Laman

Senin, 28 Februari 2011

TAUBAT

Mendapat kesempatan yang sangat berharga untuk memberikan materi tentang taubat sebagai pengganti dosen kuliah mata kuliah agama islam yang berhalangan hadir, membuat saya mau tidak mau harus mempelajarinya lebih dalam. Memang tabiat ilmu jika kita membagikannya bukannya berkurang tapi insyaAllah makin bertambah. Saya pun menemukan betapa sangat luar biasa ternyata makna taubat dan kedudukannya dalam ajaran islam.  Dan memang tidak akan cukup untuk menjelaskan dan memaknai taubat dengan satu atau dua paragraf kata. Tapi insyaAllah akan saya coba ringkas mengenai taubat dengan metode 5W + 1H (why, when, who,where, what, + how), sehingga harapannya sahabat-sahabat yang membacanya mendapat gambaran tentang taubat, termotivasi untuk mendalaminya, dan tentunya termotivasi untuk mengamalkannya.

Why?
Diawali oleh sebuah pertanyaan besar, “Kenapa kita harus taubat?”  Maka kalau kita renungi dan pelajari ada beberapa alasan kenapa kita harus Taubat.
Pertama, jelas karena Allah memerintahkan kita untuk bertaubat. Salah satu perintah untuk bertaubat ada pada surat:
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga…” (QS. At-tahrim : 8 )

Kita sebagai hamba Allah yang selalu berharap mendapat ridha-Nya tentu harus melakukan apapun yang Allah perintahkan, bahkan para ulama telah bersepakat bahwa taubat dari dosa yang dilakukan orang mukmin dalam perjalanannya kepada Allah, merupakan kewajiban beragama yang tak terlakkan.

Kedua, karena Rasulullah sang qudwah kita yang udah bebas dari dosa pun mencontohkan kepada kita untuk selalu bertaubat dari dosa:
“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).
Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita meneladani Rasulullah. Apalagi jika kita ingin selamat di dunia dan akhirat, maka sudahkah taubat masuk dalam menu harian kita seperti yang Rasulullah contohkan?

Ketiga, bahwa kita ini adalah manusia yang tidak pernah melewati hari tanpa berbuat dosa. Seolah-olah memaklumi itu Allah memberikan kita slot-slot waktu / check point untuk membersihkan diri dari dosa, contoh shalat lima waktu yang hadistnya bisa dilihat di sini. Karena kita menyadari bahwa kita ini manusia yang penuh dengan dosa maka sudah tidak ada lagi alasan kita untuk tidak bertaubat kan?.
“Demi yang diriku ada ditangan-Nya,andaikan kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mematikan kalian, lalu Dia akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampunan kepada Allah, dan Allah mengampuni dosa mereka.” (HR. Muslim)

Keempat, karena Allah mencintai hamba-Nya yang bertaubat.
“Allah lebih gembira terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang di antara kamu yang mendapatkan untanya yang telah hilang di gurun sahara”. (Muttafaq ‘alaih)
Gak perlu pikir dua kali deh kalau persoalan mendapatkan cintanya Allah SWT.
Lalu mengetahui alasan dibalik kenapa kita harus betaubat, maka akan timbul lagi pertanyaan selajutnya…

Who?
Siapa aja sih yang bisa dan harus bertaubat?
Jawabannya sudah cukup jelas di penjelasan di atas, siapapun harus bertaubat. Lalu siapa aja yang bisa bertaubat? Siapapun bisa bertaubat… (link cerita inspiratif taubatnya anak punk, disini) karena Allah selalu membuka pintu taubatnya. Dalam suatu hadist pun Rasulullah menceritakan seorang pembunuh yang membunuh 100 orang dan bertaubat dengan sungguh-sungguh sehingga taubatnya diterima oleh Allah. Maka siapapun bisa dan harus bertaubat.
“Oleh karena itu para ulama bersepakat dan  menyebutkan bahwa taubat dari segala dosa adalah keharusan.” (Imam Nawawi- Riyadusshalihin)
Setelah mengetahui urgensi taubat pasti sahabat sudah gak sabar lagi buat bertaubat kan? maka pertanyaan selanjutnya adalah Bagaimana caranya agar taubat kita diterima?

How?
Maka imam Nawawi dalam kitabnya menjelaskan  syarat agar taubat kita diterima…
  • Menghentikan kemaksiatan
  • Menyesalinya
  • Bertekad untuk tidak melakukan kemaksiatan itu lagi
  • Dan …. Membebaskan diri dari hak orang lain (jika dalam kemaksiatan dan dosa kita melibatkan hak orang lain, contoh: hutang ,menipu, dll)

When? Where?
Ternyata timbul lagi pertanyaan dalam diri kita, kapan dan dimana kita bertaubat? Mengenai tempat, penulis belum/tidak menemukan aturan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan taubat. Yang ada biasanya tempat dan waktu khusus agar taubat kita lebih bermakna. Pastinya saya yakini bahwa taubat bisa dilakukan kapanpun , dimanapun…
Selama Hayat masih dikandung badan,Selama Matahari masih terbit dari Timur.
“Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah akan menerima tobatnya.” (HR. Muslim)
“Allah yang Mahamulia dan Maha Agung menerima taubat hamba-Nya selama belum sekarat.” (HR. Tirmidzi)

Tapi, walaupun pintu taubat Allah terbuka lebar dan luas, bukan berarti kita menjadi santai dan menunda – nunda taubat kita. Dalam bukunya ,Ustad Yusuf Qardhawy mengatakan, “taubat itu tidak boleh ditunda dan tidak boleh berandai-andai, karena yang deikian amat berbahaya bagi hati manusia. Jika tidak segera mensucikan diri sedikit demi sedikit, maka pengaruh dosa itu akan bertumpuk – tumpuk, satu demi satu, dan akhirnya menimbulkan noktah hitam dan kepalsuan dalam hati.”
.
Lalu selain potensi bertumpuknya dosa kenapa kita harus segera betaubat adalah karena kita tidak tahu kapan Allah akan menutup pintu taubatnya untuk kita, dengan kata lain kita tidak tahu kapan kiamat dan kapan kita akan meninggal.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (Qs 3 :185)

“Kenapa harus ditunda padahal kita tak tau kapan kita akan dijemput oleh malaikat maut? Sudah siapkah kita?”
Maka ..bersegeralah wahai sahabat
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,.. “(QS 3 133)
Fiuh…sudah? Ada yang belum ternyata. yap, apa itu taubat.

What?
Jadi apa itu taubat? Banyak sekali definisi dari taubat yang ada. salah satunya adalah pengakuan atas dosa, penyesalan, berhenti, dan tekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa yang akan datang. Karena banyaknya definisi tentang taubat maka imam Al-Ghazali tidak memberikan definisinya tapi unsur-unsur dimana kalau terdapat unsur ini, maka hal itu bisa disebut taubat, yaitu
  • Pengetahuan
  • Penyesalan
  • Dan keinginan yang berkaitan dengan masa sekarang, lalu dan masa depan.

Wallahu a’lam bishawab
Semoga bermanfaat

Sumber : Al-Quran
www.dakwatuna.com
Al-Mastakhlah fii Tazkiyatil anfus – Sa’id bin Muhammad Daib Hawwa.
Riyadus Shalihin – imam Nawawi
At-taubah ilallah – Dr. Yusuf Qardhawy

Sumber : http://apandin.wordpress.com/2010/11/21/544/



Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...

Lampirkan sumbernya ya... Syukron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar