RUKUN IMAN :
1. Iman kepada ALLAH
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab ALLAH
4. Iman kepada Rasul ALLAH
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah tersebut telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat.
1. Iman kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala
Kita mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.
Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Ta’aladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Ta’ala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
“(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)
Dan firman Allah, yang artinya:
“Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)
2. Iman Kepada Malaikat
Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya:
”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)
Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya:
” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).
3. Iman Kepada Kitab Allah
Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya:
”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)
Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :
- Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.
- Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Daud alaihi sallam.
- Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46). Shuhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.
- Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).
4. Iman Kepada Rasul-Rasul
Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”(Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).
Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).
5. Iman Kepada Hari Kiamat
Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.
Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 6)
Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).
6. Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk
Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Iman kepada qadar ada empat tingkatan:
a. ‘Ilmu
ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
b. Kitabah
ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)c. Masyi’ah
ialah mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
d. Khal
Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
”Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sumber : http://x3-smanix.blogspot.com/2009/01/penjelasan-rukun-iman.html
APA ITU RUKUN IMAN???
URAIAN RINGKAS MENGENAI RUKUN IMAN
1. BERIMAN KEPADA ALLAH
- Iaitu beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah sahajalah Tuhan yang wajib disembah.
- Beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah yang menciptakan segala yang ada di bumi mahupun di langit.
- Beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah wujud tanpa bertempat dan tidak terlibat dengan masa kerana Allah yang menciptakan tempat dan masa.
- Beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah wujud tanpa ada permulaan, Allah tidak akan binasa buat selama-lamanya, Allah Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
- Beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah Maha Kaya yakni tidak berhajat kepada sekalian mahkuk yang di ciptakan oleh-Nya.
- Beriman kepada Allah adalah meyakini bahawa Allah tidak menyamai dengan kesemua makhluk ciptaan-Nya dan tidak ada sesuatupun yang meyamai-Nya.
CONTOH:
- Allah yang menciptakan manusia daripada tanah. Oleh itu manusia ada asalnya iaitu diciptakan dari tanah dan manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah, sedangkan Allah tidak ada yang menjadikan-Nya.
- Allah yang menciptakan masa, pagi, petang, siang, malam, kelmarin, hari ini, esok. Maka Allah tidak terlibat dengan masa kerana masa adalah ciptaan-Nya.
- Allah yang menciptakan manusia dan Allah juga yang mematikan manusia tetapi Allah tidak ada yang menciptakan-Nya dan Allah tidak pula mati kerana Allah yang menciptakan kematian.
- Allah yang menciptakan manusia dengan bertempat iaitu berada di bumi tetapi Allah wujud tanpa bertempat kerana tempat Allah yang ciptakan.
- Allah yang menciptakan tubuh, tangan, jari, kaki, betis, anak jari, mata, telinga tetapi Allah tidak mempunyai semua itu kerana itu semua adalah makhluk ciptaan-Nya.
"ALLAH TIDAK BOLEH DIGAMBARKAN DAN DIBAYANGKAN."
2. BERIMAN KEPADA MALAIKAT
- Iaitu beriman bahawa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya.
- Beriman bahwa malaikat bukan lelaki mahupun perempuan.
- Beriman bahawa malaikat tidak makan, minum dan tidur.
- Semua malaikat beriman kepada Allah, sentiasa patuh dan taat kepada segala perintah Allah ta`ala.
- Malaikat boleh menyerupai manusia tetapi tanpa alat kelamin.
- Malaikat mempunyai sayap dan tubuh yang amat besar.
- Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling banyak.
- Tempat tinggal malaikat iaitu di langit.
- Orang Islam wajib mengasihi malaikat dan tidak boleh mempermain-mainkan mereka.
WAJIB MENGETAHUI SEPULUH (10) MALAIKAT IAITU:
- Malaikat Jibril, tugasnya menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
- Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa.
- Malaikat Israfil, tugasnya meniup sangkakala.
- Malikat Raqib, tugasnya mencatat amalan kebaikan.
- Malaikat Atid, tugasnya mencatat amalan jahat.
- Malaikat Mungkar, tugasnya menyoal mayat di dalam kubur.
- Malaikat Nakir, tugasnya menyoal mayat di dalam kubur.
- Malaikat Ridwan, tugasnya penjaga Syurga.
- Malaikat Malik, tugasnya penjaga Neraka.
- Malaikat Mikail, tugasnya member rezeki dengan menurunkan hujan.
3. BERIMAN KEPADA RASUL
- Iaitu mempercayai dan meyakini bahawa Allah yang menghantar para Rasul dan para Nabi untuk manusia dan jin supaya mereka semua beriman kepada Allah dan beribadat kepada-Nya.
- Agar manusia mengetahui perkara ghaib yang akal tidak tahu seperti Syurga dan Neraka.
- Agar manusia melakukan perkara yang baik dan menjauhkan perkara yang keji.
- Nabi yang pertama diutuskan adalah Nabi Adam alaihissalam dan Nabi yang terakhir diutuskan adalah Nabi Muhammad sallallahu`alaihi wasallam.
- NABI YANG PERTAMA diutuskan kepada orang kafir adalah Nabi Nuh alaihissalam.
- Kesemua Nabi dan Rasul dari Nabi Adam sehinggalah Nabi Muhammad sallallahu`alaihi wasallam, mereka semua membawa AGAMA ISLAM.
- Beriman bahawa kesemua Rasul dan Nabi adalah manusia mulia yang bersifat:
- Benar dan betul, tidak pernah menipu.
- Pandai dan cerdik, tidak bodoh dan lembab.
- Amanah dan jujur, tidak khianat dan pecah amanah.
- Menyampaikan dan berdakwah dengan apa yang diperintahkan oleh Allah,tidak berdiam diri dan tidak menyembunyikan.
- Tidak pernah melakukan dosa besar dan dosa kecil yang keji.
- Tidak pernah KAFIR kepada Allah, tidak pernah menyembah selain daripada Allah.
- Tidak pernah ditimpa penyakit yang keji lagi hina seperti keluar ulat dari badan.
- Berwajah dan bertubuh cantik serta bersuara merdu.
- Para Rasul dan Nabi bersikap berani dan tidak pengecut.
- Para Rasul dan Nabi peramah dan beradab, tidak sombong dan angkuh.
- Allah memberikan kepada Rasul dan Nabi mukjizat iaitu perkara luar biasa.
WAJIB MENGETAHUI 25 ORANG RASUL IAITU:
- ADAM
- IDRIS
- NUH
- HUD
- SOLEH
- IBRAHIM
- ISMAIL
- ISHAQ
- YA’KUB
- LUD
- YUSUF
- AYUB
- SYUAIB
- MUSA
- HARUN
- ZULKIFLI
- DAUD
- SULAIMAN
- ILYAS
- ILYASA’
- YUNUS
- ZAKARIA
- YAHYA
- ISA
- MUHAMMAD
4. BERIMAN KEPADA KITAB
- Iaitu beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya
- Bilangan kitab yang masyhur iaitu 4: [1].Kitab Taurat kepada Nabi Musa alaihissalam, [2]. Kitab Zabur kepada Nabi Daud alaihissalam, [3]. Kitab Injil kepada Nabi Isa alaihissalam, [4].Kitab al-Quran kepada Nabi Muhammad sallallahu`alahi wasallam.
5. BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT
- Iaitu hari dimusnahkan alam dunia ini dan menemui alam akhirat.
- Malaikat Israfil meniup sangkakala yang pertama, semuanya musnah dan mati.
- Malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua, semuanya akan hidup kembali.
- Semua manusia akan dihimpunkan di padang Masyar untuk dihisabkan amalan-amalan masing-masing.
- Amalan akan ditimbang di atas Mizan oleh Malaikat Jibril dan Mikail.
- Amalan kebaikan yang dibuat oleh orang KAFIR di dunia, tidak akan dinilai langsung di hari akhirat kerana mereka tidak beriman kepada Allah.
- Manusia yang BERIMAN, pahalanya banyak dari dosa, maka ia akan dimasukkan ke dalam Syurga dan kekal buat selama-lamanya.
- Manusia yang BERIMAN tetapi ada dosa, jika Allah tidak mengampunkannya, maka ia akan dimasukkan ke dalam Neraka terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam Syurga.
- Manusia yang KAFIR akan dimasukkan ke dalam API NERAKA dan kekal di dalamnya buat selama-lamanya.
- Neraka ialah tempat seksaan yang dasyat sekali dengan API yang sangat panas dan sejuk yang amat sangat.
6. BERIMAN DENGAN QADHAK DAN QADAR IAITU KETENTUAN BAIK DAN BURUK
- Iaitu beriman bahawa sesuatu yang terjadi, baik atau buruk adalah takdir Allah dan ciptaan Allah.
- Apa yang terjadi merupakan takdir Allah.
[1]. Apabila kita sakit, ianya merupakan takdir Allah.
Kita berusaha berubat, bersabar, berdoa dan berserah pada Allah. Bila kita bersabar, maka Allah akan tambahkan pahala, kita akan dikasihi oleh Allah dan bertambah darjat keimanan kita.
[2]. Apabila kita sehat, ianya takdir Allah.
Jika kita bersyukur dan membuat apa yang Allah suruh, maka kita akan mendapat pahala dan bertambah darjat keimanan kita. Jika kita sihat dan kita melakukan maksiat seperti tidak solat, melawan ibu bapa atau guru, maka kita akan mendapat dosa.
Sumber : http://bahrulkalam.blogspot.com/2010/07/apa-itu-rukun-iman.html
RUKUN IMAN PILAR DARI RUKUN ISLAM
"...Kamu belum beriman, tetapi katakanlah kamu telah berIslam, karena iman itu belum masuk kedalam hatimu, dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesunguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Hujuraat (49) : 14)
"Sesunggunya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al Hujaraat (49) : 15 :)
Rukun IMAN, kita harus percaya. Apakah hanya sekedar percaya? Bibir kita mudah mengucapkan 'percaya', tidak demikian dengan hati/qalbu kita. Ya....Rukun Iman ini berkaitan erat dengan hati atau bisa juga disebut dengan nurani. Karena pada nurani inilah pertanyaan-pertanyaan yang tidak kita mengerti akan tumbuh. Di hati inilah yang sering berkeluh kesah bila kita sedih. Rukun Iman ini yang bisa menjawab pertanyaan dalam kubur, bila kelak kita mati. Bila kita lolos dari pertanyaan dalam kubur, insyaAllah kita lolos dari siksa-siksa lainnya. Kita bisa kembali kepada Sang Maha Ruh, Allah azza wa Jalla. Innalillahi wa innailaihi roji'uun....dari Allah asal mu dan kembali kepada Allah. Apa yang kembali?
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah menundukkannya untuk kamu supaya kamu meng-agungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al Haji (22):37:)
RUKUN IMAN ada 6 perkara, yaitu
- Iman kepada Allah o Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya.
- Iman kepada Malaikat-malaikat Allah o Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta.
- Iman kepada Kitab-kitab Allah o Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an. o Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan Injil.
- Iman kepada Rasul-rasul Allah o Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran.
- Iman kepada hari Kiamat o Faham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan.
- Iman kepada Qada dan Qadar o Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta.
Membicarakan Rukun Iman, mau tak mau kita harus masuk kedalam Tauhid, yang bagi sebagian orang tidak mau mempelajari, karena itu hanya hak Allah saja. Banyak yang alergi dengan pemahaman Tauhid karena sulitnya bahkan akhirnya dalam perjalanannya sebagian menyatakan bid'ah. Bagaimana kita bisa mengerjakan Rukun Islam dengan benar, bila tidak memahami Rukun Iman? Bagaimana bisa ibadah yang tiap hari kita kerjakan bisa sampai kepada Tuhan, bila tidak tau siapa Tuhan kita? Bagaimana kita kenal Tuhan kita, kalau kita tidak mencari tau Tuhan? Awaluddini ma'rifatullah... Awalnya ber-AGAMA adalah MENGENAL ALLAH. I M A N , sangat mudah dilafalkan dan sering disebut-sebut bahkan mengaku telah ber-IMAN. Tapi masih terselip keraguan. Iman atau keyakinan mempunyai tingkatan sebagai berikut:
Pertama: Yakin adanya Allah, karena mendengar kata orang, kata guru, bahkan kata burung, ini disebut "Ilmu ul Yaqin". Suatu keyakinan yang bersifat "imitasi". Shalat juga karena ikut-ikutan, tentu semua itu tidak akan berbekas.
Kedua : Yakin adanya Allah karena membaca Kitab, lalu diterjemahkan secara lahiriah. Dan melihat, mempelajari kepada alam terbentang sebagai ciptaan Tuhan.Kemudian mendapatkan rezeki dunia yang berkecukupan, maka diakuinyalah adanya Allah, ini disebut "Ainul Yaqin".
Secara sosiologi, keyakinan demikian disebut pengaruh "sugesti". Semua sugesti, bila tidak digali dan dicari, maka hasilnya juga nihil. Pada tingkat ini, apa yang akan terjadi atas dirinya sewaktu hari berbangkit, tidaklah dia akan mengerti. Oleh sebab itu kepuasan bathin belumlah berhenti sampai disitu.
Ketiga : Yakin adanya Allah, karena merasakan kehadiran Allah ada bersamanya. Dan sering mengadakan renungan seperti Nabi saw memasuki Gua Hira di bukit Jabbar Nur. Atau seperti yang dilakukan oleh pemuda-pemuda sebelum memasuki Gua Khafi, ini disebut "Haqqul Yaqin". Pada tingkat ini terjadilah suatu pemahaman kehadiran Allah bersamanya, yang disebut juga "Simpati". Mulailah berbicara mata bathin, Penglihatan disini masih disebut bathin yang lahir. Namun pengetahuan terhadap hari berbangkit atas dirinya sudah mulai terasa dan terbaca.
Keempat : Yakin adanya Allah, sebab sudah dibuktikan dan disaksikan. Dan terasa nikmatnya berhubungan dengan Yang Maha Terang (Tuhan yang menciptakan langit dan bumi), lalu beriman kepada Tuhan, ini disebut "Isbat ul Yaqin". Identifikasi dalam suatu kenyataan, terjadi atas desakan (fakir) dari dalam, sehingga mencapai "kepastian melalui pembuktian". Cabang-cabang iman bermacam-macam, jumlahnya banyak, lebih dari 72 cabang. Dalam hadits lain disebutkan bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70 buah.
Cabanng iman menurut Muslim dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
"Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang paling utama adalah ucapan "La Ilaha illallahu" dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedangkan rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman." (HR. Muslim, I/63)Pada buku M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, hal. 27; Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi'lib Al Yamani:
"Apakah Anda pernah melihat Tuhan?". Beliau menjawab, "Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?". "Bagaimana Anda melihant-Nya?", tanyanya kembali. Imam Ali menjawab, "Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangannya yang kasat mata, tapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan....."
Mata hati jauh lebih tajam dan dapat lebih meyakinkan daripada pandangan mata. Bukankah mata sering menipu kita? Kayu yang lurus terlihat bengkok didalam sungai, bintang yang besar terlihat kecil dari kejauhan.
QS. Yunus (10) : 57 :
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu (dalam Al Qur-an) pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". (QS. Yunus (10) : 57 :)
Bila masih ada keraguan, tidak terlalu yakin atau takut dan was-was, berarti belum ber-IMAN tapi baru ber-ISLAM, belum menjadi orang Mu'min, tapi baru menjadi seorang Muslim.
Wallahu a'lam...
Sumber : http://lisarahadi.multiply.com/journal/item/85/RUKUN_IMAN_PILAR_DARI_RUKUN_ISLAM
Iman, Membuka Ruang Hati Lebih luas Dunia - Akhirat
Iman membuka wawasan dan kesadaran manusia bahwa dirinya berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya. Ia menyadari bahwa dalam kehidupannya di dunia terkandung maksud tertentu dan perilakunya terkait pada konsekuensi di dunia-akherat. Iman melapangkan kehidupan dan pikiran manusia dari dunia hingga ke akherat. Pertumbuannya bagai remaja yang berangkat matang dan semakin bertanggung jawab membuka ruang hidupnya sampai ke masa tua.
Ia memiliki semangat kerja keras, mempersiapkan hari tuanya. Demikian pula kesadaran seseorang akan ruang hidup akherat, mendorong semangat ibadah dalam rangka untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akherat.
Kehidupan manusia merupakan rangkaian panjang peristiwa dan pengalaman. Semakin bertambah umur semakin banyak peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya. Manusia selalu merefleksikan peristiwa dan pengalaman hidupnya ke masa depan, baik dalam kadar yang lemah maupun kuat. Jika ruang hidup manusia hanya duniawi, maka refleksi atas peristiwa dan pengalaman hidupnya hanya sebatas di dunia. Sebaliknya jika, manusia memiliki ruang hidup akherat, ia akan merefleksikan kehidupannya sampai ke akherat.
Iman akan menentukan bangunan niat kita. Apakah bangunan rendah hanya setingkat dunia atau gedung pencakar langit yang menembus akherat. Dalam dunia pendidikan niat itu mendasari motivasi yang sangat menentukan perilaku. Tinggi rendahnya sukses dalam belajar bergatung pada kuat lemahnya harapan yang tertanam sedari awal memulai suatu proses.
Hubungan antara niat dan perilaku ini dijelaskan dalam Hadits Rasulullah SAW, “Sesungguhnya setiap amal itu bagaimana niatnya. Dan bahwasanya setiap orang itu bergantung pada niatnya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-nya. Barang siapa yang berhijrah karena perniagaan yang diusahakannya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu akan sampai kepada apa yang ia niatkan.”
Pengertian iman tentu tidak hanya terbukanya wawasan dan kesadaran akan wujud Allah dan akherat saja, tetapi meliputi keyakinan akan Malaikat, Rasul-rasul Allah, hari akhir dan taqdir Allah. Dengan enam rukun iman inilah manusia membangun ruang hidup yang sempurna. Ruang hidup yang akan mengantarkannya pada tujuan hidup bahagia di dunia, bahagia di akherat dan terbebas dari siksa api neraka.
Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga kita memiliki iman yang kuat, aqidah yang qoqoh dan keyakinan yang lurus. Amin ya Robbal alamin
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=437684481041
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar