Laman

Senin, 28 Februari 2011

Setitik Pencerahan Untuk Kita, Kaum Muda

Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surat An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki), saudara perempuan (baik sekandung atau sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan.

Hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa bepergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya.

Subhanallah. Suatu kutipan dari sebuah artikel yang saya lupa sumbernya –mohon maaf–. Akhir-akhir ini, saya sedang mengalami pergolakan dalam hati saya. Benarkah saya selama ini mencintai orang lain karena Allah? Lalu mengapa saya tidak berlaku seperti yang Allah tentukan?

Apakah ini yang disebut cinta?

Ataukah hanya saya yang munafik?

Dari kesimpulan banyak artikel yang saya baca mengenai ‘hubungan pacaran dalam Islam’, saya menyimpulkan bahwa sesungguhnya bahwa Islam tidak pernah melarang hubungan pacaran. Karena sesungguhnya pacaran itu terjadi karena adanya perasaan sayang dan cinta terhadap sesama manusia. Allah yang menciptakan perasaan itu. Jadi, mengapa kita harus mengelak? Allahuakbar.

Yang terjadi saat ini adalah bahwa banyak sekali remaja yang kerap menjalin hubungan pacaran. Ini adalah bukti bahwa masih banyak cinta di dunia manapun. Bahkan beberapa ulama juga berkata bahwa pacaran sebelum menikah dianjurkan daripada melakukan taaruf dan melakukan perkenalan lebih jauh setelah menikah. Bagaimana mungkin kita dapat memilih seseorang sebagai pendamping hidup yang kita ‘klaim’ sebagai pasangan seumur hidup apabila kita tidak mengetahui asal-usulnya, atau apalah yang disebut bibit bebet bobotnya. Mungkin nanti bisa-bisa permasalahan yang muncul setelah kita tidak berhasil mengenal pasangan kita lebih jauh dan ternyata ia bukan orang yang tepat untuk kita.

Nabi SAW memerintahkan kita  
“Wanita dinikahi karena kecantikannya, hartanya, nasabnya, dan agamanya..” ,

juga dilanjutkan oleh riwayat HR Abu Daud  
Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.”

Sampai titik pembahasan tulisan ini, secara hukum Islam, pacaran adalah netral.
Lalu, apa yang menjadi masalah?

Adalah perilaku yang tidak lagi sesuai dengan aturan-aturan Allah. Jelas tertulis dalam Al-Quran bahwa pria dan wanita yang bukan muhrim tidak boleh ada dalam keadaan yang dapat menimbulkan fitnah dari orang lain dan menimbulkan zina bagi mereka berdua.

Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya. (HR Al-Hakim)

Zina yang dimaksudkan bukan berarti melakukan hubungan seks. Yang teringan adalah zina hati, saat kita menikmati getaran-getaran asmara kita terhadap lawan jenis, zina mata, sampai terjerumus pada zina badan.

Banyak orang yang bilang kalau hanya pegangan tangan gapapalah yang penting gak ciuman. Nanti pasangan lain bilang kalau ciuman gapapa, yang penting ga ML (making love, hubungan badan). Sampai ada yang bilang, ML gapapa, yang penting ga hamil.

Adakah menurut Anda sedikit saja pembenaran atas hal ini?

Hal ini yang perlu diluruskan. Bahwa hubungan pacaran selalu dibumbui dengan kontak fisik. Mungkin sulit untuk berpacaran tanpa adanya kontak fisik, karena mungkin kita dapat dituduh tidak mencintai pasangan kita. Tetapi, apakah hanya kontak fisik itu yang menunjukkan perasaan sayang kita? Bukankan sikap dan penghormatan kita terhadap wanita sudah merupakan suatu bukti sayang kita tanpa harus bersentuhan?

Jangan sekali-kali mengaku bahwa kita mencintai pasangan kita karena Allah, kalau pada kenyataannya kita tidak mau berkorban dan melakukan sesuatu yang seperti yang Allah perintahkan. Tidak lebih dari seorang munafik.

Sederhana saja. Kita berkorban sekarang untuk kelangsungan hubungan kita kelak sampai ujung usia, dan sampai di akhirat. Apa yang kita cari di dunia ini selain tabungan amal untuk akhirat? Jangan nodai itu semua dengan dosa-dosa yang sudah kita ketahui.

Nasi SAW bersabda yang artinya, "Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya." (HR Ath-Thabarani)

Dari semua tulisan ini, saya hanya dapat menyimpulkan, berarti tidak ada lagi yang namanya pegangan tangan (kecuali dalam keadaan darurat, di mana laki-laki harus melindungi dan menyelamatkan wanita), tidak ada peluk-pelukan, ciuman, dan kontak lainnya.

‘Bercinta’lah karena Allah. Bukan karena nafsu.

Semoga kita semua mendapatkan pencerahan atas apa yang saya ketahui. Amin.

"Sesungguhnya neraka jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya." (HR ‘Atha’ Al-Khurasaniy)

Sumber : http://hada28.wordpress.com/2009/05/17/setitik-pencerahan-untuk-kita-kaum-muda/


BERZINA? OH NO!

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS Al Isra’(17): 32)

Telah 14 abad lebih lamanya larangan Allah ini tertera di dalam Al Qur’an, bahkan telah banyak lidah-lidah ulama yang menyuarakan ayat larangan ini. Toh, tetap saja perzinahan yang merupakan rukun pergaulan bebas ini kian masa kian merajalela merusak kehormatan peradaban. Perzinahan ini bahkan memiliki market tersendiri.

Padahal Allah Yang Maha Suci telah memberitakan bahwa ini adalah perbuatan keji dan adalah jalan yang buruk. Masa depan seolah tak mau belajar dari masa lampau, di mana telah terjejer banyak kasus dan telah jatuh banyak korban.
Dan Allah Yang Maha Pencipta Makhluk lagi Maha Tahu aturan untuk ciptaan-Nya, telah mengancam dengan hukum-Nya bagi para pezina:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS An Nuur (24): 2).

Dan hukum terbaik bagi para pezina ini diperjelas rinciannya oleh Rasulullah Saw:
Dari Ubadah bin Shamit ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda,
"Ambillah (hukum) dari padaku! Ambillah (hukum) dari padaku! Karena sesungguhnya Allah telah bukakan jalan bagi mereka, yaitu : Gadis dan jejaka dera seratus kali dan pengasingan setahun, dan yang sudah pernah menikah dengan yang sudah menikah (duda dan janda) dera seratus kali dan rajam.” (HR Muslim).

Sebagian ulama memandang, bahwa diasingkan setahun bagi yang belum menikah berbuat zina adalah tidak wajib, namun hanya diserahkan kepada kebijaksanaan hakim. Demikian pula dengan hukuman seratus kali dera bagi mereka yang sudah pernah menikah, tidak wajib, hanya diserahkan kepada kebijaksanaan hakim. Sebab banyak hadits yang menunjukkan mereka langsung dirajam sampai meninggal, tanpa didera lebih dahulu.

Allah menunjukkan bahwa melaksanakan hukum Allah (yaitu dera dan rajam), lebih utama dari pada memperturutkan perasaan. Opini yang terkembang di masyarakat yang (katanya) Muslim adalah: “hukum cambuk dan rajam bagi pezina sangat kejam dan sadis”. Mereka telah mengedepankan perasaan dan penilaian akal sehingga tidak mau melaksanakan hukum terbaik yang diberikan oleh Allah Yang Maha Tahu. Sehingga timbur pertanyaan: “Apakah mereka beriman kepada Allah dan hari akhir?” Dan hukuman itu dilaksanakan secara terbuka di depan mata sekumpulan orang yang dianggap beriman. Allah telah membukakan jalan taubat bagi para pezina.

Dan bagi mereka yang tak mau bertaubat, dan bagi orang-orang yang justru kian mendekati dan melakukan zina, maka renungkanlah gambaran dan ancaman Allah Yang Pedih Siksa-Nya.

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni)  akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab  itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal sholeh.” (QS Al Furqan (25): 68-70).

Dan Rasulullah Saw bersabda,
"Orang selalu tetap dalam perzinahan seperti menyembah berhala.” (HR Kharaith).
Rasulullah Saw bersabda,  
"Zina itu menyebabkan kemiskinan.” (HR Baihaqi).
Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya orang-orang yang berzina itu wajah-wajah mereka akan menyala-nyala api.” (HR Thabrani).


Dan lebih memuakkan lagi bagi mereka yang sudah berusia tua, tapi masih juga mengumbar syahwat di luar jalur halal. Tidak hanya manusia melaknati mereka, bahkan alam pun begitu benci dengan orang tua yang berzina.

Rasulullah Saw bersabda, 
"Sesungguhnya langit lapis tujuh dan bumi lapis tujuh sangat melaknati orang tua yang berzina. Dan sesungguhnya orang-orang yang berzina itu kemaluannya menyebarkan bau busuk kepada penduduk neraka.” (HR Bazzar).
Rasulullah Saw bersabda,
“Ada tiga orang yang kelak Allah tidak mau berbicara, tidak mau melihat, dan tidak mau mensucikan mereka, bahkan akan memperoleh siksaan yang pedih, mereka adalah: 1) Orang yang sudah tua berzina, 2) Seorang raja (penguasa) yang pendusta, dan 3) Orang miskin (melarat) tapi  sombong.”
Dan bagi mereka yang tidak puas, syukur dan tidak sabar dengan pasangannya, sehingga memilih selingkuh, perhatikan sabda Rasulullah Saw,  
'Orang berzina dengan istri tetangganya itu Allah tidak akan memandang dan tidak akan mensucikannya pada hari kiamat nanti, bahkan Dia berfirman: “Masuklah kamu ke neraka bersama-sama dengan orang yang masuk (ke dalamnya).” ” (HR Ibnu Ubay dan Al Khararaithi)

Dalam HR Baihaqi, Rasulullah Saw bersabda pula,
Wahai kaum Muslimin! Takutlah kamu akan berbuat zina, sebab disitu ada enam perkara, yang tiga di dunia dan yang tiga di akherat.

Adapun yang tiga di dunia adalah:
1.  Hilangnya sinar wajahnya,
2.  Pendek umurnya,
3.  Berlangsung terus kekafirannya.

Sedangkan yang tiga perkara lagi di akherat ialah:
1.  Mendapat kemurkaan Allah  SWT.
2.  Hisab (hitungan amal) yang jelek, dan
3.  Azab neraka.

Dan perlu diketahui bahwa zina adalah dosa besar nomor 2 setelah syirik.

Rasulullah Saw bersabda,
“Tidak ada dosa yang paling besar di sisi Allah sesudah syirik kepada Allah, dapat melebihi dosa orang yang menumpahkan air mani (sperma)nya pada perempuan yang tidak halal.” (HR Ahmad dan Thabrani).

Dan kelak di neraka, para pezina menjadi penyuplai minuman bagi para peminum khamer.

Rasulullah Saw bersabda,  
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan minum khamer, niscaya Allah akan memberi minuman kepada orang tersebut dari sumber ghutbah, yaitu sumber di dalam neraka berasal dari farjinya (kemaluannya) tukang zina.” (HR Abu Ya’ala dan Ahmad).

Dan Rasulullah Saw memberi gambaran kondisi pezina di dalam neraka.
Samurah bin Jundub ra meriwayatkan, bahwa Nabi Saw telah didatangi malaikat Jibril dan malaikat Mikail, Nabi Saw bersabda,  
“Kita berangkatlah dan sampailah kepada dapur api, yang sebelah atas sempit sedang sebelah bawah lebih besar, dari dalamnya terdengar suara keras.” Nabi Saw bersabda, “Kami lalu menengok ke dalam ruang tungku tersebut, ternyata disitu ada orang-orang laki-laki dan orang -orang perempuan yang banyak tidak berpakaian, tiba-tiba menyalalah api dari bawah mereka dan seketika itu mereka berteriak-teriak yakni menjerit-jerit karena kepanasan, lalu aku bertanya: ‘Siapakah orang-orang itu, wahai Jibril?’ Malaikat Jibril menjawab: ‘Itulah orang laki-laki dan perempuan yang berzina dan itulah siksa mereka di hari kiamat nanti.” (HR Baihaqi).

Sungguh betapa bodohnya bagi orang-orang yang tidak gemetar jiwanya jika mengetahui balasan bagi perbuatan zina, justru mereka memilih nikmat yang tak seujung kuku dan begitu sombong siap menerima azab dunia akherat.
Karena begitu tercelanya para pezina ini, maka Allah menurunkan aturan untuk menjaga perkembangbiakan keturunan orang-orang yang beriman dari terkontaminasi farjinya para pezina.

Allah SWT berfirman:
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik. Dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.” (QS An Nuur (24): 3).
Sangat jelas, orang yang beriman diharamkan menikah dengan pezina.  Pezina untuk pezina, kecuali bagi pezina yang telah bertaubat dan beramal sholeh. Sangat penting mengetahui status calon pasangan anda sebelum akad nikah terjadi.

(abu dzakira)

Sumber :  http://abudzakira.wordpress.com/category/hizbusysyaithon/


Empat Kerusakan Akibat Zina
Oleh KH Didin Hafidhuddin

Merebaknya video mesum (porno) yang kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan generasi muda, sungguh sangat memprihatinkan. Jika hal ini terus berlangsung tanpa kendali, maka moral bangsa akan semakin hancur dan terpuruk. Dan ini akan berakibat pada kehidupan lain secara lebih luas. Ekonomi akan terganggu, pendidikan terguncang, politik jadi tidak bermoral, budaya dan tradisi bangsa tercampakkan, serta nilai-nilai agama akan terpinggirkan.

Allah SWT mengingatkan bahwa perbuatan zina itu adalah fahisyah (kejahatan yang menjijikkan) dan saa'a sabila (seburuk-buruknya jalan).
"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah perbuatan yang keji, dan jalan yang buruk." (QS Al-Isra [17]: 32).
Mendekati zina saja sudah dilarang, apalagi melakukannya.

Rasulullah SAW juga bersabda,
"Hendaknya kalian menjauhi perbuatan zina, karena akan mengakibatkan empat hal yang merusak, yaitu menghilangkan kewibawaan dan keceriaan wajah, memutuskan rezeki (mengakibatkan kefakiran), mengundang kutukan Allah, dan menyebabkan kekal dalam neraka." (HR Thabrani dari Ibn Abbas).

Hadis ini sekaligus membantah pernyataan banyak orang yang sering menyatakan bahwa salah satu penyebab perbuatan zina adalah karena faktor ekonomi atau kemiskinan. Justru perbuatan zina itulah yang akan menjerumuskan pelakunya pada jurang kemiskinan. Dan jika pun terlihat memiliki harta, itu hanya bersifat semu dan sementara. Yang pasti ujungnya akan habis tak berbekas.
Karena buruknya perbuatan zina ini, maka salah satu tanda perilaku orang-orang yang termasuk 'ibadurrahman adalah meninggalkan perbuatan tersebut. Sebab, mereka yang melakukannya, akan mendapatkan azab Allah, dan mereka akan kekal di dalam neraka dalam keadaan terhina. (QS Al-Furqan [25]: 68-71).

Karena itu, agar perbuatan zina ini tidak berlangsung, baik secara terang-terangan maupun terselubung, semua komponen bangsa harus memiliki komitmen dan kepedulian kuat untuk menghindari dan menjauhkannya.

Nilai-nilai agama harus terinternalisasi secara konsisten pada pikiran, jiwa, maupun perilaku masyarakat dan bangsa. Kepada para pelaku perzinaan harus dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya agar dapat menyebabkan efek jera pada yang lain.

Wallahu a'lam.

Sumber  :  http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/06/21/121004-empat-kerusakan-akibat-zina

 


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar