhannya.

Jika orang sakit sudah mencapai tahapan ini maka tak ada harapan baginya untuk sembuh, kecuali jika rahmat Tuhan tercurah untuk membantunya dan Allah mengizinkan dia memulai kehidupan baru dan memberi rizki yang dibutuhkan. Inilah sebabnya hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA tentang doa pada waktu kesulitan mengandung tauhid uluhiyah dan rububiyah, mengagungkan-Nya dan menyebutkan sifat Maha Lembut-Nya. Dua sifat ini (Maha Agung dan Maha Lembut), penting untuk menambah kesempurnaan sifat-sifat Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Baik, dan Maha Pengampun. Hadits tersebut juga melukiskan ketuhanan Allah di alam atas dan alam bawah serta di atas arasyi yang merupakan atap bagi seluruh mahluk sekaligus sebagai mahluk terbesar. Menegaskan tauhid Rububiyah yang sempurna menghendaki ibadah hanya kepada-Nya, cinta, takut, berharap, mengagungkan dan taat hanya kepada-Nya. Kesempurnaan keagungan Allah menuntut penisbatan setiap jenis kesempurnaan baginya dan menolak setiap jenis kekurangan dan mempersamakan Dia dengan mahluk-Nya. Allah yang Maha Sabar membutuhkan penegasan tentang kesempurnaan rahmat dan kebaikan-Nya terhadap mahluk-Nya.

Abu Dawud dalam Sunan-nya m,eriwayatkan hadits Abu Darda bahwa ia menceritakan: Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa diantara kalian mengeluhkan sesuatu atau mendapatkan keluhan salah seorang saudaranya, hendaklah mengucapkan: “Ya Allah, Rabb kami yang ada di atas langit, sungguh Maha Suci nama-Mu dan agama-Mu di langit dan di bumi, seperti juga rahmat-Mu ada di atas langit, maka jadikanlah rahmat-Mu ada di bumi. Ampunilah dosa dan kesalahan kami; Engkau adalah Rabb dari orang-orang yang shalih. Turunkanlah rahmat dari sisi-Mu, kesembuhan dari kesembuhan-Mu terhadap keluhan ini. Niscaya dengan izin Allah akan sembuh.”

Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya bahwa Abu Sa’id al-Khudri ra berkata Jibril as datang kepada Rasulullah saw dan bertanya kepadanya,
“Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?” Beliau menjawab, “Ya!” Maka Jibril as berkata: “Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap penyakit yang membahayakanmu dari kejahatan setiap jiwa yang jahat atau mata jahat pendengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.”

Jika orang bertanya, “Bagaimana pendapat anda tentang hadits yang diriwayatkan Abu dawud,
“Tak ada ruqyah kecuali untuk mata jahat atau sengatan binatang berbisa?”

Kami menjawab pernyataan ini dengan menyatakan sebagai berikut. Hadits tersebut tidak mengingkari bahwa ruqyah dapat digunakan untuk kepentingan lainnya, tetapi hanya menyatakan bahwa ruqyah dapat berfungsi dengan sangat baik untuk mengatasi mata jahat dan sengatan binatang berbisa.

Fakta yang mendukung pernyataan tersebut adalah hadits itu meriwayatkan Sahl bin Hunaif yang bertanya kepada Rasulullah saw ketika ia terjamah mata jahat,
“Apakah ruqyah bermanfaat?” Rasulullah saw menjawab, “Tak ada ruqyah yang berfungsi lebih baik selain untuk mata jahat atau sengatan binatang berbisa.”

Abu Dawud meriwayatkan dari hadits Anas, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
“Tidak ada ruqyah kecuali terhadap mata jahat, sengatan binatang berbisa atau darah yang tidak mengalir.”

Banyak hadits lain yang-secara umum-memperbolehkan ruqyah. Sebagai contoh, Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw membolehkan penggunaan ruqyah untuk mengatasi mata jahat, sengatan binatang berbisa dan namlah (penyakit semut).

Sumber : http://keperawatanreligiondevikusniati.wordpress.com/2010/12/18/metoda-pengobatan-pada-zaman-rasulullah-saw/


Terapi Bekam

Bekam adalah nama lain dari al- hijamah (Arab), cupping (Inggris), ba guan (China)Istilah bekam berasal dari bahasa melayu (yang diadaptasi juga dalam Bahasa Indonesia), yang berarti melepas (membuang) darah kotor (toksin) dan / atau angin dari badan.

Dari Ibnu Umar, r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda,
”Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada melainkan para Malaikat mengatakan, ”Hai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist (cendana india) dan syuniz (jintan hitam)”.

Menggambarkan pentingnya bekam, ulama terkemuka dari Kairo, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi menyatakan,
”Kalau suatu negara kefakiman ahli bekam, niscaya kebinasaan mengancam, yang berarti pula mereka menyerahkan dirinya kepada kebinasaan. Padahal Tuhan yang menurunkan penyakit, Dia juga menurunkan obatnya dan Ia membimbing umat manusia untuk menggunakan obat tersebut”.

Hal yang perlu dicermati, adalah bahwa Rasulullah SAW (dalam berbagai rekaman hadistnya) tidak pernah menanyakan balik tentang apa dan bagaimana melakukan bekam tersebut, sehingga dapat diartikan bahwa bekam sudah merupakan jenis pengobatan yang lazim (tidak asing) pada masa itu. Menurut data sejarah, pada 1550 SM, masyarakat Mesir kuno sudah mengenal bekam. Demikian pula dengan Yunani Kuno (413 SM). Rasulullah SAW memberikan kesempurnaan pada bekam dengan menunjukkan titik-titik yang sangat efektif dan efisien untuk pengobatan, yang kemudian dikenal sebagai titik-titik hijamah.

Ahmad bin Muhammad meriwayatkan dari Abu Muhammad bin Khalid, dari Abdullah bin Bukair, dari Zurarah bin A’yan, dari Abu Ja’far al Baqir yang berkata, “Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa bekam di bagian kepala akan menyembuhkan semua penyakit kecuali racun (yang dimaksud racun/as sam di sini adalah kematian)”. Dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi SAW berbekam pada kepalanya yang sering pusing-pusing…. (HR. Bukhari).

Di dalam hadits lain termuat: “Lakukanlah olehmu berbekam pada rongga kuduk, karena menyembuhkan tujuh puluh dua penyakit”. Segolongan dari mereka menganggapnya baik dan mengatakan bahwa hal itu bermanfaat terhadap penyembuhan masalah bola mata (konjungsi), kelebatan alis, dan kelebatan bulu mata, disamping bermanfaat pula terhadap kotoran kelopak mata. Sehingga tolok ukur utama hasil setelah berbekam adalah: mempertajam penglihatan (bahkan menormalkan bagi yang bermasalah mata), mencerdaskan otak dan membuat badan terasa ringan (karena peredaran darah lancar).

Hasil penelitian medis modern telah mendapatkan bukti yang menakjubkan para ahli, yaitu bahwa bekam ternyata hanya mengambil bagian darah kotor saja (sel darah merah yang abnormal, sampah kreatin, dan lainnya), sedangkan darah bersih, sel darah putih dan zat-zat penting lainnya tidak terusik. Beberapa penyakit yang sudah berhasil diatasi dengan bekam antara lain masalah: kolesterol tidak sehat, asam urat, diabetes, jantung, darah tinggi, stroke, kelumpuhan, syaraf, autis, narkoba, dll.

Sebelum berbekam, diharuskan untuk tidak makan dahulu (sekurang-kurangnya 4 jam, sebaik-baiknya 8 jam), tidak berhubungan suami istri dahulu setidaknya 24 jam sebelumnya, bagi perempuan tidak sedang haid atau hamil, tidak sedang pilek, beberapa hari sebelumnya sudah merutinkan minum madu dan jintan hitam serta mengawalinya dengan doa dan Basmallah. Sedangkan selama proses berbekam disarankan banyak membaca Ayat Kursi (QS 2:255). Rasulullah SAW juga menyampaikan agar kita tidak berbekam pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriah atau pada hari Rabu dan Sabtu. Sedangkan waktu terbaik berbekam adalah setiap tanggal 17, 19, 21 setiap bulan hijriah.

Selain itu juga ditunjang dengan kedisiplinan yang tinggi terutama menyangkut adab dan kebersihan (steril) serta pengalaman bertahun-tahun mengamalkan bekam, termasuk di negri jiran, Malaysia. Hasil terapi bekam akan lebih efektif dengan juga menggunakan suplemen herbal alami, terutama yang juga direkomendasikan Rasulullah yaitu Jintan Hitam, Zaitun dan Madu (masing-masing insyaAllah dengan kualitas terbaik.
___________________________________________________________
Bekam atau hijamah berarti torehan darah. Dan dalam masyarakat Melayu, bekam lebih dikenal sebagai pembuangan darah. Dalam masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan nama ngekop (berasal dari bahasa Inggris = cupping).

Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan. Bekam hanya boleh dilakukan pada pembekuan / penyumbatan dalam pembuluh darah, karena fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.

Bekam merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda :
“Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal; dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas.” (Hadist Bukhori).

Madu menjadi dasar dari obat-obatan herba, bekam menjadi dasar kepada pembedahan, sedangkan besi panas (api) menjadi dasar kepada pengobatan melalui laser.

Hadist yang diriwayatkan oleh Tarmidzi menyatakan, bahwa Rasul SAW mengarahkan pengikut-pengikutnya menggunakan bekam sebagai kaedah pengobatan penyakit. Beliau memuji orang yang berbekam,
“Dia membuang darah yang kotor, meringankan tubuh serta menajamkan penglihatan.”

Dalam kaitan untuk membersihkan diri ini, Allah mengkhususkan satu bulan dalam satu tahun untuk berpuasa (di bulan Ramadhan) sebagai salah satu jalan untuk menyucikan rohani. Dan berbekam merupakan salah satu cara untuk menyucikan atau membersihkan jasmani.

Sumber : http://pijatbagus.wordpress.com/cara-menghubungi-pijat-bagus/
Sumber lain : http://bekamsunnahalhijamah.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
Sumber lain : http://griyaterapisehat.wordpress.com/terapi-bekam/
Sumber lain : http://sa1ful.wordpress.com/2010/04/19/bekamal-hijamah/


Mengenal Habbatussauda (Jintan Hitam)

Ada beberapa hadits yang menyebutkan Habbatussauda / jintan hitam, diantaranya:

Dari Aisyah radiallahu’anha, ia mengatakan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya jintan hitam dapat menyembuhkan segala penyakit kecuali mati” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah  radiallahu’anhu, ia mengatakan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Di dalam jintan hitam terdapat penyembuh dari segala penyakit kecuali kematian” (HR. Bukhari)

Dari Sa’id bin Al-Musayyah, ia mengatakan bahwa Abu Hurairah pernah mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam jintan hitam terdapat penyembuh dari segala penyakit kecuali kematian.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah  radiallahu’anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah suatu penyakit melainkan dalam jintan hitam terdapat penyembuhnya kecuali kematian” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar  radiallahu’anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Konsumsilah Jintan hitam, sebab di dalamnya  terdapat penyembuh dari segala penyakit kecuali kematian” (HR. Ibnu Majah dan An-Nasa’i)

Habbatussauda mempunyai beberapa nama lain seperti: Syuwainiz (persia), Jintan hitam (Indonesia), Black seed (English), dan dalam bahasa arab ada beberapa istilah seperti, Habbah Mubarakah, Al-Kamun Al-Aswad, Al-Kamun Al-Akhal, Al-Basymah dan lain-lain. Nama latinnya adalah Nigella Sativa. Berikut klasifikasi ilmiah dari Jintan Hitam

Tanaman ini berasal dari Afrika Utara, Eropa Selatan dan Asia Selatan. Merupakan jenis tanaman bunga, tumbuh setinggi 20-50 cm, berbatang tegak, berkayu, dan berbentuk bulat menusuk. Bunganya berbentuk beraturan, berwarna biru pucat atau putih, menarik, dengan 5 sampapi 10 mahkota bunga. Buahnya keras seperti buah Buni, berbentuk besar menggembung berisi 3-7 unit polike, masing-masing berisi banyak biji, dan sering digunakan untuk rempah-rempah. Memiliki rasa pahit yang tajam dan bau seperti buah stroberi, bijinya berwarna hitam pekat.

Komposisi dari habbatussauda, antara lain:
  1. Minyak mencapai sekitar 28%
  2. Zat besi dengan ukuran 631 bagian dalam satu juta
  3. Posfat dengan ukuran 1123,5 bagian dalam satu juta dalam bentuk oksi
  4. Dlimonena, Simena, Glukosida, Saponin, Jigelin, Nigellone dan Timoquinone
  5. Selain itu kandungan Nutrisinya terdiri dari 21% protein, 38% karbohidrat dan 35% minyak nabati, vitamin A, B, B2, Niacin dan Vitamin C, Kalsium, Potassium, Zn, Magnesium dan Selenium.

Efek Farmakologi Habbatussauda

Analgesik (pereda nyeri), anti depresan (penenang), antitusif, anti asma, menghancurkan batu ginjal, anti inflamasi (anti radang), meningkatkan daya ingat, mengatasi impotensi (aprrodisiac), antihipertensi (penurun tekanan darah), anti diare, mengobati gangguan lever (hepato protector), anti diabetes, vasodilator perifer (pelebar pembuluh darah tepi, anti infeksi, antidisentri dan tipoid, antitoksin, antirematik, antipiretik  (penurun panas), mengatasi gangguan pencernaa, mengatasi nyeri haid dan tidak lancar datang bulan, antikanker.

Karena manfaatnya tersebut, habbatussauda selain bisa dikonsumsi langsung tanpa campuran baik dalam bentuk serbuk untuk campuran minuman atau makanan maupun dalam kemasan kapsul juga menjadi bahan campuran dari obat herba lainnya.

Sumber : http://baherba.blogspot.com/2010/10/mengenal-habbatussauda.html
Sumber lain : http://muharomtatok.wordpress.com/2009/03/01/jintan-hitam/
Sumber lain : http://herbalgriya.wordpress.com/2009/09/28/apa-itu-habbatussauda-jintan-hitam/


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)

Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan Sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar