Laman

Senin, 28 Februari 2011

Kisah ‘Atha bin Yasar (Seri Kisah Orang-orang Bertaqwa yang Terhindar dari Godaan Wanita)

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali ‘Imran:14)

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah (ujian/godaan) yang lebih dahsyat bagi para lelaki selain fitnah wanita.” (Muttafaqun ‘alaih dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)

Al-Mubarakfuri rahimahullahu berkata: “(Sisi berbahayanya fitnah wanita bagi lelaki) adalah karena keumuman tabiat seorang lelaki adalah sangat mencintai wanita. Bahkan banyak terjadi perkara yang haram (zina, perselingkuhan, pacaran, dan pemerkosaan, yang dipicu [daya tarik] wanita). Bahkan banyak pula terjadi permusuhan dan peperangan disebabkan wanita. Minimalnya, wanita atau istri bisa menyebabkan seorang suami atau seorang lelaki ambisius terhadap dunia. Maka ujian apalagi yang lebih dahsyat darinya?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan dalam sabda beliau bahwa :
"Salah satu dari tujuh golongan itu adalah seorang laki-laki yang dirayu oleh seorang wanita kaya dan cantik jelita, namun laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah dalam Shahih-nya, no. 620, 1334, 6308.)

Kisah ‘Atha bin Yasar
Pada suatu hari ‘Atha bin Yasar bersama Sulaiman bin Yasar keluar dari Kota Madinah hendak menunaikan ibadah haji bersama para sahabatnya. Ketika mereka sampai di ‘Abwa mereka pun singgah di suatu tempat peristirahatan. Sulaiman bin Yasar dan para sahabatnya pergi untuk memenuhi keperluan mereka, maka tinggallah ‘Atha bin Yasar sendirian, ia pun melaksanakan shalat ketika itu, tiba-tiba seorang wanita Arab yang cantik masuk ke dalam persinggahan. Ketika ‘Atha merasakan kehadiran wanita itu, ia meringankan shalatnya karena mengira wanita itu mempunyai hajat (keperluan) dengannya.”

Ketika ‘Atha selesai melaksanakan shalat, ‘Atha bertanya: “Apakah kamu mempunyai keperluan?” “Ya” (jawab wanita Arab itu) “apa keperluanmu?” “Berdirilah, lalu curahkanlah kasih sayangmu kepadaku! Karena sesungguhnya aku adalah wanita yang membutuhkan kasih sayang seorang laki-laki dan aku tidak mempunyai suami.” (jawab wanita itu) “Menjauhlah engkau dariku!!, janganlah engkau membakar aku dan dirimu dengan api neraka!!”

‘Atha memandang wanita yang cantik itu, lalu wanita itu berusaha merayu dan menggodanya serta bersikukuh untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Kemudian mulailah ‘Atha menangis sambil berkata: “Menjauhlah kamu dariku!!” “Menjauhlah kamu dariku!!”

Tangisan ‘Atha makin lama makin keras. Ketika wanita itu melihatnya menangis, iapun cemas, menangislah wanita itu mengiringi tangisannya. Pada saat itu tiba-tiba Sulaiman bin Yasar pulang setelah memenuhi kebutuhannya. Ketika Sulaiman melihat ‘Atha menangis dan melihat seorang wanita menangis di sudut rumah, Sulaiman pun menangis mengikuti tangisan keduanya, padahal Sulaiman tidak mengetahui apa penyebab mereka berdua menangis. Barulah setelah itu datanglah sahabat ‘Atha yang lain.

Mereka pun satu persatu datang dan melihat ‘Atha dan yang lainnya sedang menangis, mereka pun ikut menangis karena mendengar tangisan mereka tanpa menanyakan apa penyebab mereka semua menangis, akhirnya tangisan pun meluas sampai terdengar keras. Ketika wanita Arab itu menyaksikan keadaan seperti itu, ia pun berdiri lalu pergi. Berdirilah ‘Atha dan para sahabatnya, Sulaiman terdiam dan tidak menanyakan tentang peristiwa yang menimpa saudaranya, karena merasa hormat dan segan kepada ‘Atha. Kemudian keduanya pergi ke Mesir untuk mencari kebutuhan mereka, dan keduanya tinggal di kota Mesir sepanjang waktu yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.

Pada suatu malam ‘Atha terbangun, Sulaiman bertanya: “Apa yang menyebabkan kamu menangis, wahai saudaraku?” “Aku telah bermimpi, tadi malam” (jawab ‘Atha) Sulaiman bertanya: “mimpi apakah itu?” “syaratnya, jangan kau beritahukan mimpi ini kepada seorangpun selama aku masih hidup”. (ujar ‘Atha) “syarat yang engkau ajukan akan terpenuhi.” “Aku telah bermimpi melihat nabi Yusuf –alayhissalam-, kemudian aku pun mendatangi beliau, ketika aku melihat ketampanan beliau akupun menangis, maka beliaupun melihatku ditengah-tengah kerumunan orang banyak, lalu berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai laki-laki?” “Wahai Nabiyullah, aku teringat baginda dan isteri Al-Aziz raja mesir, serta musibah yang menimpa baginda lantaran wanita. Akupun teringat penjara yang baginda pernah memasukinya, dan perpisahan baginda dengan Nabiyullah Ya’qub –alayhissalam- yang sudah berusia lanjut. Aku pun menangis mengingat itu semua dan membuatku terkagum.” “Mengapa engkau tidak terkagum terhadap seorang laki-laki yang terlepas dari godaan wanita Arab di dusun ‘Abwa?” Akupun mengerti apa yang beliau (nabi Yusuf) maksudkan, oleh karena itulah aku menangis lalu terbangun dalam keadaan menangis. Sulaiman berkata: “Wahai saudaraku, sebenarnya bagaimana keadaan wanita itu?” ‘Atha pun memaparkan kisah wanita itu kepadanya dan kisah itu tidak pernah diberitahukan kepada seorang pun sampai ‘Atha meninggal dunia. Setelah ‘Atha meninggal, ada salah seorang dari keluarganya yang menceritakan kisah itu kepada orang lain.

“Barangsiapa yang mengetahui jalan menuju Allah kemudian meninggalkanannya dan memilih syahwatnya dan kelezatan dunia maka dia telah terjatuh kedalam jurang kebinasaan. Dan hatinya berada dalam penjara yang sempit dan dia tidak pernah merasakan siksaan di dalam hidupnya yang tidak pernah dirasakan oleh seorang pun di dunia ini. Hidupnya menderita, lemah, bersedih dan berkeluh kesah. Kematian dan tempat kembalinya adalah kerugian dan penyesalan.” (Ibnul Qayyim dalam Tariqul Hiratain)

Sumber: buku “Mayat-Mayat Cinta (sebuah risalah penegur jiwa)” hal. 156-159. Penulis: ‘Amr bin Suroif Al-Indunisy, penerbit: toobagus Publishing cetakan I 2008.

Nantikan kisah selanjutnya tentang orang-orang bertaqwa yang terhindar dari godaan wanita pada kesempatan yang lain.. insyaa’ Allah.. Klik juga untuk membaca “Kisah Nabi Yusuf dan Isteri Pembesar (sebuah renungan) bag 1” dan di sini untuk tulisan dengan judul “Dahsyatnya Ujian Wanita”


Sumber : http://muslimahbelajar.wordpress.com/2010/04/13/kisah-%E2%80%98atha-bin-yasar-seri-kisah-orang-orang-bertaqwa-yang-terhindar-dari-godaan-wanita/

Sumber : http://muslimahbelajar.wordpress.com/tag/wanita/


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar