Pendahuluan: Sakinah, Mawadah, Wa Rahmah
Konsep keluarga sakinah, mawadah dan warahmah adalah konsep yang umum, menurut pemikiran saya. Semua pernikahan dalam agama tentu menginginkan umatnya kelak merasa sakinah, mawadah dan rahmah setelah menikah. Tapi konsep SAMARA Islami adalah konsep Islam yg dijewantahkan dalam bentuk2 Ke’Sakinah’an, Ke ’Mawadah’an dan Ke’Rahmah’an sesuai dengan tuntutan Islam yang melibatkan satu tambahan komponen stakeholder yg Akbar, yaitu -hanya mengharapkan Ridho- Allah SWT.
Definisi sakinah lebih sulit dicari referensinya bagi orang umum dibandingkan definisi Mawadah dan Rahmah. Dalam surat Ar-Ruum:21, kita dapat mengambil definisi Mawadah dan rahmah secara gamblang. ‘Muaddah’ diartikan kasih (love) dan ‘Rahmah’ dapat diartikan cinta (mercy). Namun jika mencari didalam kamus sakinah dapat diartikan tenang/tentram. Sehingga arti SAMARA menjadi …’Sakinah artinya tenang/tentram, mawaddah artinya bahagia, sedangkan rahmah artinya mendapat rahmah/cinta’ (quoted from Zainal M).
Bagi saya pribadi, keluarga SAMARA Islami adalah keluarga yang saling mengerti hak dan kewajiban masing2 dan juga bersama. Mampu saling mengerti bahwa kita berasal dari didikan yg berbeda, orang tua yang berbeda dan mempunyai pandangan berbeda. Dengan adik kandung kita saja kita mungkin bertengkar, apalagi pribadi kita dgn istri kita. Berharap kita saling mencintai karena Allah dan diakhiri dgn harapan mendapatnya berkah dari usaha2 kita mencintai sesama krn Allah tersebut.
Apa saja kewajiban suami dan Istri dan juga kewajiban bersama…..silahkan mencari lengkapnya di text book2 lain. Yang akan dibahas detail disini adalah bagian2 yang berasal dari pemikiran saya.
Kewajiban Suami
1. Mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya
Sebelum menulis ini, saya mendapat jatah presentasi di United Nations University, Tokyo. Pada kesempatan itu saya menjabarkan 5 basic services yg harus dimiliki oleh setiap individu dimuka bumi ini. Public harus bertanggung jawab menyediakan 5 kebutuhan dasar itu kepada orang yang lemah.
Begitupun suami, suami mempunyai tugas yang mulia untuk memberi pendidikan, kesehatan dan juga hiburan kepada Istri dan anak-anaknya. Faktor management waktu disini adalah element penting sebagai penghubung kesuksesan berbisnis dan juga membagi kebahagian keluarga.,
2. Kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga.
3. Menggauli Istri
Menggauli istri bukannya seenake dewe. Wanita adalah mahluk lemah yang justru telah dilindungi oleh agama dengan sederet ketentuannya. Jadi jika istri sudah mengikuti perintah syar’i, maka wajiblah kita menghormatinya dan bukan menyusah2kannya. (lihat surat An Nisa:34)
(diambil dari referensi lain)
Kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman;
"Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya." [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].
Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“
Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.
Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.
Kewajiban Istri
Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya.
Tugas ini sepertinya mempunyai makna lain ditelinga orang pro liberal dan prularisme. Mereka melihat adanya ’pengungkungan’ hak! (berbicara definisi hak akan menjadi panjang) tp kita mampu menyangkal argumen tersebut dgn langsung melompat kepada masalah (tentunya akan ada bolong2nya). Istri yg taat kepada suami seakan dilihat terlalu simple krn harus bekerja didalam rumah saja, tdk ada peluang berkarier.
Kewajiban seorang istri harusnya dapat dilihat pentingnya peran istri untuk mencetak generasi2 dakwah yg pekerja keras dan terjaga. Hal ini tentunya tidak mungkin dikerjakan jika istri ga bisa nyalain komputer, ga bisa ngedownload alias gaptek. Isteri sekarang harus dipersiapkan untuk dapat mememenuhi kebutuhan otak anaknya (layaknya produsen kepada konsumen). Klo anaknya laki2 yah istri harus tahu nyambung kabel listrik, mompa sepeda, membuat pesawat dll, klo anak wanita yah harus bisa masak, jahit dll. Dari sini baru kita melihat pentingnya peran wanita cerdas dalam Islam.
Kewajiban bersama
1. Menciptakan lingkungan Islami.
Jangan diartikan sederhana pernyataan ini dgn sekedar menyewa guru ngaji, shalat berjamaah, mengucap salam dll. Namun harus lebih dari itu!!! Konsep tata ruang Islami juga harus dijadikan dasar menciptakan lingkungan Islami. Tata ruang tempat tidur, design kamar mandi, lokasi mushola, tempat wudhu harus dipersiapkan dgn baik, walapun disatu sisi kita menyukai konsep rumah modern.
Jadikanlah konsep keluarga sama seperti konsep kota. Dimana ada kehakiman untuk mengajarkan keadilan, sekolah/madrasah untuk belajar ilmu islam, Rumah sakit mengobati kerinduan hati, pemadam kebakaran atas persoalan diluar rumah, mesjid untuk belajar agama, pabrik untuk mencetak generasi dakwah, dan pasar untuk menambah nafkah dan mencetak jiwa entrepreneurship.
2. Saling menyediakan waktu bersama
Kewajiban lainnya adalah dituntutnya suatu waktu bersama yg tidak mungkin terjadi jika salah satu sibuk, salah asti tidak berada didekat lainnya. Jadi faktor waktu juga adalah kewajiban bersama untuk dapat saling dibicarakan.
Kadang2 ini sepele, kadang2 suami hanya menanggapi sederhana dgn menjawab…’yah waktu saya libur atau liburan’, namun banyak kesempatan waktu itu akhirnya digunakan untuk beristirahat dan ’beristrirahat’.
Mudah-mudahan bermanfaat dan jika ada kesalahan maka datangnya dari saya pribadi dan mohon dikoreksi.
Wassalam,
Sumber : ????
Menjadi Sahabat Yang Menyenangkan
Secara fitrah, menikah akan memberikan ketenangan (ithmi’nam/thuma’ninah) bagi setiap manusia,asalkan pernikahannya di lakukan sesuai dengan aturan Allah SWT,Zat yang mencurahkan cinta dan kasih-sayang kepada manusia.
Hampir setiap Mukmin pasti mempunyai harapan yang sama tentang keluarga , yaitu ingin bahagi ; (Sakinah Mawaddah Warahmah). Namun ,sebagian orang menganggap bahwa menciptakan keluraga yang sakinah mawaddah warahmah serta langgeng adalah hal yang tidak gampang. Fakta-fakta buruk kehidupan rumahtangga yang terjadi dimasyarakat seolah makin mengokohkan asumsi sulitnya menjalani kehidupan rumahtangga. Bahkan tidak jarang, sebagian orang menjadi enggan menikah atau menunda-nunda.
Menikahlah, Karena Itu Ibadah
Sesungguhnya menikah itu bukanlah sesuatu yang menakutkan ,hanya memerlukan perhitungan cermat dan persiapan matang saja, agar tidak menimbulkan penyesalan .Sebagai risalah yang syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) ,Islam telah memberikan tuntunan.
tentang tujuan pernikahan yang harus difahami oleh kamum Muslim.Tujuannya adalah agar pernikahan itu berkah dan bernilai ibadah serta benar-benar memberikan ketenagan bagi suami-istri Dengan itu akan terwujud keluarga yang bahagi dan langgeng .Hal ini bisa diraih jika pernikahan itu dibangun atas dasar pemahaman Islam yang benar.
Menikah hendaknya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, melanjutkan keturunan, dan menjaga kehormatan.Menikah juga hendaknya ditujukan sebagai sarana dakwah, meneguhkan iman ,dan menjaga kehormatan .Pernikahan merupakan sarana dakwah suami terhadap istri atau sebaliknya ,juga dakwah terhadap keluarga keduanya ,karena pernikahan berarti pula mentautkan hubungan dua keluarga .Dengan begitu ,jaringan persaudaraan dan kekerabatan pun semakin luas.
Ini berarti ,sarana dakwah juga bertambah .Pada skala yang lebih luas,pernikahan islami yang sukses tentu akan menjadi pilar penopang dan pengokoh perjuangn dakwah Islam ,sekaligus tempat berseminya kader-kader perjuangan dakwah masa yang akan datang.
Inilah tujuan pernikahan yang seharusnya menjadi pijakan setiap Muslim saat akan menikah. Karena itu, siapa pun yang akan menikah hendaknya betul-betul mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk meraih tujuan pernikahan seperti yang telah digariskan Islam .Setidaknya ,setiap Muslim , laki-laki dan perempuan , harus memahami konsep-konsep pernikahan islami seperti ;aturan Islam tentang posisi dan peran suami dan istri dalam keluarga , hak dan kewajiban suami istri, pengasuhan anak , serta kewajiban orang tua dan anak-anak ; hukum seputar kehamilan , nasab, penyusuan, pengasuhan anak ,serta pendidikan anak dalam islam ;ketentuan islam tentang peran Muslimah sebagai istri ,ibu,dan manajer rumahtangga, juga peranannya sebagai bagian dari umat Islam secara keseluruhan ,serta bagaiman jika kewajiban -kewajiban itu berbenturan pada saat yang sama ;hukum sekitar nafkah ,waris ,talak( cerai) ,rujuk,gugat cerai ,hubungan denagn orangtua dan mertua ,dan sebagainya .Semua itu membutuhkan penguasaan hukum-hukum Islam secara menyeluruh oleh pasangan yang akan menikah .Artinya ,menikah itu harus didasarkan pada Ilmu.
Jadilah Sahabat Yang Menyenangkan
Pernikahan pada dasarnya merupakan akad antara laki-laki dan perempuan untuk membangun rumahtangga sebagai suami-istri sesuai denagn ketentuan Islam .Sesungguhnya kehidupan rumahtangga dalam Islam adalh kehidupan persahabatan .Suami adalah sahabt karib bagi istrinya, begitulah pula sebaliknya.
Keduanya benar-benar seperti dua sahabat karib yang siap berbagi suka dan duka bersama dalam menjalani kehidupan pernikahan mereka demi meraih tujuan yang diridhai Allah SWT. Istri bukanlah sekedar patner kerja bagi suami , apalagi bawahan atau pegawai yang bekerja pada suami .Istri adalah sahabat , belahan jiwa , dan tempat curahan hati suaminya.
Islam telah menjadikan Istri sebagai tempat yang penuh ketenteraman bagi suaminya. Allah SWT. berfirman,
Maka dari itu , sudah selayaknya suami akan merasa tenteram dan damai jika ada disisi istrinya, demikian pula sebaliknya .Suami akan selalu cenderung dan ingin beredekatan dengan istrinya . Di sisi istrinya ,suami akan selalu mendapat semangat baru untuk terus menapaki jalan dakwah, demikian pula sebaliknya .Keduanya akan saling tertarik dan cenderung kepada pasangannya, bukan saling menjauh .Keduanya akan saling menasehati , bukan mencela ;saling menguatkan bukan melemahkan ;saling membantu, bukab bersaing.
Keduanya pun selalu siap berproses bersama meningkatkan kualitas ketaqwaannya demi meraih kemuliaan disisi_Nya .Mereka berdua berharap ,Allah SWT.berkenan mengumpulkan keduanya didalam Syurga kelak .Ini berarti ,tabiat asli kehidupan rumahtangga dalam Islam adalah ithmi’nan/tuma’ninah (ketenangan dan ketenteraman) .Walhasil ,kehidupan
pernikahan yang ideal adalah terjadinya kehidupan persahabatan antara suami dan istri yang mampu memberikan ketenangan dan ketentraman bagi keduanya.
Untuk menjamin teraihnya ketenangan dan ketentraman terse4but ,Islam telah menerapkan serangkian aturan tentang hak dan kewajiban suami-istri .Jika seluruh hak dan kewajiban itu dijalankan secara benar, terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah suatu keniscayaan.
Bersabar Atas Kekurangan Pasangan
Kerapa terjadi, kenyataan hidup tak seindah harapan.Begitu pula dengan kehidupan rumahtangga, tidak selamnya berlangsung tenang .Adakalanya kehidupan suami-istri itu dihadapkan pada berbagai problem baik kecil ataupun besar, yang bisa mengusik ketenangan keluarga.Penyebabnya sangat beragam ;bisa karena kurangnya komunikasi antara suami-istri , suami kurang makruf terhadap istri, atau suami kurang perhatian kepada istri dan anak-anak ;istri yang kurang pandai dan kurang kreatif menjalankan fungsinya sebagai , ibu dan manajer rumahtangga ; karena adanya kesalahanfahaman dengan mertua;atau suami yang ‘kurang serius’ atau ‘kurang ulet’ mencari nafkah.Penyebab lainnya adalah karena tingkat pemahaman agama yang tidak seimbang antara suami -istri , tidak jarang pula karena dipicu oleh suami atau istri yang selingkuh , dan lain-lain.
Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah bukan berarti tidak pernah menghadapi masalah. Yang dimaksud adalah keluarga yang bangun atas landasan Islam , dengan suami-istri sama-sama menyadari bahwa mereka menikah adalah untuk ibadah dan untuk menjadi pilar yang mengokohkan perjuangan Islam.Mereka siap menghadapi masalah apapun yang menimpa rumahtangga mereka .Sebab , mereka tahu jalan keluar apa yang harus ditempuh dengan
bimbingan Islam.
Islam telah mengajarkan bahwa manusia bukanlah malaikat yang selalu taat kepada Allah SWT, tidak pula ma’shum (terpelihara dari berbuat maksiat ) seperti halnya Nabi dan Rasul.Manusia adalah hamba Allah yang memiliki peluang untuk melakukan kesalahan dan menjadi tempat berkumpulnya banyak kekurangan . pasangan kita (suami atau istri) pun demikian ;memiliki banyak kekurangan . Krena itu, kadangkala apa yang dilakukan ditampakkan oleh pasangan kita tidak seperti gambaran ideal yang kita harapkan .Dalam kondisi demikian , maka sikap yang harus diamabil
adalah bersabar !
Makna kesabaran yang dimaksudkan adalah kesabaran seorang Mukmin dalam rangka ketaatan kepada Allah ; dalam menjalankan seluruh perintah_Nya ;dalam upaya menjauhi larangan_Nya; serta dalam menghadapi ujian dan cobaan , termasuk pula saat kita dihadapkan pada ‘ kekurangan ‘ pasangan (Suami atau Istri) kita.
Namun demikian, kesabaran dalam menghadapi ‘kekurangan’pasangan kita harus dicermati dulu faktanya.
Pertama : Jika kekurangan itu berkaitan denagn kemaksiatan yang mengindikasikan adanya pelalaian terhadap kewajiban atau justru melanggar larangan Allah SWT.
Dalam hal ini ,wujud kesabaran kita adalah dengan menasihatinya secara makruf serta mengingatkannya untuk tidak melalaikan kewajibannya dan agar segera meninggalkan larangan_Nya .Contoh pada suami :Suami tidak berlaku makruf kepada istrinya , tidak menafkahi istri dan anak-anaknya , enggan melaksanakan shalat fardhu, enggan menuntut ilmu,atau malas-malasan dalam berdakwah .Contoh pada istri : Istri tidak taat pada suami , melalikan pengasuhan anaknya,
melalaikan tugasnya sebagai manajer rumahtangga ( rabb al-bayt) ,sibuk berkarir, atau mengabaikan upaya menuntut ilmu dan aktivitas amar makruf nahi mungkar.
Sabar dalam hal ini tidak cukup dengan berdiam diri saja atau menerima denagn apa yang dilakukan pasanagn kita , tetapi harus ada upaya maksimal menasehatinya dana mendakwahinya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan , kita senantiasa mendo’akan pasangan kita kepada Allah SWT.
Kedua : Jika kekurangan itu berkaitan dengan hal-hal yang mubah maka hendaknya dikomunikasikan secara makruf diantara suami-istri .Contoh :Suami tidak terlalu romantis bahkan cenderung cuwek;miskin akan pujian terhadap istri , padahal sang istri mengharapkan itu; istri kurang pandai menata rumah , walaupun sudah berusaha maksimal tetapi tetap saja kurang estetikanya, sementara sang suami adalah orang yang apik dan rapi ;istri kurang bisa memasak walaupun dia sudah berupaya maksimal menghasilkan yang terbaik; suami ”cara bicarnya” kurang lembut dan cenderung bernada intruksi sehingga kerap menyinggung perasaan istri; istri tidak bisa berdandan untuk suami ,model rambutnya kurang bagus , hasil cucian dan setrikaanya, kurang rapi ;dan sebagainya .dalam hal ini kita dituntut bersabar untuk mengkomunikasikannya , memberikan masukan , serta mencari jalan keluar bersama pasangan kita . jika upaya sudah maksimal tetapi belum juga ada perubahan , maka terimalah itu dengan lapang dada seraya terus mendoakannya kepada Allah SWT.(QS. an-Nisa : 19)
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam bersabda:
Inilah tuntunan Islam yang harus dipahami oleh seorang Mukmin yang ingin ruamhtanggnya diliputi oleh kebahagiaan , cinta kasih , ketentaraman dan langgeng .
Wallahu a’lam bi ash-shawab
Sumber : http://safira.blogdetik.com/2010/05/09/menjadi-sahabat-yang-menyenangkan/#more-108
Teladan Kebajikan yang Syahid di Laut Putih
Ibnu Umar berkata,
Di Quba, dibangun sebuah masjid berdasarkan ketakwaan. Allah berfirman, “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya.” (At-Taubah: 108)
Di lembah yang penuh berkah inilah (Quba), Ummu Haram tinggal dan termasuk sebagai salah seorang penduduknya. Dia memiliki kedudukan mulia di sisi Rasulullah. Banyak riwayat menerangkan bahwa Rasulullah sangat hormat kepadanya dan sering berkunjung ke rumahnya, sekaligus tidur siang di sana. Dan terkadang beliau shalat di sana.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, “Suatu ketika Rasulullah datang kepada kami. Ketika itu tiada orang selain saya, ibuku, dan bibiku (Ummu Haram). Beliau bersabda, “Bangunlah kalian semua. Sungguh aku akan melaksanakan shalat dengan kalian.” Lalu beliau shalat dengan kami. Setelah itu beliau berdoa untuk kami dan ahli bait demi mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.”
Ketika suatu hari Rasulullah berziarah kepada Ummu Haram, dia membuatkan makanan dan menghidangkannya kepada beliau. Ummu Haram duduk seraya memeriksa kepala Rasulullah yang mulia untuk membersihkan kutu darinya, kemudian Rasulullah tertidur. Setelah terbangun, beliau tertawa dan memberikan kabar gembira kepada Ummu Sulaim bahwa dia adalah seorang yang akan mendapatkan syahid. Oleh karena itu dia dipanggil “Asy-Syahidah”. Kelak, prediksi Rasulullah tersebut akan mendapatkan relevansinya.
Ummu Haram termasuk salah seorang shahabiyah yang memiliki jasa besar dalam mendirikan bangunan-bangunan kemuliaan dan merealisasikan amal-amal shalih. Dia adalah suri teladan yang baik dalam berbagai keutamaan.
Ummu Haram telah membangun berbagai bidang kebaikan yang tidak terhitung jumlahnya. Kebajikan yang paling menonjol darinya adalah kecintaan menjadi syahid di jalan Allah, kedermawanan, dan sikap itsar (mengutamakan orang lain). Lebih dari itu, dia juga adalah perawi hadits Nabi yang mulia. Dia meriwayatkan lima buah hadits dari Rasulullah. Para sahabat dan tabiin yang terkenal pun meriwayatkan hadits darinya.
Seperti kebanyakan para sahabat wanita lainnya, Ummu Haram pun memiliki kontribusi yang besar membantu pasukan kaum muslim dalam berbagai peperangan. Ummu Haram selalu menunggu rombongan pasukan perang kaum muslimin agar bisa turut serta dengan mereka. Bahkan dia tak segan untuk bergabung dengan pasukan muslim bertempur memerangi musuh Islam.
Diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan terjadi berbagai penaklukan besar di darat. Khalifah Utsman berpandangan bahwa untuk penyerangan ke Romawi harus bertolak dari Pulau Cyprus, dengan armada laut. Kemudian Khalifah Utsman memutuskan penyerangan itu jadi dilaksanakan. Timbullah pertanyaan, “Bagaimana tentara Islam dapat menyerang Romawi, sedangkan mereka tidak pernah naik kapal laut sebelumnya.”
Untuk mengatasi perkara tersebut, Khalifah Utsman mengadakan musyawarah. Mereka puas dengan penyerangan Cyprus yang tidak direncanakan sebelumnya. Angkatan laut pasukan Islam pun terbentuk setelah musyawarah tersebut. Pada saat itu, Khalifah Utsman mengizinkan Muawiyah bin Abu Sufyan untuk menggunakan kapal laut guna mengadakan serangan ke Cyprus, mereka pun berlayar dari Syam. Kemudian Allah menetapkan kemenangan bagi kaum muslimin, dan Cyprus pun menjadi bagian kekuasaan kaum muslimin.
Dalam peperangan tersebut Ummu Haram masuk ke dalam jajaran para mujahidah. Dia mendapatkan syahid dalam peperangan itu. Dengan demikian, berita gembira yang diterimanya dari Rasulullah menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak lama. Hadits tentang kesyahidannya diriwayatkan enam imam hadits di dalam kitab mereka. Sebagaimana tertulis dalam kitab sirah, biografi, dan thabaqat. At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dengan sanadnya dari Anas bin Malik.
Suatu ketika Rasulullah SAW datang kepada Ummu Haram binti Milhan, lalu dia memberi Rasulullah makanan. Dia duduk seraya mencari kutu dari kepala Rasulullah, sampai beliau tertidur. Kemudian beliau terbangun dan tertawa. Ummu Haram bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Diperlihatkan kepadaku rombongan manusia dari umatku. Mereka berlayar untuk berperang di jalan Allah. Mereka laksana para raja yang sedang bergembira. Aku (Ummu Haram) berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan diriku bagian dari mereka.” Rasulullah pun berdoa untuknya, lalu meletakkan kepalanya dan tertidur kembali. Beliau terbangun dan kembali tertawa.
Ummu Haram berkata, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Diperlihatkan kepadaku rombongan manusia dari umatku. Mereka berlayar untuk berperang di jalan Allah. Mereka laksana para raja yang sedang bergembira.” Ummu Haram bertanya, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan diriku bagian dari mereka.”
Rasulullah bersabda kepadanya, “Engkau termasuk golongan awwalun, orang-orang yang terdahulu.” Anas menceritakan, “Dikatakan bahwa pada zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, Ummu Haram ikut berlayar. Ketika mendarat, Ummu Haram diserang binatang tunggangannya hingga wafat.”
Demikianlah, mimpinya tentang kesyahidan telah menjadi kenyataan. Ummu Haram termasuk salah seorang mujahidah pertama dalam Islam yang ikut penyerbuan di Laut Putih. Dia menjemput kesyahidan di jalan Allah setelah pertempuran di laut itu. Sungguh indah ketika Abu Na’im menyebutkan tentang Ummu Haram, dia berkata, “Manusia paling mulia. Syahidah di pertempuran laut. Perindu surga. Dialah Ummu Haram.”
Ummu Haram syahid pada tahun 27 Hijriah dan dimakamkan di Cyprus. Hisyam Al-Ghaz menyebutkan, “Makam Ummu Haram binti Milhan berada di Cyprus. Orang-orang mengatakan bahwa ini adalah makam wanita shalihah.” Semoga Allah ridha kepada Ummu Haram binti Milhan dan menjadikannya bersama orang-orang terdahulu di dalam Surga Firdaus.
Sumber : http://shaffiyah.wordpress.com/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Seringkali kita mendoakan pasangan baru agar menjadi keluarga ‘Sakinah, Mawadah wa Rahmah’ (SAMARA. Dan bukan tidak mungkin anda kelak akan menerima ucapan yg sama pada pernikahan anda2 nanti. Kata ini sepertinya sudah begitu mendarah daging tapi tidak semua dari kita mengerti konsep keluarga SAMARA itu.
Konsep keluarga sakinah, mawadah dan warahmah adalah konsep yang umum, menurut pemikiran saya. Semua pernikahan dalam agama tentu menginginkan umatnya kelak merasa sakinah, mawadah dan rahmah setelah menikah. Tapi konsep SAMARA Islami adalah konsep Islam yg dijewantahkan dalam bentuk2 Ke’Sakinah’an, Ke ’Mawadah’an dan Ke’Rahmah’an sesuai dengan tuntutan Islam yang melibatkan satu tambahan komponen stakeholder yg Akbar, yaitu -hanya mengharapkan Ridho- Allah SWT.
Definisi sakinah lebih sulit dicari referensinya bagi orang umum dibandingkan definisi Mawadah dan Rahmah. Dalam surat Ar-Ruum:21, kita dapat mengambil definisi Mawadah dan rahmah secara gamblang. ‘Muaddah’ diartikan kasih (love) dan ‘Rahmah’ dapat diartikan cinta (mercy). Namun jika mencari didalam kamus sakinah dapat diartikan tenang/tentram. Sehingga arti SAMARA menjadi …’Sakinah artinya tenang/tentram, mawaddah artinya bahagia, sedangkan rahmah artinya mendapat rahmah/cinta’ (quoted from Zainal M).
Bagi saya pribadi, keluarga SAMARA Islami adalah keluarga yang saling mengerti hak dan kewajiban masing2 dan juga bersama. Mampu saling mengerti bahwa kita berasal dari didikan yg berbeda, orang tua yang berbeda dan mempunyai pandangan berbeda. Dengan adik kandung kita saja kita mungkin bertengkar, apalagi pribadi kita dgn istri kita. Berharap kita saling mencintai karena Allah dan diakhiri dgn harapan mendapatnya berkah dari usaha2 kita mencintai sesama krn Allah tersebut.
Apa saja kewajiban suami dan Istri dan juga kewajiban bersama…..silahkan mencari lengkapnya di text book2 lain. Yang akan dibahas detail disini adalah bagian2 yang berasal dari pemikiran saya.
Kewajiban Suami
1. Mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya
Sebelum menulis ini, saya mendapat jatah presentasi di United Nations University, Tokyo. Pada kesempatan itu saya menjabarkan 5 basic services yg harus dimiliki oleh setiap individu dimuka bumi ini. Public harus bertanggung jawab menyediakan 5 kebutuhan dasar itu kepada orang yang lemah.
Begitupun suami, suami mempunyai tugas yang mulia untuk memberi pendidikan, kesehatan dan juga hiburan kepada Istri dan anak-anaknya. Faktor management waktu disini adalah element penting sebagai penghubung kesuksesan berbisnis dan juga membagi kebahagian keluarga.,
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (Qs. at-Tahriim: 6).
2. Kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga.
"Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka." (Qs. an-Nisaa’: 34).
3. Menggauli Istri
Menggauli istri bukannya seenake dewe. Wanita adalah mahluk lemah yang justru telah dilindungi oleh agama dengan sederet ketentuannya. Jadi jika istri sudah mengikuti perintah syar’i, maka wajiblah kita menghormatinya dan bukan menyusah2kannya. (lihat surat An Nisa:34)
(diambil dari referensi lain)
Kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman;
“Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak.” (An Nisa’: 19)
"Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya." [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].
Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“
Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.
Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.
Kewajiban Istri
Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya.
Tugas ini sepertinya mempunyai makna lain ditelinga orang pro liberal dan prularisme. Mereka melihat adanya ’pengungkungan’ hak! (berbicara definisi hak akan menjadi panjang) tp kita mampu menyangkal argumen tersebut dgn langsung melompat kepada masalah (tentunya akan ada bolong2nya). Istri yg taat kepada suami seakan dilihat terlalu simple krn harus bekerja didalam rumah saja, tdk ada peluang berkarier.
Kewajiban seorang istri harusnya dapat dilihat pentingnya peran istri untuk mencetak generasi2 dakwah yg pekerja keras dan terjaga. Hal ini tentunya tidak mungkin dikerjakan jika istri ga bisa nyalain komputer, ga bisa ngedownload alias gaptek. Isteri sekarang harus dipersiapkan untuk dapat mememenuhi kebutuhan otak anaknya (layaknya produsen kepada konsumen). Klo anaknya laki2 yah istri harus tahu nyambung kabel listrik, mompa sepeda, membuat pesawat dll, klo anak wanita yah harus bisa masak, jahit dll. Dari sini baru kita melihat pentingnya peran wanita cerdas dalam Islam.
Kewajiban bersama
1. Menciptakan lingkungan Islami.
Jangan diartikan sederhana pernyataan ini dgn sekedar menyewa guru ngaji, shalat berjamaah, mengucap salam dll. Namun harus lebih dari itu!!! Konsep tata ruang Islami juga harus dijadikan dasar menciptakan lingkungan Islami. Tata ruang tempat tidur, design kamar mandi, lokasi mushola, tempat wudhu harus dipersiapkan dgn baik, walapun disatu sisi kita menyukai konsep rumah modern.
Jadikanlah konsep keluarga sama seperti konsep kota. Dimana ada kehakiman untuk mengajarkan keadilan, sekolah/madrasah untuk belajar ilmu islam, Rumah sakit mengobati kerinduan hati, pemadam kebakaran atas persoalan diluar rumah, mesjid untuk belajar agama, pabrik untuk mencetak generasi dakwah, dan pasar untuk menambah nafkah dan mencetak jiwa entrepreneurship.
2. Saling menyediakan waktu bersama
Kewajiban lainnya adalah dituntutnya suatu waktu bersama yg tidak mungkin terjadi jika salah satu sibuk, salah asti tidak berada didekat lainnya. Jadi faktor waktu juga adalah kewajiban bersama untuk dapat saling dibicarakan.
Kadang2 ini sepele, kadang2 suami hanya menanggapi sederhana dgn menjawab…’yah waktu saya libur atau liburan’, namun banyak kesempatan waktu itu akhirnya digunakan untuk beristirahat dan ’beristrirahat’.
Mudah-mudahan bermanfaat dan jika ada kesalahan maka datangnya dari saya pribadi dan mohon dikoreksi.
Wassalam,
Sumber : ????
Menjadi Sahabat Yang Menyenangkan
Secara fitrah, menikah akan memberikan ketenangan (ithmi’nam/thuma’ninah) bagi setiap manusia,asalkan pernikahannya di lakukan sesuai dengan aturan Allah SWT,Zat yang mencurahkan cinta dan kasih-sayang kepada manusia.
Hampir setiap Mukmin pasti mempunyai harapan yang sama tentang keluarga , yaitu ingin bahagi ; (Sakinah Mawaddah Warahmah). Namun ,sebagian orang menganggap bahwa menciptakan keluraga yang sakinah mawaddah warahmah serta langgeng adalah hal yang tidak gampang. Fakta-fakta buruk kehidupan rumahtangga yang terjadi dimasyarakat seolah makin mengokohkan asumsi sulitnya menjalani kehidupan rumahtangga. Bahkan tidak jarang, sebagian orang menjadi enggan menikah atau menunda-nunda.
Menikahlah, Karena Itu Ibadah
Sesungguhnya menikah itu bukanlah sesuatu yang menakutkan ,hanya memerlukan perhitungan cermat dan persiapan matang saja, agar tidak menimbulkan penyesalan .Sebagai risalah yang syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) ,Islam telah memberikan tuntunan.
tentang tujuan pernikahan yang harus difahami oleh kamum Muslim.Tujuannya adalah agar pernikahan itu berkah dan bernilai ibadah serta benar-benar memberikan ketenagan bagi suami-istri Dengan itu akan terwujud keluarga yang bahagi dan langgeng .Hal ini bisa diraih jika pernikahan itu dibangun atas dasar pemahaman Islam yang benar.
Menikah hendaknya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, melanjutkan keturunan, dan menjaga kehormatan.Menikah juga hendaknya ditujukan sebagai sarana dakwah, meneguhkan iman ,dan menjaga kehormatan .Pernikahan merupakan sarana dakwah suami terhadap istri atau sebaliknya ,juga dakwah terhadap keluarga keduanya ,karena pernikahan berarti pula mentautkan hubungan dua keluarga .Dengan begitu ,jaringan persaudaraan dan kekerabatan pun semakin luas.
Ini berarti ,sarana dakwah juga bertambah .Pada skala yang lebih luas,pernikahan islami yang sukses tentu akan menjadi pilar penopang dan pengokoh perjuangn dakwah Islam ,sekaligus tempat berseminya kader-kader perjuangan dakwah masa yang akan datang.
Inilah tujuan pernikahan yang seharusnya menjadi pijakan setiap Muslim saat akan menikah. Karena itu, siapa pun yang akan menikah hendaknya betul-betul mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk meraih tujuan pernikahan seperti yang telah digariskan Islam .Setidaknya ,setiap Muslim , laki-laki dan perempuan , harus memahami konsep-konsep pernikahan islami seperti ;aturan Islam tentang posisi dan peran suami dan istri dalam keluarga , hak dan kewajiban suami istri, pengasuhan anak , serta kewajiban orang tua dan anak-anak ; hukum seputar kehamilan , nasab, penyusuan, pengasuhan anak ,serta pendidikan anak dalam islam ;ketentuan islam tentang peran Muslimah sebagai istri ,ibu,dan manajer rumahtangga, juga peranannya sebagai bagian dari umat Islam secara keseluruhan ,serta bagaiman jika kewajiban -kewajiban itu berbenturan pada saat yang sama ;hukum sekitar nafkah ,waris ,talak( cerai) ,rujuk,gugat cerai ,hubungan denagn orangtua dan mertua ,dan sebagainya .Semua itu membutuhkan penguasaan hukum-hukum Islam secara menyeluruh oleh pasangan yang akan menikah .Artinya ,menikah itu harus didasarkan pada Ilmu.
Jadilah Sahabat Yang Menyenangkan
Pernikahan pada dasarnya merupakan akad antara laki-laki dan perempuan untuk membangun rumahtangga sebagai suami-istri sesuai denagn ketentuan Islam .Sesungguhnya kehidupan rumahtangga dalam Islam adalh kehidupan persahabatan .Suami adalah sahabt karib bagi istrinya, begitulah pula sebaliknya.
Keduanya benar-benar seperti dua sahabat karib yang siap berbagi suka dan duka bersama dalam menjalani kehidupan pernikahan mereka demi meraih tujuan yang diridhai Allah SWT. Istri bukanlah sekedar patner kerja bagi suami , apalagi bawahan atau pegawai yang bekerja pada suami .Istri adalah sahabat , belahan jiwa , dan tempat curahan hati suaminya.
Islam telah menjadikan Istri sebagai tempat yang penuh ketenteraman bagi suaminya. Allah SWT. berfirman,
"Di antara tanda-tanda kekuasaan_Nya ialah Dia ciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung merasa tenteram kepadanya." (QS.ar-Rum:21)
Maka dari itu , sudah selayaknya suami akan merasa tenteram dan damai jika ada disisi istrinya, demikian pula sebaliknya .Suami akan selalu cenderung dan ingin beredekatan dengan istrinya . Di sisi istrinya ,suami akan selalu mendapat semangat baru untuk terus menapaki jalan dakwah, demikian pula sebaliknya .Keduanya akan saling tertarik dan cenderung kepada pasangannya, bukan saling menjauh .Keduanya akan saling menasehati , bukan mencela ;saling menguatkan bukan melemahkan ;saling membantu, bukab bersaing.
Keduanya pun selalu siap berproses bersama meningkatkan kualitas ketaqwaannya demi meraih kemuliaan disisi_Nya .Mereka berdua berharap ,Allah SWT.berkenan mengumpulkan keduanya didalam Syurga kelak .Ini berarti ,tabiat asli kehidupan rumahtangga dalam Islam adalah ithmi’nan/tuma’ninah (ketenangan dan ketenteraman) .Walhasil ,kehidupan
pernikahan yang ideal adalah terjadinya kehidupan persahabatan antara suami dan istri yang mampu memberikan ketenangan dan ketentraman bagi keduanya.
Untuk menjamin teraihnya ketenangan dan ketentraman terse4but ,Islam telah menerapkan serangkian aturan tentang hak dan kewajiban suami-istri .Jika seluruh hak dan kewajiban itu dijalankan secara benar, terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah suatu keniscayaan.
Bersabar Atas Kekurangan Pasangan
Kerapa terjadi, kenyataan hidup tak seindah harapan.Begitu pula dengan kehidupan rumahtangga, tidak selamnya berlangsung tenang .Adakalanya kehidupan suami-istri itu dihadapkan pada berbagai problem baik kecil ataupun besar, yang bisa mengusik ketenangan keluarga.Penyebabnya sangat beragam ;bisa karena kurangnya komunikasi antara suami-istri , suami kurang makruf terhadap istri, atau suami kurang perhatian kepada istri dan anak-anak ;istri yang kurang pandai dan kurang kreatif menjalankan fungsinya sebagai , ibu dan manajer rumahtangga ; karena adanya kesalahanfahaman dengan mertua;atau suami yang ‘kurang serius’ atau ‘kurang ulet’ mencari nafkah.Penyebab lainnya adalah karena tingkat pemahaman agama yang tidak seimbang antara suami -istri , tidak jarang pula karena dipicu oleh suami atau istri yang selingkuh , dan lain-lain.
Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah bukan berarti tidak pernah menghadapi masalah. Yang dimaksud adalah keluarga yang bangun atas landasan Islam , dengan suami-istri sama-sama menyadari bahwa mereka menikah adalah untuk ibadah dan untuk menjadi pilar yang mengokohkan perjuangan Islam.Mereka siap menghadapi masalah apapun yang menimpa rumahtangga mereka .Sebab , mereka tahu jalan keluar apa yang harus ditempuh dengan
bimbingan Islam.
Islam telah mengajarkan bahwa manusia bukanlah malaikat yang selalu taat kepada Allah SWT, tidak pula ma’shum (terpelihara dari berbuat maksiat ) seperti halnya Nabi dan Rasul.Manusia adalah hamba Allah yang memiliki peluang untuk melakukan kesalahan dan menjadi tempat berkumpulnya banyak kekurangan . pasangan kita (suami atau istri) pun demikian ;memiliki banyak kekurangan . Krena itu, kadangkala apa yang dilakukan ditampakkan oleh pasangan kita tidak seperti gambaran ideal yang kita harapkan .Dalam kondisi demikian , maka sikap yang harus diamabil
adalah bersabar !
"Sabar adalah salah satu penampakan akhlak yang mulia,yaitu wujud ketaatan hamba terhadap perintah dan larangan Allah SWT. Sabar adalah bagian hukum syariat yang diperintahkan oleh Islam." (Lihat QS.al-Baqarah:153, QS.az-Zumar :10)
Makna kesabaran yang dimaksudkan adalah kesabaran seorang Mukmin dalam rangka ketaatan kepada Allah ; dalam menjalankan seluruh perintah_Nya ;dalam upaya menjauhi larangan_Nya; serta dalam menghadapi ujian dan cobaan , termasuk pula saat kita dihadapkan pada ‘ kekurangan ‘ pasangan (Suami atau Istri) kita.
Namun demikian, kesabaran dalam menghadapi ‘kekurangan’pasangan kita harus dicermati dulu faktanya.
Pertama : Jika kekurangan itu berkaitan denagn kemaksiatan yang mengindikasikan adanya pelalaian terhadap kewajiban atau justru melanggar larangan Allah SWT.
Dalam hal ini ,wujud kesabaran kita adalah dengan menasihatinya secara makruf serta mengingatkannya untuk tidak melalaikan kewajibannya dan agar segera meninggalkan larangan_Nya .Contoh pada suami :Suami tidak berlaku makruf kepada istrinya , tidak menafkahi istri dan anak-anaknya , enggan melaksanakan shalat fardhu, enggan menuntut ilmu,atau malas-malasan dalam berdakwah .Contoh pada istri : Istri tidak taat pada suami , melalikan pengasuhan anaknya,
melalaikan tugasnya sebagai manajer rumahtangga ( rabb al-bayt) ,sibuk berkarir, atau mengabaikan upaya menuntut ilmu dan aktivitas amar makruf nahi mungkar.
Sabar dalam hal ini tidak cukup dengan berdiam diri saja atau menerima denagn apa yang dilakukan pasanagn kita , tetapi harus ada upaya maksimal menasehatinya dana mendakwahinya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan , kita senantiasa mendo’akan pasangan kita kepada Allah SWT.
Kedua : Jika kekurangan itu berkaitan dengan hal-hal yang mubah maka hendaknya dikomunikasikan secara makruf diantara suami-istri .Contoh :Suami tidak terlalu romantis bahkan cenderung cuwek;miskin akan pujian terhadap istri , padahal sang istri mengharapkan itu; istri kurang pandai menata rumah , walaupun sudah berusaha maksimal tetapi tetap saja kurang estetikanya, sementara sang suami adalah orang yang apik dan rapi ;istri kurang bisa memasak walaupun dia sudah berupaya maksimal menghasilkan yang terbaik; suami ”cara bicarnya” kurang lembut dan cenderung bernada intruksi sehingga kerap menyinggung perasaan istri; istri tidak bisa berdandan untuk suami ,model rambutnya kurang bagus , hasil cucian dan setrikaanya, kurang rapi ;dan sebagainya .dalam hal ini kita dituntut bersabar untuk mengkomunikasikannya , memberikan masukan , serta mencari jalan keluar bersama pasangan kita . jika upaya sudah maksimal tetapi belum juga ada perubahan , maka terimalah itu dengan lapang dada seraya terus mendoakannya kepada Allah SWT.(QS. an-Nisa : 19)
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam bersabda:
"Janganlah seorang suami membenci istrinya , Jika dia tidak menyukai satu perangainya maka dia akan menyenangi perangainya yang lain." ( HR.Muslim)
Inilah tuntunan Islam yang harus dipahami oleh seorang Mukmin yang ingin ruamhtanggnya diliputi oleh kebahagiaan , cinta kasih , ketentaraman dan langgeng .
Wallahu a’lam bi ash-shawab
Sumber : http://safira.blogdetik.com/2010/05/09/menjadi-sahabat-yang-menyenangkan/#more-108
Teladan Kebajikan yang Syahid di Laut Putih
Keluarga Milhan Al-Anshari tergolong keluarga para sahabat mulia yang beruntung mereguk manisnya keimanan. Di dalam hati mereka bersemi rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka beruntung menyantap hidangan Islam dan hidup bahagia. Dengan izin Allah, mereka akan mendapatkan balasan yang baik di akhirat. Mereka tergolong orang-orang yang terdahulu masuk Islam. Di antara mereka yang beruntung mendapatkan keridhaan Allah adalah Ummu Haram binti Milhan bin Khalid Al-Anshariyyah An-Najjariyyah. Dia adalah bibi seorang sahabat mulia, yaitu Anas bin Malik, dan istri seorang sahabat bernama Ubbadah bin Ash-Shamit.
Ibnu Umar berkata,
“Rasulullah SAW datang di Masjid Quba dengan berkendaraan atau berjalan kaki, lalu mengerjakan shalat dua rekaat.” (HR. Muslim)
Di Quba, dibangun sebuah masjid berdasarkan ketakwaan. Allah berfirman, “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya.” (At-Taubah: 108)
Di lembah yang penuh berkah inilah (Quba), Ummu Haram tinggal dan termasuk sebagai salah seorang penduduknya. Dia memiliki kedudukan mulia di sisi Rasulullah. Banyak riwayat menerangkan bahwa Rasulullah sangat hormat kepadanya dan sering berkunjung ke rumahnya, sekaligus tidur siang di sana. Dan terkadang beliau shalat di sana.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, “Suatu ketika Rasulullah datang kepada kami. Ketika itu tiada orang selain saya, ibuku, dan bibiku (Ummu Haram). Beliau bersabda, “Bangunlah kalian semua. Sungguh aku akan melaksanakan shalat dengan kalian.” Lalu beliau shalat dengan kami. Setelah itu beliau berdoa untuk kami dan ahli bait demi mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.”
Ketika suatu hari Rasulullah berziarah kepada Ummu Haram, dia membuatkan makanan dan menghidangkannya kepada beliau. Ummu Haram duduk seraya memeriksa kepala Rasulullah yang mulia untuk membersihkan kutu darinya, kemudian Rasulullah tertidur. Setelah terbangun, beliau tertawa dan memberikan kabar gembira kepada Ummu Sulaim bahwa dia adalah seorang yang akan mendapatkan syahid. Oleh karena itu dia dipanggil “Asy-Syahidah”. Kelak, prediksi Rasulullah tersebut akan mendapatkan relevansinya.
Ummu Haram termasuk salah seorang shahabiyah yang memiliki jasa besar dalam mendirikan bangunan-bangunan kemuliaan dan merealisasikan amal-amal shalih. Dia adalah suri teladan yang baik dalam berbagai keutamaan.
…Ummu Haram telah membangun berbagai bidang kebaikan yang tidak terhitung jumlahnya. Kebajikan yang paling menonjol darinya adalah kecintaan menjadi syahid di jalan Allah, kedermawanan, dan sikap itsar…
Ummu Haram telah membangun berbagai bidang kebaikan yang tidak terhitung jumlahnya. Kebajikan yang paling menonjol darinya adalah kecintaan menjadi syahid di jalan Allah, kedermawanan, dan sikap itsar (mengutamakan orang lain). Lebih dari itu, dia juga adalah perawi hadits Nabi yang mulia. Dia meriwayatkan lima buah hadits dari Rasulullah. Para sahabat dan tabiin yang terkenal pun meriwayatkan hadits darinya.
Seperti kebanyakan para sahabat wanita lainnya, Ummu Haram pun memiliki kontribusi yang besar membantu pasukan kaum muslim dalam berbagai peperangan. Ummu Haram selalu menunggu rombongan pasukan perang kaum muslimin agar bisa turut serta dengan mereka. Bahkan dia tak segan untuk bergabung dengan pasukan muslim bertempur memerangi musuh Islam.
Diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan terjadi berbagai penaklukan besar di darat. Khalifah Utsman berpandangan bahwa untuk penyerangan ke Romawi harus bertolak dari Pulau Cyprus, dengan armada laut. Kemudian Khalifah Utsman memutuskan penyerangan itu jadi dilaksanakan. Timbullah pertanyaan, “Bagaimana tentara Islam dapat menyerang Romawi, sedangkan mereka tidak pernah naik kapal laut sebelumnya.”
Untuk mengatasi perkara tersebut, Khalifah Utsman mengadakan musyawarah. Mereka puas dengan penyerangan Cyprus yang tidak direncanakan sebelumnya. Angkatan laut pasukan Islam pun terbentuk setelah musyawarah tersebut. Pada saat itu, Khalifah Utsman mengizinkan Muawiyah bin Abu Sufyan untuk menggunakan kapal laut guna mengadakan serangan ke Cyprus, mereka pun berlayar dari Syam. Kemudian Allah menetapkan kemenangan bagi kaum muslimin, dan Cyprus pun menjadi bagian kekuasaan kaum muslimin.
Dalam peperangan tersebut Ummu Haram masuk ke dalam jajaran para mujahidah. Dia mendapatkan syahid dalam peperangan itu. Dengan demikian, berita gembira yang diterimanya dari Rasulullah menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak lama. Hadits tentang kesyahidannya diriwayatkan enam imam hadits di dalam kitab mereka. Sebagaimana tertulis dalam kitab sirah, biografi, dan thabaqat. At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dengan sanadnya dari Anas bin Malik.
Suatu ketika Rasulullah SAW datang kepada Ummu Haram binti Milhan, lalu dia memberi Rasulullah makanan. Dia duduk seraya mencari kutu dari kepala Rasulullah, sampai beliau tertidur. Kemudian beliau terbangun dan tertawa. Ummu Haram bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Diperlihatkan kepadaku rombongan manusia dari umatku. Mereka berlayar untuk berperang di jalan Allah. Mereka laksana para raja yang sedang bergembira. Aku (Ummu Haram) berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan diriku bagian dari mereka.” Rasulullah pun berdoa untuknya, lalu meletakkan kepalanya dan tertidur kembali. Beliau terbangun dan kembali tertawa.
Ummu Haram berkata, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Diperlihatkan kepadaku rombongan manusia dari umatku. Mereka berlayar untuk berperang di jalan Allah. Mereka laksana para raja yang sedang bergembira.” Ummu Haram bertanya, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan diriku bagian dari mereka.”
Rasulullah bersabda kepadanya, “Engkau termasuk golongan awwalun, orang-orang yang terdahulu.” Anas menceritakan, “Dikatakan bahwa pada zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, Ummu Haram ikut berlayar. Ketika mendarat, Ummu Haram diserang binatang tunggangannya hingga wafat.”
…mimpinya tentang kesyahidan telah menjadi kenyataan. Ummu Haram termasuk salah seorang mujahidah pertama dalam Islam yang ikut penyerbuan di Laut Putih…
Demikianlah, mimpinya tentang kesyahidan telah menjadi kenyataan. Ummu Haram termasuk salah seorang mujahidah pertama dalam Islam yang ikut penyerbuan di Laut Putih. Dia menjemput kesyahidan di jalan Allah setelah pertempuran di laut itu. Sungguh indah ketika Abu Na’im menyebutkan tentang Ummu Haram, dia berkata, “Manusia paling mulia. Syahidah di pertempuran laut. Perindu surga. Dialah Ummu Haram.”
Ummu Haram syahid pada tahun 27 Hijriah dan dimakamkan di Cyprus. Hisyam Al-Ghaz menyebutkan, “Makam Ummu Haram binti Milhan berada di Cyprus. Orang-orang mengatakan bahwa ini adalah makam wanita shalihah.” Semoga Allah ridha kepada Ummu Haram binti Milhan dan menjadikannya bersama orang-orang terdahulu di dalam Surga Firdaus.
Sumber : http://shaffiyah.wordpress.com/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar